11. aku tidak menyangka

17.5K 463 0
                                    

Aku terbangun karena mendengar alaram dari iphoneku, kemudian aku mematikan alaram itu. Pukul, 05.25? Aku harus pergi sekarang.

aku segera mengambil jacketku, dan mengambil kunci mobil kemudian pergi menyusuri tangga. Saat hendak ke halaman, aku bertemu rain.

"Rain, nanti bilang sama tante bela aku pergi, ada urusan penting." Kataku yg tidak menghentikan langkahku kemudian terus berjalan ke halaman.

Kemudian aku melajukan mobilku ke rumah. Sesampainya disana aku langsung membuka pintu rumah dengan kunci, aku memang mengunci rumah dari luar agar diana tak pergi kemana-mana selama aku pergi.

Akupun masuk ke dalam rumah, kulihat diana terbaring lelah diatas ranjang. Kubangunkan dia dengan mengguncang pelan tubuhnya.

"Di, diana bangun. please get up now!" Kataku sambil mengguncang tubuhnya pelan.

Kemudian diana membuka sedikit matanya, sedikit demi sedikit, dan... dia bangun sekarang. Segera aku membuka selimut yg menutupi tubuh diana, dan membantu diana untuk duduk bersamaku diatas ranjang.

"Aku, aku dimana?" Tanya diana.

"Kamu kenapa gini di? Aku gak nyangka kamu bakal ke bar semalaman, sampai pukul 3 pagi? Kenapa di? Kamu bisa jawab aku kan?" Ucapku sambil menatap tajam kepada sahabatku, tetapi juga memberikan tatapan seperti mengerti kepadanya.

"Aku... aku gak bisa ingat kejadian semalam."

"Gak mungkin, aku jemput kamu di bar pukul 3 pagi.. dan aku lihat kamu lagi duduk bersandar di dinding bar itu, kamu... kamu nelfon aku pas itu, kamu gak ingat?"

Diana kembali meneteskan air mata, dia kemudian menatapku sekarang

"Aline.... maafin aku line, please maafin aku... hiks hiks, saat malam aku ngerasa mual dan gak enak badan. Kemudian aku melihat foto mama pas mau ngelahirin adik aku, aku jadi kepikiran... apa aku hamil? Kemudian aku berfikir itu tidak mungkin, jadi untuk memastikannya aku membeli test pack, dan... dan...."

"Diana jangan bilang.."

"Maafin aku line, hiks hiks maafin aku. Jadi, karena aku pikir kalo aku hamil bakal jadi masalah buat kehidupanku, aku ingin menggugurkannya dengan minum banyak alkohol, sekarang aku gak tahu kalo bayinya udah gugur atau belum." Jelas diana sambil menangis.

Aku tak menyangka, aku tak menyangka diana kayak gini.

"Sekarang udah gak papa. Pasti bayinya udah gugur, kamu gak perlu khawatir line. Juga... aku minta tolong jangan kasih tahu mamaku soal ini yah." Ucap diana. Yah, aku juga lega, tapi ini salah. Diana gak seharusnya diana ngelakuin ini.

"Di, seharusnya Kalo lo tahu lo hamil, harusnya lo minta tanggung jawab sama laki-laki yg udah bikin lo kayak gini, bukannya main aborsi aja." Ucapku marah padanya.

"Habisnya aku takut line, jadi aku gak mikir panjang lagi, entah kenapa kata yg muncul di pikiranku adalah aborsi. Jadi, aku gak mikir dua kali line." Jawab diana.

"Lo masih bawa test packnya?" Tanyaku.

Diana memberikan test pack itu padaku

"Sekarang coba lo test lagi deh."

Diana mengambil test pack itu, kemudian menuju ke kamar mandi yg ada di kamarku.

"Enggak, gak mungkin. Gak mungkin....."

Aku terkejut mendengar teriakan itu dari dalam kamar mandi. Kemudian diana keluar dari kamar mandi. Lagi-lagi menangis.

''Gimana di? Apa hasilnya?" Tanyaku

Diana memberikan test pack itu padaku. Garisnya, dua. Diana masih hamil.

"Gw gak tahu knpa masih hamil, padahal aku udah minum alkohol. Aline gimana?"

"Siapa di? Bilang sama gw.''

"Gw gak bisa bilang"

"Bilang di!"

"Enggak!"

"Dia, sangat dekat denganmu. Efeknya akan berdampak pada kehormatan keluarga robinson."

"Diana bilang padaku, apakah harry?"

''Bukan line, dia...  tom."

Ada petir yg menyambarku. Tom? Robinson? Jangan bilang tom anak bibi tengik itu.

"Tom, tom robinson?" Tanyaku. Kemudian diana mengangguk, lagi-lagi meneteskan air mata.

Kemudian aku menjauh darinya. Tak lama kemudian aku mendekat padanya, entah kenapa aku juga meneteskan air mata.

"Lo mau pulang sekarang?" Tanyaku

"Iya, aku bisa bohong sama mama kalo aku nginep dirumah temen."

Kemudian diana mengambil tas slingnya dan pergi meninggalkanku.

***

Mama pov

Dati tadi aku tidak melihat aline, lima menit lagi pukul enam pagi. Ya, rumah sudah ramai sekarang. Semua orang sudah bangun sekarang, aku sudah pergi ke kamar yg dihuni aline, dia tidak ada disana. Kemudian aku melihat seorang pelayan wanita, aku kemudian memanggilnya.

"Permisi" kataku kemudian pelayan itu berhenti.

"Kamu tidak melihat aline?" Tanyaku

"Nyonya aline tadi sudah pergi, katanya ada urusan penting." Jawab pelayan itu

"sekitar pukul berapa aline pergi?"

"Sekitar pukul lima pagi"

Married My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang