Part 16 : Give Up

25.7K 1.8K 96
                                    

Bel pulang sekolah telah berdering yang menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar hari ini telah selesai. Hal itu membuat seluruh siswa langsung saja membereskan barang bawaannya dan segera beranjak dari kelas masing-masing.

Biasanya sepulang sekolah Naufal akan mampir terlebih dulu ke markas FNE untuk sekedar mengobrol dengan teman satu komunitasnya hingga malam hari. Kali ini, ia harus cepat-cepat pulang karena laki-laki itu ingin mengantarkan Aninda pulang. Ia pun segera melangkahkan kakinya menuju kelas 11 IPS 2 untuk menghampiri gadis itu.

"Hai, cantik," sapa Naufal begitu melihat Aninda yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Eh, hai juga, Fal," sahut gadis itu.

"Naufal anterin pulang, ya?"

"Gak usah, Fal. Aku bisa pulang sendiri kok." Aninda menolak laki-laki itu secara halus karena ia hanya tak mau merepotkan seseorang. Terlebih, Naufal bukan lah pacarnya.

"Gak ngerepotin kok, ini kan kemauan aku. Udah Naufal anterin aja, ya?"

"Yaudah deh."

Lalu, Naufal pun menuntun lengan gadis itu menuju tempat parkir--di mana mobilnya berada. Selama di perjalanan menuju rumah Aninda, keduanya banyak mengobrol hal secara random. Itu pun karena Naufal yang pintar dalam mencari topik pembicaraan hingga mampu membuat gadis itu terus menerus mengeluarkan suaranya dan merasa nyaman karena obrolannya tidak membosankan.

Setelah cukup lama mengobrol dengan Aninda, kini mobil Naufal telah berada di depan rumah milik gadis itu. Tak lupa sebelum turun dari mobil Naufal, Aninda mengucapkan terima kasih pada laki-laki itu karena telah mengantarkannya pulang.

**

Sepulang sekolah, Adella memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya tanpa mampir ke tempat lain dulu. Baru saja gadis itu merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ponsel berwarna rose gold miliknya berbunyi menandakan adanya sebuah notifikasi yang masuk.

Setelah Adella membuka passcode ponselnya, ternyata seseorang telah mengirimkan sebuah pesan untuk dirinya melalui aplikasi Line. Ia sedikit tersentak begitu melihat bahwa pesan itu berasal dari Arvino Gardana--kakak kelasnya yang cukup terkenal itu dan biasa dipanggil Vino oleh teman-temannya. Bahkan, Vino juga menambahkannya sebagai teman. Tak mau membuat Vino menunggu lama, ia pun langsung membalas pesan tersebut.

Arvino Gardana added you as a friend by LINE ID

Arvino Gardana : Hai, Adel.

Adella Callista : Hai juga, Kak Arvin.

Arvino Gardana : Kok manggilnya Arvin?

Adella Callista : Eh? Jadi harusnya apa, Kak?

Arvino Gardana : Orang lain biasa manggil Vino. Tapi, gak apa-apa sih kalo kamu mau manggil Arvin. Jadi, kamu beda dari yang lain.

Adella Callista : Serius, Kak? Soalnya menurut aku, lebih enak manggilnya Kak Arvin.

Arvino Gardana : Iya, kalo buat orang cantik bebas:)

Adella Callista : Cantik? Kakak salah liat kali, aku biasa aja.

Arvino Gardana : Biasa aja dari mana? Foto line kamu aja cantik.

Adella Callista : Itu kan foto, aslinya jelek kok. Serius deh, Kak.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang