- 3 -

2.3K 89 1
                                    

Kota ini begitu kecil dan tidak banyak berubah. Aku mengantarkannya pulang, berjalan melewati beberapa blok yang sudah kuhapal di luar kepala. Tiba-tiba ia tertawa begitu senang saat melewati sebuah kedai es krim berdinding biru cerah. Aku berhenti, menatapnya dengan tatapan mengancam. Aku tahu apa yang dia pikirkan.

"Jangan membahasnya, S. Atau kau tidak akan selamat sampai di rumah."

Dia berusaha menahan tawanya. Dan itu sangat lucu juga menggemaskan. Sama seperti dahulu. Matanya yang selalu membentuk bulan sabit dan hilang ketika ia tertawa yang membuatnya lucu.

"Wajahmu semerah kepiting Gar dan penuh dengan es coklat. Bree memang hebat!"

Aku meninggalkannya yang masih tertawa senang. Bukan karena aku malu atau kesal. Aku hanya takut.

___

Beautiful YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang