(Untuk pembawa diri ini ke alam dunia)
Bagaimana tak duka?
Bagaimana tak lara?
Sedang hati indah bersolek
Macam putih beras hasil gesek,
Yang siap di santap hangat-hangat
Untuk bocah-bocah dengan multi semangat.
Seiring himpitan rasa berjudi dengan Tuhan
Seakan ada adil yang terlewatkan.Kuasa akan seribu piranti
Yang membolak-balikan hati
Sejenak seperti dikremasi
Tapi memang itu suciTuhan yang maha paradoks
Sarat janji akan hari esok
Tiada berdusta tiada ingkar
Satu tarik mengembang, kapal berlayar.
Kau yang baru saja menahkoda hidup
Tak ingin sedikitpun hati redup
Tapi kau perlu banyak gelombang
Agar kau tahu keringat berjuangDi situ pecut untukmu melenggang
Ada mulut yang berpulang.Purwokerto, 15 Oktober
Sore indah jelang 3 tahun
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruna Pembaharu (Antologi Puisi)
PuisiKedewasaan yang terbentuk lalui opini labil. Oktober, 2016. Sampul oleh: @13summer Highest rank: #22 on Poetry 22-23 Oktober