Begitu bel pulang sekolah telah berdering, Naufal segera beranjak dari kelasnya menuju kelas Adella. Naufal berjalan dengan langkah yang tergesa-gesa karena takut jika gadis itu sudah pulang. Sepertinya, kali ini keberuntungan sedang berpihak kepadanya karena sosok yang Naufal khawatirkan akan pulang, justru tengah asyik mengobrol dengan ketiga temannya.
Naufal melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kelas gadis itu. Saat jarak di antara keduanya telah dekat, Naufal menepuk pundak Adella pelan membuat gadis itu langsung menoleh ke arahnya. "Kenapa, Fal?"
"Gue anter pulang, ya?"
"Hah? Gak usah, Fal," sergah Adella cepat.
Naufal menahan lengan Adella dengan tatapan memohon. "Please, sekalian ada yang mau gue omongin soalnya dan ini penting."
"Yaudah, deh," jawab Adella yang dibalas sebuah senyuman dari Naufal. "Tapi, bener kan, ada yang mau diomongin?"
"Iya, sayang, iya." Menyadari tatapan sinis dari Adella, Naufal justru tertawa pelan. "Duh, salahin nih mulut gue yang udah gak kuat bilang sayang sama lo."
"Pepet terus ya, Fal?" tanya Evita tiba-tiba. Di antara ketiga teman Adella, memang hanya Evita lah yang sudah benar-benar kenal dengan Naufal, itu semua karena Dean-- pacar Evita merupakan salah satu teman Naufal.
Naufal tertawa cekikikan. "Kalau gak gitu, gak bakal dapet-dapet, Vit."
"Yuk, Cal," ajaknya pada Adella yang sedang sibuk memasukkan buku tulis ke dalam tasnya.
Setelah selesai memasukkan semua buku tulisnya ke dalam tas, Adella menghampiri Naufal. "Yuk, Fal." Adella menatap ketiga temannya seraya berkata, "Guys, gue duluan, ya."
Ketiga teman Adella hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian Naufal ikut pamit pada mereka. "Duluan, ya. Gue pinjem dulu Callista ya, aman kok dia sama gue," kata Naufal sambil mengedipkan sebelah matanya.
Setelah selesai berpamitan, keduanya melangkah menuju tempat parkir untuk mengambil mobil milik Naufal yang disimpan di sana. Keduanya telah sampai di depan mobil Mercedes Benz berwarna abu-abu milik Naufal. Langsung saja Naufal membukakan pintu mobilnya untuk Adella, kemudian gadis itu masuk ke dalam mobil diikuti dengan Naufal.
Begitu mobil melaju, Naufal langsung saja mengeluarkan suaranya untuk memulai pembicaraan karena ia tak mau membuang-buang waktu. "Gue to the point aja ya, lo mau gak kalau ikut gue ke acara komunitas?"
Adella cepat-cepat menoleh ke arah Naufal. "Acara komunitas? Maksudnya acara FNE?"
"Bukan sih, ini acara perkumpulan semua komunitas SMA di Bandung gitu yang diadain sama Destroyer. Ikut ya, Cal?"
"Males ah, gue ngapain coba kalau ikut? Lo enak banyak temen."
Naufal menatap Adella sesaat. "Ya, lo kan nemenin gue."
"Kenapa harus gue?" tanyanya bingung.
"Karena gue maunya lo," jawab Naufal santai.
Adella mengangkat kedua tangannya ke udara pertanda menyerah dengan sikap Naufal. "Sumpah ya, lo tuh gak jelas banget."
"Gak jelas gimana? Salah ya kalau gue ngajak lo ke acara komunitas itu?"
"Salah banget karena kita baru kenal."
Sambil mengemudikan mobilnya, Naufal menghela napas panjang. Naufal sadar bahwa ini pertama kalinya ia memohon pada seorang perempuan. Sebelumnya, tak pernah ada yang berani untuk menolak ajakan Naufal. "Gimana kalau alesan gue ngajak lo itu karena gue pengen kenal lo lebih jauh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part
Novela JuvenilYou're the one that I desire. Copyright©2016 #2 in relationship (13/09/16) #6 in relationship (19/06/18) #20 in TeenFiction (31/12/16)