Part 40 : Regret

12.6K 1.2K 129
                                    

Mendengar suara seorang gadis yang sudah sangat dikenalinya membuat Naufal langsung memutar badannya dan menghadap ke arah Adella. Sama halnya dengan Vira yang turut menoleh ke belakang, mengikuti arah pandang Naufal.

"Naufal.." panggil Adella dengan lirih. "Maafin gue."

Seketika suasana menjadi hening, Vira pun tidak bersuara karena ia merasa tidak seharusnya menginterupsi percakapan di antara keduanya. Perlahan Vira berjalan mundur dan sedikit menjauh dari jangkauan keduanya. Tapi Vira tidak benar-benar pergi dari sana, ia hanya mencari tempat persembunyian selama keduanya saling mengeluarkan pikiran masing-masing.

Naufal tersenyum kecut sebelum membalas ucapan Adella, "Yaudah lah, lupain aja. Gue kan gak sepenting itu di hidup lo, jadi gak perlu minta maaf."

"Kok lo ngomongnya gitu?"

"Ya emang kaya gitu, kan? Kenyataannya Leon yang lebih penting buat lo."

Mendengar nama Leon yang disebut-sebut dalam pembicaraan kali ini membuat Adella menjadi sedikit emosi. Bagaimanapun Leon itu seseorang yang sudah mengenal dirinya lebih lama daripada Naufal.

"Kenapa lo jadi bawa-bawa Leon?" Kini nada suara Adella menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

"Salah kalo gue bawa-bawa Leon?" Naufal tersenyum miring, lalu ia menoleh ke arah Adella. "Gue emang selalu salah di mata lo, Cal. Bahkan, suka sama lo juga kayanya salah, ya?"

"Gue gak bilang salah lo karena ini semua awalnya salah gue. Tapi lo yang bikin semuanya jadi rumit!" pekik Adella dengan air mata yang tiba-tiba saja membasahi pipinya. "Lo gak mau denger penjelasan dari gue, itu yang jadi salah lo. Kalo lo mau denger penjelasan dari gue, lo gak akan nyalahin orang lain gitu aja."

"Udah lah, Cal. Gak perlu bahas yang udah lewat." Naufal maju beberapa langkah, menjadikan tubuhnya lebih dekat dengan Adella. Tangannya bergerak untuk menghapus air mata yang membasahi pipi gadis itu. "Daripada nangis, mending lo pulang."

"Lo gak mau kasih gue kesempatan buat ngejelasin gitu, Fal?" Adella kembali meminta sedikit waktu pada laki-laki itu untuk mendengarkan penjelasannya. Ia hanya tidak mau terjadi salah paham. Dan hal yang paling ditakutkan olehnya adalah gadis itu belum siap kehilangan Naufal. Lebih tepatnya tidak mau untuk kehilangan Naufal.

Naufal menghembuskan napasnya dengan kasar, memilih untuk mengalah dan memberikan kesempatan bagi Adella untuk menjelaskan hal yang tidak ingin didengarnya saat ini. "Yaudah, lo jelasin sekarang."

Perlahan tangisan Adella mulai tergantikan dengan sebuah senyum manis yang muncul di wajahnya. Ia hanya terlalu senang bahwa Naufal mengizinkan dirinya untuk menjelaskan semua yang terjadi di hari kemarin. Walaupun Adella tidak tahu tanggapan apa yang akan Naufal berikan setelah mendengar semua penjelasan dari mulutnya, tetapi setidaknya ia telah berusaha untuk membenarkan apa yang sebenarnya terjadi.

Adella menghirup napasnya dalam-dalam, lalu dikeluarkan secara perlahan. Pikiran gadis itu melayang pada semua yang terjadi di hari kemarin. Kejadian di mana Gio yang tiba-tiba saja kembali mengirimkan sebuah pesan singkat pada dirinya.

Adella dan Leon memilih sereal sebagai menu sarapan pagi ini. Di saat Adella tengah asyik melahap sereal favoritnya, Leon berdeham membuat gadis itu sedikit teralihkan dengan menu sarapannya dan menoleh ke arah Leon. Selang beberapa detik kemudian, laki-laki bernama Leon itu mengeluarkan suaranya.

"Semalem gue bajak instagram lo. Sorry ya, Del?"

"Hah? Bajak gimana?"

"Post foto lo lagi tidur gitu," jawab Leon diiringi dengan cengiran lebarnya.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang