SENJA#10

294 33 5
                                    

...
Memilah memilih makanan adalah kegiatan yang paling aku suka, jajan adalah salah satu kegiatan yang tertulis di daftar hobiku.

"Cewee" seorang cowo mengeluarkan suara, tepat di belakangku

Ku tolehkan kepala ini pada sumber suara yang baru saja datang. Teman temanku mungkin sudah tau siapa dia dari awal namun aku tidak, karena tak bisa melihatnya

"Anjirr kirain setan" ucapku padanya dengan senyuman yang terpaksa menurutku

"Jahat banget gila. Jajan ga pernah ngajak lu" Senja mengucapkan balasannya

"Ahh lo aja yang ga pernah mau ikut"

"Kalo gue di ajak gue pasti mau ikut kapanpun juga. Di jam pelajaran juga ayo lah" senyumannyaa menemani dia berbicara dengan nada menggoda

"Gue mau beli minum doang, lu mau ngpain?" Tanyaku padanya

"Gue laper pengen makan, temanin gue makan yaa?" Permintaan dia kini ku dengar, jujur rasanya aneh jiga menjawab iya tapi mungkin ini kesempatan aku buat mendekat dalam dengannya agar tau sifat dia sebenarnya.

"Hmm gue tunggu di bangku pojok"

Ku lihat teman teman Senja mulai berdatangan dengan sendirinya ada hampir 5 orang yang menghampiriku bukan menghampiri senja, mungkin mereka sudah tau keberadaan ku dan Ica di sana untuk menemani Senja makan.

"Weleh udah makan bareng nih. Gue boleh join?" Ucap teman sekelasnya yang mungkin aku belum tau namanya

"Tanya Senja aja gue cuma menenin dia makan" jawabku disertai dengan sedikit tawaan

"Sen gue mau gabung ya?"

"Okey boleh boleh duduk aja" jawab Senja yang sedang memesan makanan

Ku tunggu Senja hingga duduk di hadapanku membawa semangkuk makan, ku lihat dia berjalan hingga sampai pada tempat duduknya. Terlihat tak ada beban dalam hidupnya makan di hadapanku saja masih tetap bisa bercanda dengan teman temannya, tak takut keselek hanya demi kebahagiaan

"Sen sen sttt sama dia nih sekarang? Anjirrr gaya lo dapetin dia" tawaan pun terdiam saat salah satu teman senja mengucapkan beberapa kata

"Weiissttt iyaa lah tapi bertepuk sebelah tangan"

"Hah bertepuk sebelah tangan?" Tanyaku ragu

"Ehh keceplosan hehe ngga Tri ngga abaikan aja"

Bibirku cemberut mendengar jawaban senja yang membuatku penasaran. Dia orangnya memang selalu bikin gue kesel iwh.

"Ehh Sen udah bel gue bagian guru kiler ga papa yah gue ke kelas dluan?"

"Jadi lo mah ninggalin gue? Yaudh tinggalin aja sana tinggalin" jawabnya dengan pandangan yang tak menjurus padaku

"Anjir bukan gitu gue baru kelas X masa iya gue bolos kan ga lucu, gue janji bakal nemenin lo mkan lagi" ucapku dengan tergesa gesa sembari bersiap siap untuk berlari.

Ku tinggalkan Senja dengan teman temannya karena aku tak mau meninggalkan pelajaran dan menjadi anak bolosan di kelas. Maafkan aku Senja tapi ini demi masa depanku.

...

"Kring....kringgg"

Bel sekolah kini berbunyi dengan nyaring membangunkan murid yang tidur dan mengembirakan murid murid yang sedang belajar.

"Lo udah nanya ke Senja tentang surat itu?" Menot mengingatkanku tentang hal itu

"Gue lupaaa padahal tadi gue lama barengan sma senja"

"Ahh bego lo tar kalo ketemu lo tanyain atau waktu chat aja tar di rumah lo"

"Hmmm baiklah"

Ku lihat suratnya masih tersimpan di dalam saku dengan bentuk yang mungil namun menakjubkan.

Kelas mulai di tinggalkan, kaki kini di hentakan untuk pergi pulang ke rumah kesayangan tak lupa di temani oleh teman teman seperti biasa.

Parkiran belakang ku lihat banyak kelas XI dan XII yang sedang berkumpul dan membawa motornya yang parkir di parkiran itu.  ku lihat senja dari kejauhan namun sepertinya senja tak melihat padaku, ntah kalo nanti.

Dia tertawa bersama teman temannya aku yakin dia melihatku namun sifat cueknya kini sedang timbul, menyakitkan tapi mungkin memang sudah menjadi sifatnya dari bayi. Ku lewati saja dirinya tanpa ada panggilan sedikitpun.
...

sesampainya di kasur dan bertemu dengan guling guling, Rasa penasaranku kini ku ingat kembali, agar terpecahkan ku ambil handphone dan mencoba menghubungi Senja

Sudah 3 panggilan yang ku lakukan senja tetap tidak mengangkatnya ragu ini terus ada aku takut dia melakukan hal hal yang kurang baik. Tetapi usahaku tidak sia sia pada panggilan ke 5 telponku kini dia angkat

"Hallo hallo bandung?" Ucapnya mendahuluiku

"Kemana aja?" Tanyaku

"Ga kerasa hehe maaf"

"Lo yang kirim surat tadi siang ya?"

"Hehehe ngga beneran bukan gue"

"Lo boong gue cuekin nih"

"Hehehe iyaa deh itu gue" pengakuan dia kini terdengar dengan manis di sertai tawa yang lucu

"Tuhh kan anjirr so Banget pengen kaya cowo di novel novel mungkin ya" candaku padanya

"Udah ah udah maluu"

Senyumku kini bangkit lagii setiap kalimat yang senja ucapkan membuatku tak bisa menahan tawa, setelah berjam jam mengumpulkan rasa bahagia kini ku rasakan kembali. "Terimakasih Senja"

"Yaudah gue tutup yaa cuma nnya itu aja"

"Ihh gitu"

"Maen dulu aja kalo ada waktu boleh chat guee oke?"

"Okey bu Negara" jawaban senja mengakhiri telpon kami

Menyimpan handphone di atas kasur dengan mata terpejam disertai senyuman yang masih membekas dan tentunya mengistirhatkan badan yang penuh lelah ini.

KASIH AKU SARAN GUYS KALIAN ITU KEBUTUHAN UTAMAKU

Back In LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang