22

13.4K 294 1
                                    

Kami sampai di rumah, ariel sudah memilihkan pakaianku besok, dan sekarang kedua wanita itu sudah pulang. Aku belum melihat harry sejak tadi, dimana dia? Aku memutuskan untuk ke dapur dan menyuruh pelayan untuk menyiapkan makan malam. Saat aku disana, ternyata harry juga ada di meja makan. Dia ternyata sudah pulang.

"Lo udah pulang nih?" Tanyaku saat sudah di meja makan-belum duduk-

"Gw udah pulang dari jam enam kali."

"Whatt? Kok gw gk tahu? Tadi kok lo gk ada di kamar?" Tanyaku

"Ck, gw ada di ruang
Kerja gw. Mana gw tahu lo pergi atau enggak."

"Tapi kok udah hampir jam sepuluh lo baru makan?" Tanyaku yg membuat harry memutar bola mata.

"Kerjaan gw belum selesai"

"Tapi kok--"

"Mrs. Robins, apa anda mau makan? Saya bisa buatkan makanan untuk anda." Ucap slah satu pelayan yg ada di dekat meja.

"Iya, buatkan saja aku sosis goreng sepiring." Ucapku.

"Selamat malam." Ucap harry sambil berdiri dari duduknya.

"Good night too." Kataku sambil mendudukan pantatku di kursi meja makan.

"Nona, makanan pembuka apa yg anda inginkan? Makanan penutup apa?" Kata seorang pelayan.

"Ambilin minum coklat panas aja, sama air es kalo udah ada sosisnya."

"Anda tidak perlu makanan pembuka?"

"Tidak usah, cemilan saja di kamarku yah." Kataku yg membuat pelayan itu menuju ke dapur. Tak lama kemudian seorang pelayan datang membawakan sosis dan air es beserta coklat panas.

"Nyonya, ini hidangannya. Saya tinggal dulu, saya mau meletakan cemilan di kamar anda." Kata pelayan itu sambil meletakan satu persatu makanan di atas meja.

"Iya, setelah meletakan cemilan kau kesini yah, temani aku makan malam." Pelayan itu sedikit membulatkan matanya.

"Nona ingin dinner sambil berbincang dengan saya?"

"Iya, ada banyak hal yg ingin kutanyakan."

Pelayan itu mengangguk. Setelah makan malam aku menuju ke kamar. Saat disana seakan ada asap yg terhirup di hidungku. Asap.. ini asap rokok. AC dimatikan, jendela terbuka dan dibalik tirai itu... ada harry. Dia merokok. God, aku lupa kalo dia itu bad boy. Tapi aku tidak akan diam saja, aku harus turun tangan. Kunyalakan pendingim ruangan. Tentu saja itu membuat harry berbalik.

"Apa yg kau lakukan?"

"Apa? Aku bersalah? Aku menyalakan AC-nya, itu kesalahan yah?" Ucapku mengajak perang dunia ketiga.

"Aku sedang merokok."

"Jadi?"

"Jadi matikan AC itu." Ucap harry to the point.

"Aku tidak mau, kenapa kau tidak merokok di lemari dan menyebabkan semua pakaianmu terbakar? Tapi itu kan sama sekali tak merugikanmu." Harry mengeluarkan kartu kredit dari laci dan memberikannya padaku.

"Ini, tolong matikan AC itu." Ucap harry sambil memberikan kartu kreditnya.

"Apa? Kenapa? Kau pikir aku perempuan murahan? Maaf tuan, tapi aku bukan wanita seperti itu. Mohon jika tak terima keluar!" Ucapku menolak.

"ATM itu.. kosong." Aku membulatkan mata

"What? Kamu kasih ATM kosong? God.... harry." Aku mengambil kartu kredit itu.

"Matikan pendinginnya. Tinggal satu batang lagi, setelah itu aku tidur. Besok aku ada meeting di seattle jam tujuh malam. Setelah pulang dari sana kami sekeluarga mau ke mumbai, kita mau menghadiri pernikahan anak teman bisnis ayah disana. Tapi karena ayah kondisinya masih gk memungkinkan, ibu dan nenek tidak pergi." Ucap harry jelas dan padat membuatku membutuhkan proses untuk mencerna perkataannya.

Married My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang