8

784 25 2
                                    

Saat dua hari yang lalu Estu semakin menutup dirinya untuk berbicara kepada orang lain, dia hanya membahas sesuatu yang penting dan itu pun hanya seperlunya. Dokter muda yang dianggap ramah itu pun sekarang tidak pernah memberikan senyumnya kepada setiap orang yang memperhatikannya.

Estu berjalan keluar rumah sakit menuju parkiran untuk langsung kerumahnya, seharian ini dia berada dirumah sakit untuk menggantikan dokter seniornya yang sedang keluar kota. Estu rasanya butuh liburan untuk menenangkan hatinya yang sedang rapuh, sampai kapan dia harus masuk kedalam dunia wanita yang sudah mempunyai kekasih. Dia sekarang tau harus kemana malem ini untuk menenangkan fikirannya, sesuatu yang selalu dilakukannya hampir akhir pekan mengahabiskan malam yang sepi saat dia remaja.

Setelah Estu beres mandi dan makan malam dia memilih baju yang pas untuk menghabiskan malamnya, tidak seperti biasanya yang suka memakai kemeja dan pakaian formal, sekarang dia lebih terlihat santai, memakai tshirt hitam, jeans dan sepatu kets.

Estu menarik jaket kulit yang ada dikursi kamarnya.

Estu mengendarai mobilnya menuju suatu tempat ‘apa pun akan gue lakuin untuk bisa ngelupain lu yang gak pernah anggap gue ada’ ucapnya singkat didalam hati.

Estu memarkir mobilnya, saat dia membuka pintu mobilnya ada seorang wanita yang mendekatinya dengan pakaian yang menurut dia terlalu berlebihan, wanita itu hanya memakai dress sepaha yang terlalu memperlihatkan bentuk tubuhnya. Dia ragu untuk turun saat wanita itu mendekatinya dengan senyum menggodanya, wanita itu menahan Estu saat dia ingin menutup pintu mobilnya. “Hai..ganteng..” goda seorang wanita yang memang terlihat menarik dengan dress berwarna merah menyala, wanita seperti ini tidak asing baginya saat dia masih dibangku sekolah dan suntuk dirumah kalau bundanya sedang menjalankan pekerjaannya diluar kota, atau mungkin melakukan bisnisnya diluar negri, Estu memilih wanita seperti ini lah yang selalu menemani setiap malamnya, mungkin saat ini Estu hanya berkata hal itu gila untuknya dulu, tetapi itulah satu cara yang bisa membuatnya bahagia bermain dengan wanita-wanita yang selalu ingin menghabiskan malam dengannya. Dia selalu tidak puas dengan satu wanita dihidupnya, mungkin bisa dibilang ‘habis manis sepah dibuang’ setelah Estu bersenang-senang dengan mereka setelah itu juga dia meninggalkan mereka, mungkin ini karma dari kelakuannya dulu, dulu semua wanita tunduk kepadanya tetapi sat ini satu wanita yang dia inginkan bahkan tidak pernah melirik apa lagi berminat untuk bersamanya.

Estu hanya menelan ludah saat wanita ini menghampirinya untuk menahan pintu mobilnya, entah apa yang harus dia katakan saat ini, atau apa dia harus meninggalkan wanita didepannya ini, dengan hati-hati Estu menjawab sapaan wanita didepannya ini, “hai..” saat Estu membalas sapaan wanita didepannya ini semakin mendekatkan dadanya ke arah Estu. Estu yang mulai panik, dia mulai berfikir bagaimana agar wanita ini menjauh dan bau yang keluar dari mulut wanita ini sangat membuat Estu tidak nyaman, sepertinya wanita ini ‘mabuk’ Estu mendorong wanita ini perlahan dengan tangannya agar wanita ini menjauh. Saat dia sudah menjadi dokter dia lebih memilih menjauhkan wanita dan minuman-minuman beralkohol. Estu sadar dengan minuman lah yang bisa membuatnya lupa kalau dia adalah anak yang malang, dia melihat ayahnya berselingkuh dengan wanita lain dan meninggalkan ibunya yang mungkin hanya memperdulikan pekerjaannya dari pada rumah tangganya.

Semua memory diotaknya kini terputar lagi rasa sakit yang tidak pernah dia bayangkan saat dia masih kecil, rasa sakit yang membunuhnya untuk belajar untuk jadi laki-laki tegar tanpa harus menangis, tetapi dunianya berubah saat adawanita yang membuatnya menjadi dirinya yang dulu, dirinya yang lemah, rapuh dan pemberontak.

True Love OleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang