Believe or not?

1.5K 209 5
                                    

Pemuda bertubuh tegak dengan masih mengenakan piama itu telah selesai mencairkan uang hasil judi yang dia peroleh.

"Hmm, hari ini lebih banyak dari biasanya, firasatku buruk" gumamnya.

Ketika pria itu kembali ke apartemen mewahnya, dia melihat seorang pria sedang berjalan ke arah yang sama dan berhenti di depan pintu apatemennya tepat.

"Mencariku, Lucio?"

"Ah, Kenny, maaf aku mampir tanpa bilang apa-apa, kukira sekarang sudah lewat jam judimu?"

"Ya, tadi lebih banyak penantang daripada biasanya."

"Oh pantas. Ada yang ingin kubicarakan denganmu sekarang" ujar Lucio.

Pria berpiama yang bernama Kenny yang terkenal sebagai 'pejudi tak terkalahkan' itu merasa sedikit cemas.

"Baiklah, ayo masuk dulu, kubuatkan teh" jawabnya.

Tuh kan, memang firasatku sedang sial.

**

Pada bar milik Eddie, detektif Richard terlihat sedang minum-minum setelah sebelumnya dimintai tolong oleh Lucio di 'ruang belakang' bar.

"Kupikir polisi tidak mabuk pada hari seperti ini, Rich?" Sindir Eddie setelah pulang dari pengintaiannya.

"Darimana kau?"

"Janjian dengan teman" jawab Eddie.

Pembohong.

Detektif Richard sudah berpengalaman menghadi berbagai jenis narapida selama bertahun-tahun, sehingga minimal dapat membedakan bagaimana ciri-ciri orang yang sedang berbohong itu, apalagi teman kecilnya yang bernama Eddie ini sudah sering bersamanya dari sekolah dasar, tentu tak bisa menipunya. Namun, Richard tahu bahwa meskipun dipaksa, Eddie tak akan buka mulut.

Urusan pekerjaan. Pasti itu alasan terakhir.

"Bisakah aku bertanya padamu?" Tanya Richard dengan nada serius. "Rahasiakan ini dari Lucio." Lanjutnya.

Eddie menunjukan pandangan menyelidiki dan curiga, namun akhirnya dia mengangguk pelan seolah ragu.

"Akan kuusahakan, tapi itu tergantung dari pertanyaanmu"

"Siapa sebenarnya Lucio? Ketika kau pergi, dia memintaku untuk mencabut kamera mikro yang kau pasang di kantorku. Dia juga bercerita surat palsu itu, aku tahu kau hanya menjalankan kemauannya, aku tidak marah padamu, hanya saja, kenapa kau percaya dengannya?"

Eddie mulai memasang wajah serius.

"Rich, dia biaa dipercaya. Dia telah menyelamatkanmu."

"Dengan membunuh psikopat itu?" Bisik Richard dengan suara memekakkan.

"Itu pembelaan diri, wajar saja jika.."

"Kau tidak tahu apa-apa!!" Potong Richard dengan suara keras dan membuat pengunjung yang lain menengok kearahnya, lalu dia memelankan suaranya.

"Kau tidak tahu apa-apa, Eddie, kau tidak disana, akulah yang disana, aku saksinya sendiri, dia menolongku dari psikopat itu, tapi dia terus memukulinya bahkan setelah tewas, hingga wajahnya tidak berbentuk lagi, dia melakukannya didepan wajahku, Eddie, didepan mataku sendiri!!" Bisik Richard.

"Panik dapat menyebabkan..

"Dia tidak panik, Ed !" Potong detektif lagi. "Dia tidak berteriak, tidak menggigil ketakutan, ketika memukul kepala psikopat itu hingga tewas, bahkan setelahnya, dia sangat-sangat tenang!! Matanya tidak berkedip, bahkan nafasnya tidak terburu-buru sama sekali. Dia melakukan hal keji itu bagaikan kegiatan sehari-hari." Jelas Richard berusaha menggambarkan kengerian peristiwa itu seakurat mungkin.

The Silent GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang