Tidak lama, hari semakin gelap, di dalam goa telah dinyalakan obor cemara.
Tiga laki-laki besar telah berkurang satu, mungkin keluar menjemput orang.Salah seorang laki-laki brewokan yang bertubuh besar berjaga pintu keluar goa, seorang lagi yang kaki dan tangannya panjang, berbaring di bawah dinding, sorot matanya tidak henti-hentinya menatap pada Fu Ke-wei, bukan karena takut Fu Ke-wei melarikan diri, tapi arahnya memang menghadap pada Fu Ke-wei, di bawah pengawasan yang ketat ini, manusia super atau gajah besar pun tidak bisa lolos.
"Saudara, obat wangi yang dilemparkan kedalam lubang jebakan itu, punya siapa?" dia menanyakan pada laki-laki besar, "begitu tercium langsung pingsan, sungguh lihay sekali!."
"Obat itu punya seorang pengelana persilatan, yang beberapa tahun lalu dibunuh oleh ketua di Zi-zhou, ketua juga merampas satu botol puder ini, harimau yang ganas juga bisa pingsan oleh obat ini, memang lihay."
"Ooo! Di mana bungkusan baju dan pedangku?"
"Masih ada di dalam lubang jebakan, belum sempat mengambilnya."
Mendadak, dari kejauhan terdengar suara siulan aneh!
"Mereka sudah datang." Teriak laki-laki besar brewokan di luar goa, "adik ketiga, rapihkan di dalam goa, tambah dua obor."
Wajah Fu Ke-wei tampak senyum yang sinis dan dingin, setelah makan dan minum, tenaganya pulih dengan cepat sekali. Tapi, penampilannya, sangat tidak karuan, jenggot dan kumis telah tumbuh, bibirnya kering retak, bajunya kotor dan kusut, penampilannya sangat kacau sekali, dibandingkan beberapa hari lalu yang bertampang seperti seorang pangeran tampan, bedanya jauh sekali?
Suara orang sangat ramai, Hong-gang yang tubuhnya tegap besar pertama-tama masuk ke dalam goa, di belakang diikuti oleh Huang-jit-ye yang wajahnya muram, dan lima enam orang laki-
laki.
Di luar goa juga ada enam tujuh orang yang tidak ikut masuk, memang di dalam goa tidak dapat menampung begitu banyak orang.
Huang-jit-ye melihat Fu Ke-wei, wajahnya timbul hawa membunuh.
Wajah Hong-gang tampak sangat galak, kasar dan tegap, keadaan wajahnya sudah cukup menakutkan orang.
"Jit-ye, orangnya masih hidup aku serahkan padamu." Suara Hong-gang seperti geledek, "goa untuk menahan tawanan ini juga sementara boleh kau pergunakan, aku harus keluar mengurus anak buah, bersiap-siap menghadapi orang yang mengejarmu, mungkin sebelum hari terang, mereka sudah mencari kemari.""Tunggu sebentar." Huang-jit-ye berkata, "setelah aku tanyakan satu hal dengan jelas, aku ikut saudara Hong menghadapi mereka."
"Boleh juga, cepatlah kalau begitu!" Hong-gang tanpa ragu menyetujui.
Huang-jit-ye mendekati Fu Ke-wei, sambil mencabut golok di pinggang temannya, dengan sorot mata yang keji menatap wajah Fu Ke-wei.
"Kita sama-sama orang yang bermain nyawa." Kata Huang-jit-ye sambil menggigit gigi, "jawab pertanyaanku, aku nanti akan memberi kematian dengan cepat. Jika tidak, aku akan mencincangmu, apakah kau tidak ingin mati cepat?"Ujung golok digoyang-goyangkan di depan wajah Fu Ke-wei, lalu pelan-pelan di pindahkan ke dadanya.
"Jika kau tidak berkata terus terang." Huang-jit-ye melanjutkan, "aku akan menggunakan hatimu sebagai teman minum arak, lebih baik kau percaya, perkataanku dapat dipertanggung jawabkan. Katakan, kau mencari adik seperguruanku ada masalah apa?"
"Ini adalah rahasia antara aku dengan adik seperguruanmu, harus berhadapan langsung dengan dia, baru dapat membicarakannya dengan jelas." Kata Fu Ke-wei sedikit pun tidak ketakutan, "aku orang kecil di dunia persilatan, bertindak memakai segala cara, tapi jika perbuatannya benar-benar tidak terbukti, aku pasti tidak akan membunuh orang. Makanya aku hanya bisa memberitahumu, sebelum adik seperguruanmu mengakui kebenarannya, aku sama sekali tidak akan memberitahukan pada orang ketiga, terserah kau yang menentukannya, kau sudah tahu, kita adalah orang-orang yang mempermainkan nyawa, bagaimana cara matinya, tidak perlu dibicarakan secara detail. Aku bisa dengan jelas memberitahu, orang persilatan antara dendam dan budi harus dibedakan dengan jelas, jika kedua belah pihak bertarung, golok putih masuk golok merah keluar, kalau mati mengakulah kalah, kau bunuh aku, aku bunuh kau itu biasa, jika kedua belah pihak tidak mati, tidak perlu membicarakan dendam atau budi. Tapi dengan keadaan seperti sekarang, kau menggunakan cara ini memperlakukan aku, ini adalah siasat busuk berdarah dingin, apakah kau mengerti artinya siasat busuk berdarah dingin?"
Huang-jit-ye naik pitam, sekali berteriak marah golok dibacokan ke tangan kirinya.
Tapi dari samping sebuah tangan besar mengulur, laki-laki besar brewokan dengan tangannya yang besar bertenaga menangkap lengan Huang-jit-ye yang memegang golok.
"Jit-ye, membunuh orang hanya membuat kepala jatuh ke bawah." Kata laki-laki besar brewokan dengan nada dalam, "saudara ini adalah seorang jantan, kau tidak bisa menyiksa dia seperti ini, jika mau, penggal saja kepala dia, betul tidak?"
"Kau "
"Ini adalah perhargaan untuk seorang jantan." Kata laki-laki besar brewokan, "laki-laki sejati menghargai sikap laki-laki jantan, membunuh orang seperti ini harus cocok buat seorang laki-laki sejati. Kau sedikit-sedikit membacok dia, juga tidak akan mendapatkan apa yang kau ingin
ketahui."
"Saudara Huang!" Hong-gang melanjutkan, "setelah dia mati, masalah dia dengan adik seperguruan anda juga selesai, buat apa membiarkan dia memaki kau sebelum mati? Bunuh saja langsung dengan satu kali bacokan saja."
Huang-jit-ye melepaskan tangan dari laki-laki besar brewokan, sekali menggigit gigi, goloknya telah diangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sesat Pisau Kematian
Ficção GeralTokoh utama adalah Fu Ke-wei berjuluk Xie Jian Xiu Luo (Pedang Sesat Pisau Melengkung), tenaga dalam dan ginkangnya sangat tinggi, ilmu pedang dan am-gie berupa pisau bulan sabit boleh dibilang tanpa tandingan, sudah mencapai tingkatan ilmu hawa men...