"Kakak Li, seharusnya begitu keluar benteng kita langsung memisahkan diri masuk ke dalam hutan, seharusnya menunggu hingga pasukan kereta pembelian sampai dijalan di bawah gunung baru melepaskan diri. Sekarang kau lihat, kita di dalam hutan ini, setelah jalan seharian, baru menempuh jalan dua puluh li lebih, tidak tahu kapan baru bisa keluar dari gunung." Nyonya cantik yang berwajah telur angsa itu sedang menyalahkan.
"Adik Gong, keputusan kita tidak salah. Kampung di sepanjang jalan di bawah gunung, dimana-mana ada mata-mata benteng Zhang-feng, menunggu kereta sampai di jalan raya baru melepaskan diri, itu sama dengan menyerahkan diri, kalau sampai kita tertangkap kembali, keadaan kita akan sangat mengerikan. Tahanlah sedikit! Kita cari tempat untuk istirahat semalam dulu, aku percaya besok sore sudah bisa keluar dari gunung." Nyonya cantik bertahi lalat menghibur.Akhirnya, mereka mendapatkan sebuah tempat, setelah diberi rumput, lalu tertidur lelap. Pagi keesokan harinya, sinar matahari yang menyilaukan mata menyorot ke dalam hutan, suara-suara kicauan burung membangunkan mereka. "Burung sialan, sungguh pintar membangunkan orang."
Nyonya cantik marga Gong yang berwajah telur angsa mengumpat pelan sambil menggosok-gosok mata.
Baru saja dia duduk, dia melihat di depan pohon sekitar sepuluh langkah lebih di hadapannya, berdiri satu pendeta dao dan satu orang berbaju biasa berusia sekitar lima puluhan, dengan santainya menggendong tangan, ter-senyum menatap mereka, sorot matanya kebetulan terfokus pada dia.
"Saudara Yin, tebakanku benar kan?" kata orang setengah baya yang berbaju dao tersenyum, "kau lihat, benar saja Ning-xiang-yan-nie (Wanita cantik wangi membeku.) yang bangun duluan!" "Kalian!" teriak Ning-xiang-yan-nie ketakutan.
Suara pembicaraan itu, membangunkan nyonya cantik yang bertahi lalat.
Dia juga sekali melihat dua orang di depannya, wajah cantiknya seketika jadi pucat.
"Kalian Sepasang Cantik Jiang-nan sungguh hina, hidup mewah di benteng Zhang-feng tidak mau, malah lari tidur di sarang rumput." Dewa Dingin Yun Wu-ji membalikan kepala berteriak pelan, "tangkap mereka!"Di dalam hutan keluar dua orang laki-laki besar, menotok titik saluran dua wanita itu, diangkat keatas bahunya, sepasukan empat belas orang itu beramai-ramai pulang kembali ke-benteng.
Setelah melewati tiga gunung, tibalah di lapangan datar lembah berparit, pepohonannya hanya sedikit.
Disini, hanya berjarak sepuluh li lebih dari benteng Zhang-feng, bukit di atas lembah berparit adalah bukit kedua di sebelah timur laut benteng Zhang-feng.
Seorang laki-laki besar yang berjalan paling depan, tiba-tiba mengeluarkan isyarat yang mencurigakan.
Pendeta dao adalah pemimpinnya, dia segera membawa sembilan orang mengurung, gerakannya cepat sekali, dengan hati-hati mengurung satu bukit kecil.
Di depan hutan di bukit kecil, Tian-ya-koay dan Shi-tu Yu-yao putri tersayang ketua perumahan Wu-ling Shi-tu-sheng, dengan sorot mata yang waspada menatap pada empat orang yang datang mendekat dari bawah.
Di antara empat laki-laki itu, dua orang menggendong Sepasang Cantik Jiang-nan, mereka tidak terburu-buru mendekat, menunggu yang lainnya datang mengurung dari kedua sisi, baru pelan-pelan mendekat dengan hati-hati.
"Tian-ya-koay setan tua Jie dan seorang betina." Seorang laki-laki besar setengah baya dalam jarak tiga puluh langkah lebih, berteriak pada teman-temannya, "mereka berani sekali datang kepegunungan ini, mencoba mencelakai benteng kita, mereka pasti sudah bosan hidup, kita harus menagih hutang darah terbunuhnya saudara kita di Lin-jia-gou, kali ini dia tidak akan bisa melarikan diri lagi!"
Tian-ya-koay merasa aneh, kedua belah pihak mempunyai bermusuhan besar, jika empat orang ini orangnya benteng Zhang-feng, seharusnya segera mendekat, kenapa malah bergerak pelan-pelan tidak tergesa-gesa mendekatnya?
Tapi begitu mendengar kata-katanya, dia tahu mereka adalah orangnya benteng Zhang-feng.
Peristiwa yang terjadi kemarin malam di benteng Zhang-feng, sedikit pun dia tidak tahu, lebih-lebih tidak tahu benteng Zhang-feng sedang melakukan pencarian besar-besaran, mengejar Sepasang Cantik Jiang-nan yang melarikan diri, yang tanpa di duga bertemu disini, tidak aneh dia merasa bingung.
Mereka datang untuk menyelidik, hanya ingin menyelidiki keadaan benteng Zhang-feng, supaya mempermudah kedatangan Sepasang Pedang Langit Selatan yang sedang mengumpulkan teman-teman pendekar. Tidak ada rencana untuk menyusup masuk. Walau Sepasang Pedang Langit Selatan dan Tiga Phoenix tiba, juga tidak ada kekuatan dan keberanian menantang benteng Zhang-feng, mereka berdua lebih-lebih tidak ada kekuatan, makanya secara sembunyi-sembunyi mereka mendekati benteng Zhang-feng.
Sekarang ada orang benteng Zhang-feng yang pagi-pagi muncul dalam jarak sepuluh li lebih dari dalam hutan, dia merasa bingung. Tapi lawan hanya ada empat orang, dia sedikit pun tidak merasa ada ancaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sesat Pisau Kematian
Tiểu Thuyết ChungTokoh utama adalah Fu Ke-wei berjuluk Xie Jian Xiu Luo (Pedang Sesat Pisau Melengkung), tenaga dalam dan ginkangnya sangat tinggi, ilmu pedang dan am-gie berupa pisau bulan sabit boleh dibilang tanpa tandingan, sudah mencapai tingkatan ilmu hawa men...