5

27.4K 780 2
                                    

Siapa itu? Tanpa ragu aku segera mengetuk pintu itu. Dan

"Iya bu, tunggu sebentar" tanya seorang wanita yang ada di dalam ruangan itu.

"Kamu... siapa kamu?" Tanyanya sambil melemparkan tatapan yang tajam padaku. Tidak mungkin aku memperkenalkan diriku pada semua orang!

"Jangan-jangan... aline? Aline herbie?" Tanya wanita itu.

"Yup" jawabku singkat

"Tadi aku mendengar suara tangisan, jadi aku mengetuk untuk memastikan semuanya baik baik saja." Jelasku

"Ya, semuanya baik baik saja. Semuanya baik baik saja sebelum kamu datang" katanya lalu menutup pintu dengan keras.

Apa salahku? apa dia nicol? Tidak, pasti alicia. Anak bibi tengik itu. Sudahlah... biar saja dia. Dimana mama? Eh, semua orang disini memanggil ibu. Akan kubiasakan. Aku meraih iphoneku untuk menelfon ibu.

"Halo line, kenapa nelfon sih?"

"Ibu dimana?"

"Lagi di dapur. Lagi masak"

"Ibu ayo pulang! Aku pusing bu. Berada disini aku merasa seperti sudah menikah."

"Jadi kenapa nak? Kalo mau pulang bilang sama tante bela. Biar diantarin sama sopir gih, mama masih sibuk."

Kututup telefonnya. Menyebalkan, ini hari tersial seumur hidupku.
Aku kembali ke kamar tamu itu. Kali ini aku tak menghitung ruangan lagi. Dan... saat aku membuka pintu...

Disitu... terlihat harry sedang mengenakan kemejanya, kali ini dia berbalik sehingga tak melihatku. Aku menjadi salah tingkah. Dan..

"aaaaaaaa"

Hal itu membuat harry berbalik dan aku segera mengambil bantal dari ranjang untuk memukulnya.

"Ngapain lu disini? Lo gak tahu dari tadi tempat gw itu di kamar tamu? Apa lo gak punya kamar disini, hah?" Kataku yang sedari tadi memukulinya dengan bantal.

"Apa maksudmu? Aku sama sekali tak mengerti." Tanya harry yang membuatku berhenti memukulinya

"Apa maksudku? Apa kau pikir aku gila? Begini caramu menjebakku? Dasar tukang playboy." tegasku sambil melanjutkan pukulan bantal yang mendarat di punggung harry.

"Apa kau baru kembali dari bar? Atau baru saja minum alkohol? Ini kamarku. Kau yang salah hitung ruangan." Jelasnya sambil menangkap bantal yang kupegang.

"Iya sorry kalo gitu. Aku emang capek dan butuh istirahat. Jadi.. agak sedikit.. gitu deh" pintaku

Aku segera pergi ke lantai atas dan menikmati pemandangan lantai empat mansion ini. Nampaknya pemandangan ini membuatku sedikit tenang. Banyak security yang menjaga keamanan mansion, juga banyak pelayan yang melayani kami. Tak lama, ada seorang pelayan datang menghampiriku.

"Nyonya herbie, nyonya dipanggil untuk makan siang." Kata pelayan itu

"Ya, bisakah makanannya dibawakan ke kamar saja? Nanti juga kalau lapar aku makan."

Pelayan itu mengangguk kemudian pergi. Lagi nikmatin pemandangan dipanggil makan siang. Tapi, ternyata sekarang sudah pukul dua belas lewat empat belas menit. Sampai kapan aku disini tuhan? Hari ini hari minggu, dan aku belum pergi kemanapun sejak pagi. Terlebih lagi aku lagi gak enak badan. Kacau semua dah...

Tak lama kemudian pelayan tadi datang lagi. Karena sedang emosi, aku membentaknya.

"Bukannya aku udah bilang gak mau makan? Kamu udah sajikan belum? Pergi!" Bentakku yang membuat pelayan itu pergi.

Tuhan.... tolong please, aku pengen pulang sekarang!

"Sayang" panggil tante bela yang membuatku berbalik

"Kamu kenapa gak mau makan?" Lanjutnya

"Aku, lagi pusing aja. Gak selera gitu."

"Oh, ok kalo gitu. Tapi tolong ya, setengah jam lagi, kamu harus makan. Kalo enggak, gak baik buat kesehatanmu."

Aku mengangguk

"Ehm, tante." Panggilku yang membuat tante bela tadi hendak pergi kembali berbalik

"aku pengen pulang. Tadi udah bilang sama ibu, tapi ibu bilang kalo mau pulang bilang sama tante." Pintaku pada tante bela

"Udah mau pulang? Ya udah kamu berangkat bareng harry ya? Soalnya dia juga mau berangkat kerja tuh."

"Oh, enggak bi, aku boleh pulang sendiri kok. Lagipula rumah ama kantor harry gak satu jalur." Tolakku

"ayo nak, kali ini nurut aja. Kamu kan lagi sakit" saran tante bela

Terpaksa aku mengangguk pada tante bela.

"ayo, makan siang dulu aja. Harry juga lagi makan siang tuh"

***

Author pov

"Harry, kamu ke kantor bareng aline aja ya. Dia juga mau ke rumah."

"Iya bu"

What? Sepatuh itu dia sama ibunya? Apa dia ingin terlihat seperti good kids padahal dia adalah seorang bad boy? Dasar bad boy. Hati wanita kau luluhkan, hati ibumu juga? Bahkan hati seluruh keluarga ini? Tapi aku bingung, jika dia bad boy kenapa mau dijodohkan? Whatt? Apa dia mau mempermainkanku? Ya, dia tidak mencintaiku. Bagaimana jika..

"Aline" panggilan tante bela membuatku terbangun dari lamunanku.

"mobil udah siap. Kamu gak mau pulang?"






Married My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang