Dugaannya ternyata salah, Fu Ke-wei malah dengan berani menyerang dari arah depan. Suara silahkan masih mengiang di telinga, sinar listrik yang keluar mendadak menerjang dari depan.
Tenaga serangan pedang Fu Ke-wei sangat dahsyat dan cepat, Shen-dao tidak bisa tidak menangkisnya, jika kurang tepat menghindar, serangan berikutnya pasti akan lebih dahsyat lagi.
Benar saja Shen-dao tidak keburu menghindar, dia membentak, sekuat tenaga menangkis, goloknya mendadak timbul kilat, menyambut datangnya sinar pedang, menangkis keluar sinar
kilat.Kecepatan tusukan pedangnya Fu Ke-wei, di tengah jalan mendadak bertambah cepat satu kali lipat.
Goloknya Shen-dao, jadi terlalu lambat menangkisnya. "Pergilah!"
Sinar kilat membelah angin masuk, terdengar teriakan dingin Fu Ke-wei.
Pedang tanpa ampun menusuk ke dalam bahu kanannya Shen-dao, dengan kuat dilemparkan.
Shen-dao mengeluarkan suara mmm... satu kali, lalu terbang berguling ke kiri satu zhang lebih, tidak bisa bangkit lagi.
"Ternyata aku memenangkan babak ini."
Fu Ke-wei mundur ke tempat semula, bertanya dingin pada sepuluh orang laki-laki dan perempuan sebagai saksi, "apakah para saksi ada keraguan? Aku menunggu keputusannya."
Di sekeliling suara orang sangat ribut, wajah setiap orang berubah.
Tidak perlu lagi menanyakan lagi siapa menang siapa kalah, dengan satu serangan sudah melemparkan orang, adalah hal yang nyata.
"Kau kau memenangkan babak ini."
Pemimpin saksi adalah seorang setengah baya, menggunakan suara yang kurang mantap mengumumkan, wajahnya pucat, ketakutannya jelas terlihat.
"Tidak perlu aku istirahat, silahkan tetua Jue-jian-shu turun kelapangan."
Fu Ke-wei dengan pedang menunjukan ke tanah menahan tubuhnya, dia berdiri disana tegak seperti gunung.
Dia menantang menunjuk nama, memilih Jue-jian-shu Tian-chao yang diurutan keempat di Sembilan Jago Pedang Terbesar Dunia Persilatan.
Jue-jian-shu sudah keluar, kedua belah pihak seperti biasa berbasa-basi dulu. Fu Ke-wei tetap berdiri di bawah, menyatakan menghormati lawan.
Keyakinan Jue-jian-shu berkurang karena melihat Shen-dao hanya sekali tusukan pedang sudah terluka, dia bersiap memasang kuda-kuda, merubah kebiasaannya, dia mencoba bertahan.
Fu Ke-wei melangkah maju selangkah, pedang di bawah sinar matahari berkilat-kilat.
"Aku persilahkan kau mengeluarkan seluruh kemapuanmu." Katanya dengan tenang, "kalian yang memaksa aku menggunakan pedang, hari ini aku akan menghapuskan namamu dari dunia persilatan."
"Bocah, kau sudah keterlaluan!"Fu Ke-wei tidak menunggu Jue-jian-shu habis perkataannya, pedangnya ditusukan.
Sinar listrik menerjang, guntur mendadak timbul, serangan pedang ini membangkitkan semangat Jue-jian-shu melakukan serangkaian serangan yang amat dahsyat tanpa terputus-putus, dengan cepat merubah posisinya seperti sudah gila, tubuh dan pedangnya sudah tidak bisa dibedakan lagi."Traang traang traang traang!! "
Serentetan suara sepasang pedang beradu yang menakutkan, keras tidak henti-hentinya menggetarkan telinga.
Fu Ke-wei di dalam lingkaran tiga che bergerak, berputar, berubah posisi, datang pedang menangkis dengan pedang, satu pun tidak ada yang ditolak, dan juga tidak mengambil kesempatan membalasnya, sebisanya membiarkan lawan mengeluarkan seluruh kemampuannya.
Dia sama sekali belum menggunakan seluruh tenaganya, sampai Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi yang namanya di urutan pertama dari Sembilan Jago Pedang Terbesar Dunia Persilatan juga kalah ditangannya, jika dia sungguh-sungguh menyerang, Jue-jian-shu mungkin sampai kesempatan balas menyerang pun tidak ada.
Serangannya tidak ada harapan, hanya menghabiskan tenaga saja.
Setelah menyerang seratus dua ratus serangan pedang, hati Jue-jian-shu jadi gundah.
Orang yang nonton di sekeliling adalah para pakar silat, satu persatu hatinya jadi ciut, tangan berkeringat.
Luo-yin-jian Lu-an juga seorang pakar pedang yang ternama, dipinggir dia bisa melihat jelas, tahu meski dirinya maju menyerang juga tidak bisa membongkar jala pedang pertahanan Fu Ke-wei.
"Nama saudara tua Shu, hari ini benar-benar akan dihapus oleh bocah ini." Luo-yin-jian dengan amat terharu, berkata pada Zhui-hun-biao yang ada disisinya, "Ilmu pedangnya benar-benar hebat, tubuh dengan pedangnya sudah melebur menjadi satu, saudara Luo, sekarang harapan kita hanya ada pada dirimu."
"Saudara Lu, kita berharap dia tidak bisa menggunakan senjata gelap, tapi harapannya tidak besar." Zhui-hun-biao juga putus asa, "sekarang satu-satunya cara, adalah bersama-sama
mengeroyok dia, kau pergi pada saudara tua Yu untuk perintahkan! Dia adalah pemimpin pertemuan kali ini."
"Itu akan mengorbankan berapa banyak nyawa? Perkumpulan Cun-qiu tidak lebih kuat dari kita?" Luo-yin-jian tertawa pahit, "celaka! Habislah sudah saudara tua Shu!"
Situasinya terbalik, tuan rumah berganti tempat dengan tamu. Fu Ke-wei sudah mulai balas menyerang, setiap Jue-jian-shu menangkis satu kali mundur dua langkah, tampak keadaanmya sudah kacau.
Tadinya Fu Ke-wei tidak mau membalas menyerang, saat ini Jue-jian-shu mau membalas juga sudah tidak ada tenaga menbalas. "Lepas!" Fu Ke-wei teriak dingin.
Satu siulan jernih, pedangnya Jue-jian-shu berputar-putar terbang tiga zhang lebih, jatuh ke dalam rerumputan, mengeluarkan suara dengungan samar-samar!
Lalu ujung pedang Fu Ke-wei sudah ditempelkan didadanya Jue-jian-shu.
"Kau sangat beruntung, bisa tahu diri melepaskan pedang." Kata Fu Ke-wei sambil tertawa dingin.
"Kau pedangmu ada setan!" kata Yue-jian-shu dengan wajah pucat.
"Kau sudah kalah!"
"Kau menang."
Jue-jian-shu lolos dari dewa kematian, tapi namanya sudah terhapus dari Sembilan Jago Pedang Terbesar.
Fu Ke-wei dengan menundukan pedangnya, dengan langkah besar kembali ketempat semula. "Apa kalian tidak akan mengumumkan?" dia bertanya pada para saksi yang terbengong-bengong.
"Kau me memenangkan babak ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/87273805-288-k502735.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sesat Pisau Kematian
Ficción GeneralTokoh utama adalah Fu Ke-wei berjuluk Xie Jian Xiu Luo (Pedang Sesat Pisau Melengkung), tenaga dalam dan ginkangnya sangat tinggi, ilmu pedang dan am-gie berupa pisau bulan sabit boleh dibilang tanpa tandingan, sudah mencapai tingkatan ilmu hawa men...