Kesatu

1.5K 94 26
                                    

Milenium, di ambang tingkat sebelas.
Arsiran motivasi selangkup rindu wanita
Kau tegakkan kepala, beranjak bergegas
Seiring aksi hegemonisme cita-cita

Ruas literatur pengubah dunia, gubahan manusia
Di kota ketujuh, andang dunia tawa dan gembira
Anak kemarin sore perangai gelak akhir pandawa
Keyakinanmu tak luput dari nista pena di kala senja

Sepi menyendiri
Dirangkai debu bawah buku
Tak tetap, fluktuasi!

Kolega tak puas mencari nafsu.

Dawai gitar pemucuk rindu terdengar di ujung petang
Kau bertali asih dengan Tuhan, berkehendak pemilik tenang
Mengalir pikir sekilas membuncah hebat di ujung tanduk
Diam tersingkir keras, jangan kau turut mengkultus pemabuk

Sampai kau terkantuk-kantuk
Terhuyung-huyung seumpama mabuk

Di belasan kesatu tanah surgawi;
Air, udara, minyak melimpah
Padi menguning
Bocah ingusan asyik dengan kalajengking
Kau ambil cerita yang penting
Biarkan priyayi tak bergeming

Di semangat kesatu, tegakkan kepalamu
Menanti Ibu.

Purwokerto, 10 Oktober
Mendung di sore hari

Teruna Pembaharu (Antologi Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang