Orang setengah baya itu terpental ke pinggir lima enam langkah. "Kau juga terima golokku!" Xie-shen berteriak marah.
Sinar golok berkilat, hawa golok menyerang orang, orang dengan golok menjadi satu, dengan sepasang tangan mengayunkan golok dahsyatnya seperti geledek menerjang.
Orang setengah baya baru tergebrak satu jurus sudah kalah, sekarang dia baru tahu Xie-shen bukanlah hanya namanya saja yang hebat, dia tidak berani menangkisnya, golok mengikuti tubuhnya menghindar, dengan cepat menempel ke belakang kanan Xie-shen, mencari celah, golok disabetkan secepat kilat.Xie-shen tertawa keras, tubuhnya setengah berputar, golok baja dengan cepat ditekan ke bawah.
"Traang...!"
Punggung goloknya memukul miring golok lawan, sekali putar sekali tusuk, segera membalasnya.
"Ssst...!"
Ujung goloknya berhasil melukai kaki kanan bawah orang setengah baya, celana robek darah langsung mengalir.Orang setengah baya meloncat lima che, memutar tubuh melayangkan tangan kiri, dari dalam lengan baju menyemburkan asap hitam pekat, asap itu begitu tertiup angin menyebar, terbang kearah Xie-shen.
Xie-shen sudah lebih dulu cepat mundur, juga melayangkan tangan kirinya, satu sinar abu abu membelah asap, masuk menerjang, tepat setelah asap pekat menyebar, menembus masuk! "Siiaat...!" bersamaan Xie-shen berteriak keras.
"Paak...!"
Sinar coklat menembus asap tebal, meletus di atas hidungnya orang setengah baya, serbuk warna coklat menebar ke seluruh wajannya orang setengah baya.
Xie-shen tidak pernah menggunakan senjata gelap, ini pertama kalinya dia menggunakannya, hasilnya sangat bagus.
"Aduh mataku " orang setengah baya menutup sepasang matanya, cepat mundur sambil
mengucurkan air mata dan ingus, langkahnya menginjak tempat kosong, lalu jatuh kedalam parit di pinggir jalan.Itu bukan senjata rahasia, tapi hanya sebutir lada, salah satu barang yang disiapkan oleh Fu Ke-wei.
Keponakan dari keluarga Ceng yang dipanggil Wu-ge, sudah turun dari kuda dan maju, pedangnya menunjuk pada seorang pendeta dao tua bermata elang.
"Kau juga turunlah melemaskan otot, aku antar kau menuju neraka!" Wu-ge menantang dengan menunjuk nama, "Aku, Ceng-wu!"
Pendeta dao tua maju dengan marah, tepat di saat Xie-shen melukai orang setengah baya.
"Matilah...!" teriak pendeta dao tua bermata elang, pedangnya menyerang tangan kanan bersamaan waktu diayunkan, menyemburkan meteor memenuhi udara, menutup kearah Ceng-wu, ternyata gerakan pedangnya hanyalah jurus tipuan.
Ceng-wu seperti sudah ada persiapan lebih dulu, dia menerkam ke bawah, pegangan pedang menahan ke tanah, tangan kiri segera melemparkan tiga bungkus kertas kecil.
"Siiaaat...!" teriakan dia menyambung teriakan Xie-shen!
Meteor yang memenuhi langit telah tiba, bau amis menusung hidung, dan di saat melemparkan bungkusan kecil dari kertas, Ceng-wu dengan cepat berguling satu zhang lebih.
Tiga bungkusan kecil kertas menembus jaring meteor, mengenai kening dan perutnya pendeta dao tua bermata elang.
"Aduh! Sialan mata ku " pendeta dao tua mata elang menutup wajah dengan tangan
menengadah berteriak, kapur masuk ke dalam matanya, bagaimana bisa nyaman? Jika tidak cepat-cepat diobati, sepasang matanya pasti jadi buta.
Ceng-wu menerjang menempel tanah, pedangnya menembus di paha kanannya pendeta dao tua bermata elang.
"Aaa " pendeta dao tua menjerit keras.
Ceng-wu tertawa terbahak-bahak, meloncat bangkit mundur.
"Sembelih para perampok ini!" teriak Ceng-wu mencabut pedang, menerjang maju.
Lima orang pendeta dao tua, begitu melihat dua orang teman roboh dengan membawa jeritan menggiriskan hati, mereka jadi ketakutan, tidak berani lagi menghadang lawan yang melarikan kuda menerjang? Mereka bersamaan melarikan kuda ke dalam ladang sawah melarikan diri, meninggalkan temannya tidak mau perduli lagi.
Kelompok orang kedua berada satu li jauhnya, melihat orang orang yang didepan sedang melarikan diri, saling berpandangan wajah berubah warna, segera membalikan kuda mundur ke belakang, tidak berani menghadang lagi.Sembilan ekor kuda segera melanjutkan perjalanan ke depan, masuk ke dalam kampung kecil yang ada di samping jalan. Setiap rumah di kampung kecil itu sudah lebih dulu menutup jendela dan pintunya, menjadi seperti kampung mati.
Karena tidak menerima kabar, membuat kuil Jing-yun kehilangan kesempatan mengumpulkan orang, di tengah jalan mengatur jebakan, sehingga mengacaukan rencananya.
Ketua benteng Xi dan kawan-kawan yang bersembunyi ketakutan di dalam kampung, hatinya ketakutan sekali, dia mencoba berteriak memanggil bantuan!
Yu-shu-xiu-shi menyamar jadi seorang kampung, menyelinap masuk ke rumah yang ditinggali oleh ketua benteng Xi.
"Brengsek ini sungguh tidak mau sudah, benar-benar mencari sampai disini." Ketua benteng Xi berkata, "masalah kita menginap masuk kedalam kuil, mungkin jadi gagal!"
"Sungguh sial! Liu-Fei-yan sudah mau mendengar kata-kataku, masuk ke dalam kuil, sekarang ini si anjing kecil sudah berada di dalam kampung, sudah tidak bisa mengantarkan orang ke dalam kuil." Kata Yu-shu-xiu-shi dengan gelisah, "apa lagi sekarang kuil Jing-yun sudah berhadapan dengan musuh, iblis pendeta dao mana bisa perhatikan hidup matinya kita? Kita hanya bisa berdoa saja."
"Aku sudah menduga iblis pendeta dao tidak bisa di percaya, ternyata dugaan aku tidak salah, sekarang kita hanya bisa menunggu hasil dari pertarungan ini." Kata ketua benteng Xi mengeluh, "Ooo! Kau harus waspada, di dalam sembilan orang si anjing kecil Fu tidak ada satu pun wanita, ini artinya Hoa-fei-hoa dan kawan kawan bergerak secara sembunyi-sembunyi, kita harus waspada pada serangan gelap mereka."
Fu Ke-wei tidak tahu musuhnya berada di dalam kampung, dia hanya melewati pintu kampung tidak masuk ke dalam kampung, jadi kesempatan yang bagus telah terlewatkan.
Dua li di sebelah timur kampung kecil, adalah sebuah hutan, di depan hutan adalah tanah liar yang tumbuh rumput liar bermacam ragam, pandangannya sangat luas, dari sana bisa melihat dengan jelas keadaan kuil Jing-yun yang berjarak satu li lebih.
Di sisi hutan Fu Ke-wei sendirian melihat tiga puluh lebih rombongan orang yang terdiri dari pendeta dao dan orang biasa datang mendekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/87273805-288-k502735.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sesat Pisau Kematian
Ficção GeralTokoh utama adalah Fu Ke-wei berjuluk Xie Jian Xiu Luo (Pedang Sesat Pisau Melengkung), tenaga dalam dan ginkangnya sangat tinggi, ilmu pedang dan am-gie berupa pisau bulan sabit boleh dibilang tanpa tandingan, sudah mencapai tingkatan ilmu hawa men...