SENJA#3

588 64 18
                                    


Jangan pernah memberi nyaman setetespun jika kamu akan melenyap di lain waktu seperti air di daun talas

Malam hari telah menghampiri, kini di temani dengan lampu yang agakku redupkan, berbaring di atas kasur yang membuatku betah tak ingin menjauh, di suguhi dengan sebuah lagu yang membuatku ngantuk. Handphoneku terus menandakan ada pesan masuk yang sudah ku duga pasti dari Senja.

Ntah apa mau Senja si cowo rese itu. Aku tak mengerti dia datang tiba tiba tanpa permisi. Rasanyaa aku mulai kesal dan merasa terganggu oleh kedatangannya, ku balas saja chatnya dengan seperlunya. Tak lama aku ingin curhat pada teman teman lamaku agar aku mendapat saran.

"Na makan dulu cepat semuanya sudah kumpul di meja makan" ucap bunda dengan suara ciri khasnya berasal dari tangga depan kamar

"iyaa bun ini berdiri nih"

"Cepat sayangg ayah nanti marah"

"Siapp bunda ini otw"

Mendengar suruhan bunda Ku isi perutku dengan secukupnyaa berkumpul bersama menikmati masakan buatan bunda, kalo harus di sebutkan enaknya dari sabang sampai merauke.

Ku habisi makan malamku dengan lahap dan di teruskan dengan obrolan antar keluarku yang begitu harmonis. Biasanya ku ceritakan semua tentang cowo pada bunda dan ayahku, namun ku pikir tentang Senja tak perlu ku ceritakan.

Ku kembali ke kamarku dengan perut yang sudah terisi kenyang tinggal tidur dan mimpi indah.

"Dasar osis ga ada kerjaan, kalo gue baper gue yakin dia ga bakal tanggung jawab" kesalku dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar osis ga ada kerjaan, kalo gue baper gue yakin dia ga bakal tanggung jawab" kesalku dalam hati.

Mungkin Senja menganggapku sudah tidur maka itu kesempatan  besarku untuk mengabaikan  chat darinya sampai besok. Hingga nanti pagi bisa ku baca saja chatnya tanpa harusku balas.
...

Suara bel sekolah yang berbunyi membuatku terkejut hingga berlari kencang melewati tangga yang begitu rumit, untung tidak jatuh ke bawah atau ke samping.

Hari ini hari pertamaku memulai pelajaran tetapi malah bangun dengan jarum jam yang melebihi. Ku duduk dengan napas yang tidak stabil sama seperti kembaranku,  ~oh wahai kembaranku mengapa kita bernasib yang sama~

"Anjir cape sumpah gue bangun kesiangan not" ucapku pada menot teman sebangku ku

"Pasti chat sama kak Senja sampe malem yak" jawabnya dengan becanda

"Ga ada kerjaan banget gue tidur malem cuma buat balas chat dari dia."

"Tapi kalo dia beneran suka gimna?"

"Jangan sampe anjir mit amit gue aja sampe sekarang makruh dapet chat dari dia"

"Yayaya udah sutt perhatiin noh mate bikin mati"

Aku mengeluarkan alat tulisku dari tas untuk mengikuti pembelajarran hari ini.
Tiba tiba Ku lihat Senja lewat depan kelasku bersama teman temanya segerombolan seperti geng anak nakal saat pelajaran berlangsung. Pandanganku terganggu olehnya, kebetulan hari ini hari dimana aku belajar matematika jika melirik sedikit maka angka angka yang di jelaskan akan kabur ntah kemana

"Weleh bagian matematika" teriaknya dari dekat jendela

"Bu ngajar harus bener jangan bikin anak kelas X bego satu taun ya bu saya ingatkan"

Ucapan itu mengagetkan murid murid kelas ku, sifatnya seperti murid yang menasehati guru. ku pandang Senja secara diam tak berkata.
Tak menyangka dilangkahnya dia mengirim kedipan mata sebelah kanan untukku.
Langsung saja ku lemparkan pandanganku kembali pada papan tulis yang penuh dengan angka,hati ku berdegup kencang tak karuan

"Kedipan mata itu..... Anjir apaan sih Tri" ucapku dalam hati mengalihkan konsentrasiku

Ku lihat kembali ke arah jendela Senja sudah tidak adaa mungkin dia melanjutkan langkahnya berpatroli ke kantin atas.

Hpku bergetar langsung saja ku ambil handphone dalam saku dan ku cek dari siapa sumber handphone ku bergetar.

""Belajar yang bener biar bisa ngajarin anak kita..... Eh anak kamu hehe""

Sudah tidak aneh pesan itu dari Senja ku jawab dengan jawaban "hehe." saja tanpa emoji, tanpa titik dan koma. Langsung ku simpan kembali handphone ku dalam saku dan ku mati totalkan saja biar tak ada yang mengganggu waktu belajarku.
...

Jam istirhat yang menjadi bel surga bagi murid murid kini berbunyi hingga sorakan terdengar dengan kencang. Ku lihat layar handphone, ternyata balesan ku hanya di baca saja olehnya. Ahh mungkin dia sedang membalasnya dan baru membacanya barusan.

"Jajan yuk." Ajak Triani padaku

"Yu ajak ica sma menot"

" Tri sinii keluar ada someone" teriak menot padaku dari arah luar

"Siapaa? Senja?"

"Iyaa noh liatt keren anjirr"

Aku hanya terdiam melihat Senja bermain dan nongkrong di depan kelasnya. Tertawa dan menjaili guru yang lewat. Mengapa aku merasakan hal aneh dengan hari ini? Mengapa aku betah memperhatikannya?
Ku cek kembali handphone ku ternyata pesanku hanya di lihat saja olehnya sedangkan dia bermain dengan bersenang senang.

"Mungkin ini akhir dari obrolan kami ya Sen" ucapku dalam hati

Aku bingung dengan perasaan dan tingkah laku ku, aku makruh jika Senja mengangguku namun mengapa di sisi lain aku selalu menunggu chat darinya.
Apa ini hanya awal saja? Ahh mungkin iya, langsung saja ku hiraukan Senja dan pikiran yang ga karuan. Aku pergi ke kantin dan makan ayam penyet kesukaanku yamii....
....

Ku mainkan game saat pelajaran berlangsung tanpa ada yang mengganggu dari chat yang masuk. Pikiranku fokus pada game yang sedang ku tarungkan dengan teman sekelasku.

"Line...."

Suara handphoneku berbunyi tak ku sangka sampahku dulu, ehh maksudnya mantan pacarku dulu add aku secara tiba-tiba. Karena aku baik hati dan tak menyimpan dendam langsung ku add balik mantan pacarku itu. Keluarkan lagi handphoneku dari line dan kembali bermain game.
....

BARU BISA BIKIN LAGI MAAF YA SAYANG SAYANGKU.
KASIH AKU KRITIK SAMA SARANNYA MAU LEWAT APA AJA JUGA BOLEH HEHE EH JANGAN PIKUN KASIH VOTENYA JUGA :)

Back In LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang