24

12.9K 281 2
                                    

Aku sampai di wonder crop. Aku langsung menuju resepsionis dan menanyakan soal CEO mereka.

"Maaf, tapi apa saya bisa menemui Mr. Wonder kali ini? Ada urusan penting yg harus saya bicarakan dengan beliau."

"Baik, apa anda sudah punya janji dengan beliau?" Tanya resepsionis itu.

"katakan saja Mrs. Aline robinson mau bertemu." Resepsionis itu mengangguk. Dia mulai menelfon seseorang, mungkin kak piter.

"Tuan, ada yg mau bertemu anda."

"....."

"Tuan, ini mungkin orang penting."

"..."

''Katanya dia aline robinson."

"...."

"Baiklah"

Resepsionis itu menutup telefon, aku menatapnya penuh tanda tanya.

"Nyonya, anda dipersilahkan masuk oleh tuan. Silahkan, apa anda mau saya antar?"

"Tidak usah" tolak aline. Aku menuju ruangan kak piter. Aku sudah di dalam ruangannya sekarang, dia sedang memegang suatu berkas.

"Permisi Mr. Wonder, ada yg saya mau bicarakan dengan anda." Kataku ketus.

"Okay, soal penawaran itu... sudah kadaluarsa Mrs. Robins! Silahkan keluar dari ruangan saya." Cih, dia kira soal itu?

"Ini tentang hal lain Tuan! Soal alicia!" Perkataanku membuat piter berdiri dan menghampiriku.

"Kenapa? Kenapa dengan alicia?'' Tanya kak piter.

"Kau tidak boleh mempermainkannya! Dia lebih muda dariku, dia mungkin bisa terpengaruh ketampananmu! Jadi tinggalkan dia! Dia masih polos." Tegasku, kak piter hanya tertawa kecil kemudian menarik tubuhku padanya dan tangannya melingkar di pinggangku.

"Apa kau pikir jika aku meninggalkan alicia dia bisa hidup? Dia nyatanya makin frustasi aline, kaulah yg membuatnya begitu." Ancam kak piter.

"Lepaskan aku kak, okay! Itu mungkin bisa membuat nya frustasi tapi kurasa ini yg terbaik untuk nya, akan kujelaskan semua tentangmu padanya piter wonder! Dan kau-" ucapanku terpotong oleh kak piter

"Kau tahu apa keputusannya? Dia yg mengatakan kalau dia mau menikahkan adikku dengan harry asalkan aku mau menikah dengannya. Walaupun aku sudah mengatakan  kalau aku tak mencintainya tapi dia mengelak dengan mengajukan syarat itu. Maka aku menerimanya, tapi dia tak dapat menjalankannya. Sudahlah, walaupun kau bilang aku seorang pembunuh sekalipun dia takkan percaya padamu." Piter melepaskanku dan duduk kembali di kursi besarnya. Mataku masih melotot, tapi aku menyembunyikannya dengan mengelak.

"Itu bagus, karena kau telah meninggalkan nya, itu malah menguntungkan, aku yakin dalam hitungan minggu pasti dia akan melupakanmu piter wonder!" Aku ingin berbalik tapi tanganku dicegah piter.

"Apa kau tak berpikir? Aku bisa melakukan apa saja melalui alicia, jadi jangan pandang remeh hal ini.'' Ini membuatku kesal.

"Ok, coba saja! Karena aku takkan segan untuk mencegahnya! Dengar! Akan kukatakan pada alicia yg sebenarnya, kau tahu? Aku sudah mempunyai foto ini, jika aku menunjukannya pada ibu alicia maka apa yg terjadi? Kita lihat saja piter wonder." Ketusku, aku melepaskan tangan piter dan keluar dari ruangan itu.

Saat aku tiba di mobil, aku mendapati telefon dari pak sopir, namanya josh. Aku langsung mengangkatnya.

"Halo josh. aku akan segera kembali ini aku sudah di perjalanan." Kataku sambil menyalakan mesin mobil.

"Nyonya, begini ada sesuatu yg ingin kukatakan."

"Nanti di mansion saja yah, tidak baik jika mengemudi sambil menelfon." Aku menutup telefonny dan melajukan mobil menuju mansion. Aku menekan bel masuk. Dan yg membukanya adalah.. alicia! Dia menarik tanganku menuju sofa.

Married My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang