Jilid 11

1.5K 23 0
                                    

"Tidak disangka dua wanita ini, diam-diam ada orang yang melindung boleh dikata kita telah dikalahkan!" kata Ouw Yu-zhen khawatir, "Paman Du, apakah sebaiknya kita pindah?"

"Tampaknya harus begitu." Kata Xie-shen juga sedikit ngeri, "Sejak awal hingga akhir kita dalam pengawasannya, aku merasa ngeri. Tapi kita tidak perlu terburu-buru, malam hari nanti kita baru pindah. Mari kita pergi ke penginapan diam-diam melihat siapa sebenarnya pelayan wanita yang kecil itu."

"Mana bisa dia membawa seorang pelayan wanita disampingnya? Benar..benar !"Hoa-fei-hoa
dengan memonyongkan mulut kecilnya berguman, Sangat tidak leluasa, kecuali dia "
"Kau jangan berpikir kearah negatif, Xiao Ji!" Xie-shen dengan nada aneh, "kamar atas biasanya dibagi ruang depan dan ruang belakang, kau jangan berpikir mereka berdua tidur bersama! Jangan berpikir yang tidak-tidak."
"Sialan kau, kau ingin dipukul yaa?"
Hoa-fei-hoa seperti seekor kucing yang terinjak ekornya, meloncat marah-marah.
"He he he " Xie-shen hanya tertawa aneh sebagai jawaban, "anggap saja mereka... itu juga
bukan urusan kau..., kau "
"Kau ingin mati "
"Kalian jangan berkelakar lagi, aku sedang berpikir " kata Ouw Yu-zhen sambil berpikir.
"Sedang memikirkan apa?" tanya Hoa-fei-hoa.
"Pelayan tuan itu, sangat mungkin penyamaran dari kakak Chao." Kata-kata Ouw Yu-zhen mengejutkan orang.
"Tidak mungkin!" Xie-shen tertegun, "dia meninggalkan kita bertiga, budi dan dendam, kebenaran dan kejahatan, terpisah dengan jelas, mana bisa dia membawa nona besar itu di-sampingnya?"
"Sifat tuan memang begitu, tapi kalian lupa satu hal." Kata Ouw Yu-zhen tertawa. "Hal apa?" Hoa-fei-hoa berebut.
"Kakak Chao tahu beberapa teman yang berhubungan secara rahasia dengan ketua benteng Xi
dan anaknya, dia bisa membantu mengejar dan memberitahukan jejak ketua benteng Xi, tuan
pasti membawa dia disampingnya, makanya aku menduga pelayan kecil itu mungkin kakak Chao
yang menyamar "
"Dugaan adik Zhen tidak salah." Hoa-fei-hoa menyela, "pelayan itu memakai nama Yung-ling, bukankah bunyi katanya sama dengan nama aslinya? Pasti itu dia, lebih baik kita mencari dia ke penginapan."
"Jika benar dia, kita jangan gegabah mencarinya." Kata Xie-shen serius. "Kenapa?" tanya Hoa-fei-hoa.
"Tuan kali ini tampil sebagai pelajar dari ibu kota, pasti ada tujuannya. Aku percaya gerakan dan tempat tinggalnya, diam-diam ada orang yang mengawasi, jika kita gegabah pergi menemuinya, akan menimbulkan kecurigaan orang yang mengawasinya, bukankah malah akan merusak rencananya tuan?" Xie-shen menganalisa, "makanya, kita hanya bisa diam-diam menyelidik, melihat perkembangannya baru membantu tuan, itu baru cara yang terbaik."
"Benar kata-kata paman Tu, kita harus bergerak dari kegelapan, baru cara yang terbaik." Ouw Yu-zhen berkata.
"Baiklah!" Hoa-fei-hoa terpaksa setuju.

0-0-0

Tubuh langsing yang basah kuyup merangsang orang melihatnya, tubuh itu dilemparkan ke atas jembatan.
Fu Ke-wei yang sedang marah sampai amarahnya akan meledak, mendadak wajahnya jadi merah, buru-buru membalikan tubuh, api amarahnya pun mereda.
Baju sutra putih yang dipakai si wanita, bagaimana tidak basah terendam air?
Seperti bunga teratai muncul dari dalam air, wanita itu hampir tampil seperti bentuk asalnya, bentuk tubuhnya yang terpeta bisa mengembangkan urat nadi para lelaki, tubuhnya penuh dengan daya tarik, kalau sudah begini hal apa pun bisa terjadi, seperti ada tenaga setan yang siap meledak.

Wanita baju putih itu tentu saja tahu keadaan dirinya, dia sudah ketakutan tidak tahu harus berbuat apa, apa lagi dia tadi melihat keadaan Fu Ke-wei dengan Guan Mei-yun sedang bermain cinta, sekarang dia harus menghadapi seorang laki-laki yang menakutkan, di sekelilingnya sepi tidak ada orang, ingin minta tolong tidak ada orang, setelah dipikir-pikir dia jadi ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar, dia sudah tidak mampu menghadapi nafsu sek yang seperti srigala atau macan ini.

Tapi begitu melihat Fu Ke-wei merasa malu dan buru-buru membalikan tubuhnya, hatinya menjadi lega, hatinya juga merasa aneh.
"Terhadap orang yang belum kenal kau sudah menyerang begini hebat." Kata Fu Ke-wei, matanya tidak mau melihat pada tubuh seksi yang bisa membuat denyut nadinya jadi cepat, amarahnya kembali naik, menggigit gigi dengan nada dalam berkata lagi, "kau pantas mati, kau menggunakan jurus setan apa menyerang bahuku?"
"Aku aku aku "
"Kenapa? Sungguh pantas dihukum, kau wanita yang sudah berusia dua puluh tahun lebih, kau tentu tahu di ruang pribadi keluarga wanita bisa terjadi hal apa, kau sungguh tebal muka, telapak tanganmu hampir saja menghilangkan setengah nyawaku, aku tidak bisa memaafkan dirimu."
"Jangan salahkan aku." Si wanita melihat Fu Ke-wei tidak pernah membalikan kepala, dia lupa
keadaannya sendiri yang setengah tembus pandang, keberaniannya jadi bertambah, "gerakanmu, cepat seperti setan, itu menandakan kau sudah menggerakan tenaga dalam dan dapat menahan pukulan yang keras, kau tidak menyalahkan diri sendiri belajar silat tidak becus, malah menyalahkan aku. "

Pedang Sesat Pisau KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang