3

997 29 0
                                    

Sudah seminggu Janeta tidak mendapatkan kabar dari Estu, begitu pula dirinya yang tidak berniat untuk menghubungi Estu duluan, mungkin Estu memang sudah melupakannya. Wanita yang seminggu lalu bertemu dengannya kemungkinan besar kekasihnya dan bahkan tunangannya.

Seminggu ini yang Janeta lakukan hanyalah memotret pemandangan kota Bandung, kemarin mungkin satu hari Janeta berhasil melupakan Estu yang tidak memberikan kabar kepadannya. Seharian penuh Janeta belajar naik sepedah bersama Alex. Janeta tidak bisa naik sepedah  saat dia kecelakan waktu kelas 8, kemarin seharian Alex dengan sabar mengajarkan Janeta untuk lancar menjalankan sepedah, karena kesabaran Alex mengajarkannya kemari sekarang Janeta bisa lagi naik sepedah dengan lancar.

Tinggal dua minggu lagi, mungkin Estu hanya sebuah bayangan yang seharusnya tidak untuk Janeta kenang. Janeta membersihkan isi kamarnya yang sudah tidak karuan, buku-buku dan baju bekas berserakan dilantai, bekas makan belum sempat dia buang ke tempat sampah umum didepan kosatannya. Janeta bergidik saat melihat kamarnya yang berantakan.

Kemarin malam adik laki-laki Janeta bernama Fauzan pun datang mengunjunginya ke Bandung bersama sopir pribadi keluarga Janeta. Fauzan membawa Oliver kucing persia kesayangan Janeta kekostan alasannya sih untuk menemani Janeta di Bandung kalau Janeta merasa kesepian. Fauzan memohon kepada Janeta agar Janeta bisa cepat pulang menemaninya yang sendirian dirumah. Baru saja tadi pagi Janeta melepaskan kepergian Fauzan yang sudah harus dibawa pulang oleh supirnya karena takut ketauan kalau Fauzan pergi jauh menemui Janeta.

Janeta melihat tumpukan baju kotor yang tadi berhasil dia angkut dari lantai. Dia memasukan semua baju kotornya ke dalam kantong plastik besar lalu membawanya ke tempat laundry yang tidak jauh dari kostannya.

Toko ini mempunyai pintu kaca yang bisa menembus bayangan orang didalamnya, Janeta mendorong gagang pintu toko dan mencoba tersenyum kepada pemilik toko yang sudah terlebih dahulu tersenyum ramah kepadanya. “Bu tolong di laundry ya, kalau bisa besok sebagiannya tolong diantarkan, saya tidak bawa baju banyak kesini, jadi kalau bisa besok pagi saya ambil.”

“Emang eneng gak tinggal lama disini sampai hanya membawa baju sedikit?” sang ibu pemilik laudry tadi mengambil kantong plastik yang disimpan Janeta diatas meja.

Janeta menggelengkan kepalanya “engga bu, saya cuman satu bulan disini, terima kasih ya. Ini uangnya, kalau begitu saya permisi dulu bu” Janeta meninggalkan tempat laundry dengan tergesa-gesa karena langit sudah telihat gelap.

Janeta berjalan dengan cepat, tetapi sesaat langkahnya terhenti saat  dia sadar diujung jalan ada seseorang yang berdiri didepan mobil membelakanginya. Janeta memperhatikan mobil itu dengan seksama karena tidak memakai kaca mata, sepertinya Janeta pernah hafal nomer polisinya. Janeta mencoba mengingat siapa pemilik mobil tersebut, tanpa aba-aba kaki Janeta mundur perlahan saat menyadari siapa pemilik mobil crv abu-abu itu. Janeta membalikan badannya tetapi badannya terasa berat seketika, badannya terasa berat untuk melangkah, matanya sudah terasa panas menahan air mata yang sedari tadi ditahannya. Dia merasa ada seseorang memeluknya dari belakang, Janeta tidak berani melihat ke belakang untuk memastikan siapa yang memeluknya.

Suasana jalan sekarang sangat sepi, rasanya dia ingin berteriak sekuat tenaga meminta bantuan, tetapi sepertinya percuma jalanan ini terlalu sepi “Net..aku kangen banget sama kamu” bisik seseorang dengan nada lirih ditelingannya. Suara yang tidak asing ditelinga Janeta. Suara yang sudah lama tidak lagi dia dengar, seseorang yang selalu membisikan kata manis yang selalu membuat Janeta melayang dan akhirnya selalu membuatnya menangis setiap Janeta mengingat semua janji palsunya. Janeta tidak ingin menjawab apa pun sampai akhirnya pelukan orang dibelakangnya ini semakin erat ditubuh Janeta. “Jangan pernah pergi lagi, aku butuh kamu” bisiknya sekali lagi.

True Love OleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang