“Selamat pagi Bandung” gumam Janeta setiap awal bangun dari tidurnya yang nyenyak, badannya sekarang lebih enakan setelah tidurnya tidak diganggu Sebastian.
Janeta membuka jendela kamarnya untuk melihat sinar matahari diluar, pintu kamarnya juga dibuka agar udara segar masuk kekamarnya. Janeta tau kalau dia cuman bisa bernafas lega sebentar karena Sebastian sebentar lagi pasti datang ke kostannya dengan semua kekangannya dan aturannya.
Janeta melihat seisi kamarnya yang masih tertata rapih tanpa disentuh apa pun setelah seminggu Janeta menemani Sebastian dirumah sakit. Pagi ini Janeta berniat ke... KRINGGG..KRINNGGG
Belum selesai Janeta membereskan perkatannya hpnya sudah meraung-raung minta diangkat, Janeta mengklik tombol hijau dari hpnya “haloo”
“Pagi sayang..”
“Kenapa? Pagi-pagi udah nelpon aja?”
“Gitu banget yaudah kalau gak mau ditelpon, aku cuman mau kasih tau, aku mau ke sana agak siangan, aku harus ke kampus dulu, ada pertemuan sama wali dosen aku dan ada kejutan buat kamu” ucap Sebastian dengan ceria.
“Oh yaudah deh, kejutan apa?” nada bicara Janeta mulai berubah saat mendengar kata kejutan. Janeta sangat menyukai kejutan dan kado, jadi setiap ada kata kado dan kejutan untuknya dia selalu tertarik menunggu kejutan itu tiba dihadapannya
“Ada aja, nanti aku jemput jam satu ya”
“Oke deh, awas kalau bohong!.”
“Dandan yang cantik” ucap Sebastian dengan semangatnya “pokoknya jangan macem-macem dibelakang aku, sekarang aku mau kekampus dulu, dah sayang.” Sebastian mematikan telponnya duluan, selalu urusan kuliah yang bisa membuatnya melupakan Janeta.
Ini yang Janeta tidak suka dari laki-laki itu, waktunya tidak banyak untuk menemani Janeta, tetapi sekalinya dateng hanya mengekang dan mencak-mencak tak jelas.
Janeta merapihkan kamarnya yang sudah rapih, saat Janeta membuka laptop ternyata ada satu hal yang dilupakan, laptop dan tulisannya. Terlalu sibuk tidak jelas di Bandung membuatnya lupa tujuan dia ke Bandung untuk menyelesaikan tulisannya dan hunting foto.
Janeta membuka laptopnya, dia memilih melanjutkan tulisannya sekarang juga sebelum Sebastian datang dan mengganggu waktunya.
Janeta memperhatikan jam yang ada didinding, sekarang waktu masih menunjukan 08.00 terlalu pagi untuk bersantai-santai, sebaiknya Janeta bergegas mandi lalu melanjutkan tulisannya, Janeta mengambil handuknya dan melesat masuk ke kamar mandi.
Badan Janeta sekarang sudah terasa segar setelah setengah jam ada dikamar mandi untuk membuat badannya terasa segar, sekarang Janeta membuntal rambut panjanganya dengan handuk, dia memperhatikan laptopnya yang sudah bergeletak dikasurnya melambaikan layar kepada Janeta. Sekarang Janeta bersemangat untuk melanjutkan tulisannya, Janeta mengerjakan tulisannya dengan teliti dan semangat saat membaca lagi tulisan yang sudah selesai tinggal mengedit beberapa saja.
Waktu menujukan jam sepuluh, perutnya sekarang terasa perih, tulisan yang baru dia ketik sekarang disave. Dia mengganti bajunya untuk keluar mencari makan diluar.
Janeta mencari satu makanan cepat saji dekat kost-kostannya karena sudah terlalu lama dia meninggalkan jam makan paginya, saat Janeta masuk ke mcd tempatnya cukup ramai membuat Janeta harus bersabar mengantri memesan makanannya.
Janeta melihat kentang goreng, ayam goreng, burger dan satu gelas soft drink besar didepannya, senyumnya sekarang menghiasi bibir mungilnya, sekarang diotaknya sedang memikirkan apa dulu makanan yang harus disantap duluan.
Janeta melirik kentang goreng dan ayam, sekarang tidak boleh ada yang ganggu waktu makan pagi yang nikmat ini, tetapi saat Janeta melihat sekeliling ada dua laki-laki yang sedang memperahtikan Janeta dari kejauhan, walau pun saat ini Janeta tidak menggunakan kaca matanya tetapi Janeta sangat yakin tatapan itu tertuju kepadanya, mukanya tidak begitu jelas dari kejauhan. Janeta mengangkat bahunya dan melanjutkan makannya tanpa memikirkan orang-orang yang memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love Ole
Teen FictionApa kalian percaya akan arti dari karma? Karma itu bukan pembalasan tetapi karma adalah sebuah keadilan yang Tuhan berikan agar manusia itu tidak mengulangi kesalahanya lagi. Janeta: Disini aku Berpijak di kota Bandung. Mencoba menyelesaikan tulisan...