2

35.5K 1.1K 1
                                    

"Nyonya aubrey, aline, ayo keluar."

Aku heran kenapa dia mengajak kami keluar, tapi...

"Renhard"

"Ya, nyonya"

"Bawa dua orang ini, ke mansion kami."

Coba tebak, kami dibawa ke mansion besar itu.

***

Author pov

gila. Mansion ini sangatlah besar. Lebih besar dari yang kubayangkan. Karena provesi ibu sebagai penjahit, jadi kami hidup sederhana. Dan... orang yang akan kunikahi.. adalah.. tidak. Pasti dia sudah menikah. Calon mertuaku pasti adalah bibinya. Ya, aku yakin sekali.

"Nyonya herbie, ini adalah anakku. Harry robinson."

Sebuah petir menyambar di ruang tamu mansion ini. Apa dia belum menikah? Apa dia takdirku. Setelah setahun aku mencoba melupakannya, sekarang dia datang sebagai takdirku. Mimpi apa aku semalam. Semoga dia sudah melupakanku. Atau, semoga dia tidak setuju dengan pendapat ibunya.

"nak, ini aline herbie. Calon tunanganmu." Ucap ibunya.

Namun nampaknya dia bersikap normal saja. Apa dia tak ingat aku? Atau dia setuju dengan pendapat ibunya? Harry, tolak pendapat ibumu.

"Ya, aku setuju dengan pendapat ibu."

whattt, apa aku harus angkat bicara? Dia setuju? Apa dia sudah amnesia sehingga lupa denganku?

***

Author pov

Saat sma
Siswi kelas sepuluh bernama aline herbie tengah makan sesuatu di kantin. Bersama temannya diana dia duduk di kantin sekolah itu. Tak lama kemudian pria tampan sedang menuju kantin.

Semua siswi berteriak melihat ketampanan siswa itu. Namun, dia datang untuk menghampiri aline yang sedang makan.

"Aline" ucap lelaki itu

"Harry, kenapa?"

"Kamu gak liat kemeja yang ketinggalan di rumah kamu kemarin?"

"Kemeja? Oh kemeja itu. Lagi dicuci mama. Nanti besok kalo udah kering aku pulangin ya" kataku ramah

Seketika suasana kantin berubah. Yang awalnya ribut bagai ada selebriti di kantin, berubah seperti ada ledakan yang membuat mereka semua diam tanpa diauruh.

Karena kejadian itu, aline kena bulying. Saat ia membutuhkan bantuan, temannya, harry sama sekali tak menanggapinya. Setelah itu, dia pindah sekolah.

"Aline herbie" ucap calon mertuaku yang menyadarkan dari lamunanku

"Ya, nyonya robinson"

"Soal pertunangan, apakah anda setuju?"

"Ya, tapi saya ingin istirahat di rumah terlebih dahulu. Bagaimana jika saya pamit?"

"Secepat ini?"

"Bagaimana jika kita beri dia kamar agar bisa beristirahat. Tidak mungkin dia akan pergi secepat ini. Terlebih lagi, kamar di mansion lebih nyaman dibandingkan kamar rumahnya." Saran harry

"Tidak, tidak usah repot. Aku akan pulang saja." Tolakku

"Bagaimana kau akan pergi, sebelum membiasakan diri di rumah ini." Tanya harry
Dasar bocah. Kau terlalu banyak punya alasan. Aku tak akan menyerah.

"Tidak bibi. Aku.."

"Sudahlah nak. Kau harus menuruti nyonya robinson ya." Kata ibu.

Apakah ibu sudah lupa pada harry? Atau pura-pura lupa? Harry sudah pernah mampir ke rumah tapi.. ya, aku tahu ibu mempunyai ingatan yang buruk.

"Ibu, ibu melihat jacketku? Jacket yang baru kubeli di mall." Kata seorang gadis panik. Gadis itu, angel. Agelina robinson adik harry. Harry pernah bawa adiknya ke toko buku bersamaku. Apa dia ingat aku juga? Please agelina, forget me.

"Kaka..." ucap angelina





Married My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang