SENJA#5

436 34 7
                                    

...

"Tri dipanggil sama guru kesiswaan tuh buat ambil hasil test IQ" ucap Putri teman kelasku saat ku diam di depan kelas

"Ohh okey gue ambil sekarang. ca anter yuk" ajakku pada ica

"Ayoo tapi tar anter gue jajan"

"siap tar gue anter"

Kami berdua bergegas menuruti perintah dari guru kesiswaan tanpa ada basa basi yang kami berikan. guru kesiswaanku kali ini tidak seseram guru kesiswaan waktu di SMP. Ruangan kelas dengan ruang guru jaraknya lumayan jauh kini kami harus berjalan menuruni tangga penuh dengan orang yang akan membeli makanan ke kantin atas karena bel surga yang menandakan istirahat telah bersuara

"Degdegdeg" suara hatiku berbunyi

Aku lihat Senja akan naik ke lantai atas berarti kemungkinan akan berpapasan denganku secara perlahan ntah ini takdir untuk di pertemukan atau kebetulan saja. Ku cubit tangan ica sebagai kode agar dia bisa melihat Senja. Icapun merasakan kode yang ku berikan.

Dia berjalan nunduk seperti orang sedang mencari logam yang jatuh di lantai dan kaki yang terus menaiki satu persatu tangga itu. Tak ku sangka secara tiba tiba dia melihat pada arah wajahku yang emang begonya aku sedang memerhatikan dan menatap wajahnya, ntah kenapa bibir ini langsung memberi senyuman yang ntah manis atau tidak itu bukan urusanku.

"Kemana?" Tanya Senja kepadaku secara diam diam

"Mmmm aku mau ke ruang guru" jawabku gugup

"Yaudah hati hati keseleo tangganya licin."

Aku cengo mendengarnya oh tuhan kali ini aku dengar lagi suara Senja yang membuat telingaku nyaman. Walaupun hanya 2 kalimat tapi ini keberuntungan bagiku

Aku terus melanjutkan langkah kaki ku dengan hati yang gakaruan melihat Senja yang mulai hilang di pandangan. Ku masuki ruangan guru dan membawa hasil IQ dari tangan guru kesiswaan.

HORE IQ TRIANA MENJURUS PADA JURUSAN IPA AYAH DAN BUNDA PASTI BANGGA

...

Ku simpan hasil IQ yang tadi ku peluk sepanjang jalan menuju kelas. Dengan amplop yang begitu banyak karena untuk di bagikan pada setiap siswa dan siswi di kelasku.

"Line..."

Suara handphoneku berbunyi kembali secara tiba tiba. Langsung ku ambil secara cepat dari saku rokku karena ku yakin pasti dari Senja.

Senja : "tadi ketemu kenapa kemarin ga ketemu? Hahaha"

Ku lihat dengan detail dan ku baca line itu berulang ulang hingga sadar. Senja ternyata kamu masih simpen line aku, aku kira udah di block. Ku bls chat dari Senja namun kali ini aku tak jual mahal karena takut merasa kehilangan lagi huhu...

Aku terus tersenyum saat melihat layar handphoneku sungguh ini mengganggu konsentrasiku saat di sekolah. Tapi mungkin ini justru hal yang paling ku tunggu yaitu Senja kembali chat denganku.
...

Ku lewati podium sekolah dengan santai menikmati setiap langkah yang ku berikan. Bersama teman teman yang selalu mengawasiku dari belakang. Ku rasa murid sekolah sudah mulai menghilang meninggalkan sekolah.

"Tri..." Seorang cowo mencolek pundakku

"Yaaa?" Ku toleh seseorng yang ada di belakangku

"Mau gue anterin ga? Sekalian gue mau pulang sekarang" ternyata dia adalah Iryas

"Ehh lo gue kira siapa, ngga deh kyanya gue bareng temen temen aja"

"Tar malem mau kemana?"

"Ga tau belum tauu ga liat jadwal"

"Kalo bisa tar gue ajak makan ya malem"

"Gimana nanti ajaa yaa, gue duluan yas"

Ku lanjutkan langkah kakiku dengan cepat karena tak mau lihat muka Iryas terlalu lama dan menatap iryas terlalu dalam, bukannya apa apa tapi takut gagal move on..

...

Pukul 18.25 Aku diam di rumah Ica dengan sengaja, karena aku butuh penghibur tak ingin diam di rumah saja setiap hari. Kali ini adalah Sabtu malam, aku di temani dengan handphone yang penuh dengan pesan dari Senja tak terlewatkan dari Iryas yang sekarang muncul kembali. Rasanya malam ini tak kesepian seperti para jomblo jomblo yang ngenes. Ku balas chat mereka dengan adil namun ku utamakan selalu chat dari Senja.

Ntah apa mau Iryas aku tak tau, dia terus memberi kode cinta padaku namun aku pura pura tidak conect pada kode itu melainkan seperti orang bego. Aku malah tidak pernah berharap dia ada lagi di hidupku karena dia telah menyakitkan hati yang aku miliki eaa...

Dua duanya memberi tawaran untuk kencan malam ini namun aku pikir tidak siap dan pasti tidak mau lagian aku sedang ada di rumah Ica menemani Ica yang memang sendirian karena Triani pasti sedang berkencan dengan Arta, belum waktunya aku berkencan dengan 2 orang itu, maafkan aku para cowo cowoku.
...

Suara telpon lineku berbunyi, hati ku berdegup kencang tak biasanya handphone ini berdering ada yang memanggil. Kini ku angkat telpon ku.

"Hallo?" Suara Senja yang serak serak becek ada dalam handphone.

"Iyaaa?"

"Dimana? Gue lagi di BIP sama temen temen"

"Hmmm lagi di rumah Ica Sen"

"Rumah Ica dimana? Kalo mau makanan tar gue kirim kalo pulang, bentar lagi gue pulang"

"Di perumahan arcamanik deket lapang pacuan kuda, ehh ga usah ga laper ko"

"Tar gue chat lagi yah" pamit dan ucapan terakhir.

Gue tersenyum saat telpon Senja di matikan, aku baru saja kenal dan dia telah bersikap seperti itu. Ya tuhan masih ada cowo seperti dia mudah mudahan ga kaya cowo cowo lain yang menyakitkan seperti dulu.
...

Ku peluk guling punya ica dengan memakai selimut yang menghangatkan badan, hangatnya lebih dari pelukan seorang cowo.

Melewati jam jam yang kosong dengan berbincang bincang, tertawa dan saling bercerita satu sama lain, mungkin Ica telah punya kekasih beda denganku yang masih sendiri tapi sebentar gue ga akan kalah ko.....

Senja :
"P"
"P"
"P"
"Tri gue depan perumahan nya Ica, lo dimana?"
"Cepetan gue dingin keujanan"
"Harus minta ijin dulu ke satpam ya?"

Saat mataku terlelap mau menuju tidur kini terbangun lagi karena suara line yang begitu banyak, mataku langsung terbuka lebar mungkin Ica yang berada di sampingku bisa merasakan betapa terkejutnya aku melihat pesan itu.

Triana : "Ehh serius lo di depan perumahan?"

Senja : "serius ya elah cepetan"

Triana : "okey tunggu sebentarr"

Ku bereskan rambut dan jaket yang sedang ku pakai, sedikit ku bereskan pakainku agar terlihat sedikit menarik. Ku buka pintu secara perlahan, ku lihat Senja sedang duduk di motor sepertinya sambil menunggu aku memanggil.

"Hey" ucapku padanyaa

"Nah adaa anaknya bentar gue puter balik dulu"
"Mau pulang sama siapa?"

"Di anterin Ica nanti kayanya, lo mauu kemana?" Tanyaku pada Senja

"Ga kemana mana, gue pulang yaa"

"Jehh kenapa bentar"

"Ngga gue mau liat muka lo aja abisnya gue kangen hehe"
"Gue pulang yaa lo jangan pulang kemaleman"

Tak sempat ku jawab pembicaraan dari Senja, Senja langsung menarik gasnya meninggalkan rumah Ica. Kata katanya yang membuat hatiku berhenti berdegup.

....

Back In LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang