Seorang pria dengan tinggi rata-rata, agak bungkuk, dan berpenampilan berantakan namun cukup tampan terlihat berjalan agak sempoyongan bersama seorang wanita pirang bermata almond yang teler karena kebanyakan minum. Mereka berdua memasuki ruang belakang bir yang bertuliskan 'Staff Only'.
" Tidakkah kau pikir malam ini sudah cukup? Kau kebanyakan minum" tanya lelaki itu.
"Ah, setelah muntah, aku akan minum lagi" jawab perempuan tersebut dengan aksen seperti orang mabuk dan berjalan sempoyongan itu.
"Ah, kebetulan, apa disini ada kamar mandi? Sepertinya aku juga kebanyakan minum" tanya pria yang membawa perempuan mabuk tadi pada dua orang berbadan seperti tentara yang tinggi besar dan tegak yang sedang berdiri di depan pintu sebuah ruangan.
"Tidak boleh masuk ke ruangan ini." Jawab pria besar tadi.
Perempuan yang berjalan sempoyongan tadi tiba-tiba terjatuh, namun dengan sigap ditangkap pria besar itu.
"Ah, terimakasih" kata perempuan tadi.
"Tidakkah kau lihat? Pacarku kebanyakan minum, kenapa kita tidak boleh masuk? Dia hampir muntah." Paksa pria berpenampilan berantakan tadi.
"Ini bukan kamar mandi!! Kau tidak bisa baca? Hanya staff yang boleh masuk, enyahlah!!" bentak pria besar itu.
Akhirnya sepasang kekasih itu menyerah dan meninggalkan tempat itu. Setelah berbaur dengan keramaian bar, mereka berdua melepaskan 'akting' mereka.
"Huuh, merepotkan sekali harus berakting seperti orang mabuk" kata perempuan tadi.
"Terimakasih kerjasamanya, aku menghargai itu." Jawab lelaki berantakan yang juga pura-pura mabuk dengan wanita tadi.
"Biar kutebak, apakah benda yang kutaruh di kantung pria berbadan besar tadi dengan pura-pura jatuh ke pelukannya adalah sebuah alat penyadap?" tanya perempuan itu.
"Benar."
"Kenapa kau lakukan itu?"
"Tak perlu kujelaskan, yang pasti terimakasih telah bersedia melakukannya. Jika kau penasaran atau mencoba mencari tahu tentang apa yang akan kulakukan dengan penyadapan ini, aku akan membongkar seluruh rahasia kotormu." Jawab pria itu dengan nada mengejek.
"Huuh, kau sudah mengatakan itu diawal transaksi kita. Kau ini licik sekali, bedebah tengik." Jawab perempuan itu, "oh iya, aku belum tahu namamu" lanjut perempuan itu.
"Lucio Crezora"
"Wah, nama yang bagus. Namaku.."
" Irina Freudrich" potong Lucio.
"Ya.. Ingatlah, itu adalah nama yang akan membuatmu menyesal karena telah memanfaatkanku." Ancam perempuan tadi sambil meninggalkan Lucio.
Lucio hanya tersenyum. "Sampai berjumpa lagi, Irina" gumamnya.
**
Seorang pria bertopeng putih polos dan memakai jas berdiri di tengah frame berlatar belakang hitam polos.
"Detektif Richard Negev, terimakasih telah mengikuti instruksi pada surat yang saya kirim. Saya peringatkan, Saya hanya berusaha membantu anda menurunkan kriminalitas di kota ini, jadi tolong jangan melakukan tindakan yang menentang saya. Tiga hari lagi, saya akan mengeksekusi seorang pria bejat bernama Christoper Foden, dan anda akan menyaksikannya sendiri."Video tadi berakhir. Detektif Richard masih tidak percaya dengan yang dilihatnya itu.
Entah ini iseng ataupun bukan, aku harus menyelidiki orang bernama Christoper Foden itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Guardian
Mystery / ThrillerSky City, kota metropolis yang menjadi pusat bisnis dunia, tiba-tiba diguncang oleh sekelompok orang yang menamai diri mereka 'The Empty' dan mengenakan topeng putih polos. Bukan hanya melanggar hukum, mereka juga menurunkan angka kriminalitas di ko...