27

11.3K 258 1
                                    

Aku berjalan menuju ruang tamu, dan ada tiga orang pelayan mengenakan rok span dan kemeja duduk di kursi, Kursi kayu itu. Aku dari kejauhan mendengar apa yg mereka bicarakan.

"Eh, kau tahu istri tuan muda harry? Dia itu udah cantik enggak. Kaya enggak, aku bahkan gak pernah lihat dia masuk TV sebelum menikah dengan tuan." Kata seorang pelayan

"Iya, dia hanya seorang wanita biasa. Aku dengar dia mengambil jurusan kedokteran. Mungkin ada lagi tapi hanya itu yg kutahu. Kayaknya mau masuk kecantikan gak di terima tuh." Kata pelayan yg lainnya.

"Hahaha, iya. Kau tahu fashion stylistnya? Itu.. kalau tidak salah nama nya ariel. Aku rasa lebih cantikan dia dari pada nyonya." Ariel sudah ada dari tadi di pintu dekat dengan mereka, setidaknya lebih jauh dariku, namun ketiga pelayan ini masih saja asyik bergosip. Ariel menatapku tak enak. Bagaimanapun juga aku tak bisa memecat mereka hanya karena ini, mereka juga butuh pekerjaan.

"Itu benar sekali, bahkan ondel-ondel lebih cantik dari pada dia." Hatiku sakit sekali, namun ketiga orang ini masih tetap tertawa.

"Kau tahu tentang kekasih tuan? Aku tidak tahu namanya, namun aku tahu seperti apa wajahnya. Itu hubungan gelap kayaknya. Mungkin ibu tuan tidak tahu tentang hubungan mereka."

"Mungkin, tuan tidak mencintai nyonya, dia mencintai kekasihnya itu. Bukan begitu?" Ariel masih menatapku tak enak.

"Aku penasaran siapa kekasihnya."

"Aku juga penasaran." Kataku sambil menghampiri mereka.

"Nyo--nyonya.. sudah berapa lama ada disini?"

"Aku suka beritanya, lagi training topik yah. Aku sarankan untuk tidak mencampuri urusan orang lain, jika kalian tidak mau kehilangan pekerjaan." Kataku, ketiga pelayan itu membulatkan mata.

"Ariel" panggilku

"Ya nyonya." Ariel datang menghampiriku.

"Kabari saya kalau sudah ada orang yg datang." Ucap ku, aku pergi meninggalkan mereka.

Saat di kamar nafasku terasa sesak. Mungkin ini efek dari asma ku. Kuambil air putih untuk kuminum. Setelah itu nafasku sudah agak mendingan. Aku keluar kamar, saat berjalan ke ruang tamu, aku mendapati revalina dan diana.

"Reva, ana. Silahkan duduk." Ucapku, mereka duduk di sofa ruang tamu.

"Kok ana sih, kan ga boleh." Kata diana.

"Tapi menurut aku boleh." Kataku iseng. Diana memutar bola mata.

"Bikin kue beras yuk."

"Ayuk." Angguk reva.

"Gw pikir kita kesini buat nonton drama. Kan lo tuan rumah nya, lo bikinin kita apa kek." kata ana.

"Lo tahu kan Mrs. harry robins itu gimana. Yah secara kan istri CEO." Goda revalina. Saatnya mengeluarkan senjata!

"Really Mrs. James Edward?" Tanyaku iseng. Reva memutar bola mata.

"BTW kapan kalian nikah? Udah lama kali kuliahnya." Tanya diana
"Gak tahu deh." Kata reva

"Kalian udah tunangan dari kelas XII semester 2, trus sekarang kok belum nikah?" Tanyaku

"Masalahnya gini, james lagi ke los angles, ada perusahaan pamannya disana, dia lagi mengurus perusahaan pamannya itu. Karena pamannya lagi sakit, trus anaknya perempuan, masih umur 6 tahun pula. Karena pamannya masih muda, umurnya masih 33 tahun." Jelas revalina

"Oh gitu. Rev, lo gak pernah kepikiran kalau nanti james bakal jadi CEO di perusahaan Edward pamannya itu?" Tanya diana.

"Di, gak pernah terlintas di pikiran gw kalau james bakal jadi CEO, kan james sudah punya 1 gedung apartement." Tegas revalina

Married My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang