Sebastian menunggu Janeta yang belum sadarkan diri dari semalam. Sebastian mendengarkan cerita dari Umar dan Angga kalau Janeta ternyata sudah tau kalau dirinya pemakai oba-obatan terlarang. Dia memang patut disalahkan tapi tidak untuk kehilangan Janeta karena dia tau yang sebenarnya. Sebastian selalu mencoba menjauhkan Janeta dari bajingan yang selalu memaksa Sebastian untuk selalu membeli barang haram tersebut, ketika Sebastian dan Janeta berada di JCO Sebastian melihat ke empat bajingan ada disekitar mereka, maka dari itu Sebastian dengan cepat berlari kecil menuju kamar mandi dan membeli barang haram tersebut.
Sebastian melakukan perjanjian agar orang-orang itu tidak akan mengganggu dan mengatakan hal ini kepada Janeta. Ada juga saat diperjalan Sebastian ingin ke kostan Janeta, Sebastian mendapat telepon dari Janeta kalau dia sedang diganggu lagi oleh keparat yang sudah merusak hidup Sebastian. Ada satu hal yang terpenting kenapa Sebastian bisa mengetahui keberadaan Janeta saat ada di Bandung? Karena keparat itu yang terlebih dahulu bisa menemukan Janeta dikostannya dan berniat mengganggu Janeta karena Sebastian tidak ingin membeli barang mereka lagi, mereka menghajar Sebastian karena tidak mendapatkan Janeta karena aksi mereka dihadang oleh pemilik kostan tempat Janeta.
Rasanya ingin dia berlari sejauh mungkin agar tidak melihat orang yang dia sayangi jatuh seperti ini.
Sebastian mengompres kening Janeta yang panas, sudah tiga kali Sebastian mengganti air kompresannya tetapi Janeta masih belum sadarkan diri. Sebastian ingin bunuh diri saat melihat wanita yang sangat dia cintai ini terjatuh sakit, menangis, kecewa dan mencemaskannya. Sebastian bangkit dari ranjang yang tadi dia duduki berdiri disudut kamar,
BRAKBRAKBRAK..
Sebastian menghantam tembok dengan kepalanya “Net apa ini bisa buat kamu bangun? Bangun Net aku butuh kamu, aku janji bakalan berubah, aku gak akan make lagi, aku bakalan berubah sepenuhnya, please!.” Sebastian terjatuh lemas setelah mengungkapkan janjinya. Dia melihat tangan janeta bergerak dan matanya perlahan terbuka, Sebastian bangkit dan berjalan mendekat, “yang..” ucap Sebastian lirih.
Janeta melihat Sebastian sangat berantakan pagi ini, dia tidak ingat apa yang terjadi semalam, akhirnya Janeta memilih tersenyum setelah melihat wajah Sebastian yang terlihat khawatir, dia masih berusaha keras mengingat apa yang sebenarnya terjadi? Janeta menoleh ke arah jam dikamarnya dan melihat sekarang bukan lagi jam pagi ternyata selama itu Janeta tidur sampai sore hari.
Kemudia Janeta mengingat apa yang terjadi dengannya semalam, dia pingsan semalam dikamar Sebastian setelah mengingat, ‘Sebastian pemakai narkoba’ apa mungkin semua cuman mimpi? Kening Janeta sekarang mengkerut mencoba mengingat semua yang terlihat tidak nyata. “Yang maafin aku kalau aku udah buat kamu kecewa, aku emang bodoh, dan kejadian semalam itu bukan mimpi melainkan kenyataan, aku janji aku akan berubah jadi aku yang dulu, maafin aku” Sebastian kini terisak didepan Janeta, membuat Janeta tidak tau apa yang harus dia lakukan saat ini, rasa kecewa yang melanda, rasa sakit karena orang yang di cintainya seorang pemakai narkoba.
sekarang badan Janeta terasa dingin melihat isakan Sebastian yang terlihat sebagai sebuah penyesalan, “aku mau denger penjelasan kamu dan aku mau itu kejujuran” ucap Janeta singkat.
Sebastian mengangguk mendengar ucapan Janeta “iya aku akan cerita sejujur-jujurnya” Sebastian menarik nafas panjang dan membuangnya sebelum menjelaskan semuanya kepada Janeta. “Sebenarnya aku itu kaya gini karena kamu, saat aku nyari kamu kemana-mana, aku nyari kamu di facebook sama twitter ta..tapi kamu gak pernah ada padahal aku udah sering mention minta maaf ke kamu tapi gak ada balesan sedikit pun. Aku juga pernah dateng ke kampus kamu sama Galih sepupu aku, tapi kamu gak bisa ditemuin, aku bener-bener stres mikirin kamu yang gak tau kemana, pas saat itu aku main kerumah temen dengan fikiran yang kalut dan temen aku itu tiba-tiba nyuntikin aku sesuatu, katanya obat penenang fikiran saat aku lagi nangis mikirin kamu, sampai akhirnya aku bener-benar sadar kalau itu narkoba, dan sampai saat ini aku gak bisa berhenti make, tapi saat ini aku janji, aku janji akan nyoba berhenti make lagi, demi kamu Net” ucapnya sambil mengacungkan kelingkingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love Ole
Teen FictionApa kalian percaya akan arti dari karma? Karma itu bukan pembalasan tetapi karma adalah sebuah keadilan yang Tuhan berikan agar manusia itu tidak mengulangi kesalahanya lagi. Janeta: Disini aku Berpijak di kota Bandung. Mencoba menyelesaikan tulisan...