Jilid 13

1.1K 22 0
                                    

Fu Ke-wei menerima botol kecil, mendadak membungkuk menangkap dan mengangkat orang.
Sekali lagi kepalannya memukul, kakinya menendang, Mi-hun-tai-sui tidak bisa bangkit lagi. 

Nafasnya tersendat-sendat, mulut hidung telinga mengucurkan darah segar, wajahnya ditampar empat kali, wajahnya sampai tidak berbentuk, wajahnya hampir tidak bisa dikenali lagi!

"Babi anjing tua, kau kira aku tidak tahu asal-usulmu?" Fu Ke-wei menghujat, "kau si brengsek tua ini menggunakan puder Xiao-yao melakukan kejahatan di dunia persilatan, ilmu silatnya hanya bisa tergolong pesilat kelas satu, kau pernah menggunakan obat penawar memeras uang tidak sedikit, meracun orang, kemudian memeras orang dengan segala cara. Obat penawarmu adalah tablet kecil pesegi warna merah padam, bukan pil kecil."
"Resep obat penawar a aku sudah di diganti "
"Yang ini?" Fu Ke-wei mengangkat botol keramik kecil tertawa dingin.
"Be... benar "
"Baik, aku akan memakankan seluruh obat penawar ini kedalam perutmu, aku mau tahu apa akibatnya."

Begitu meremas lalu ditekan ke dinding, botol keramik kecil dipukulkan dulu ke mulut besar Mi-hun-tai-sui yang berdarah.
"Jang...jangan... " Mi-hun-tai-sui berteriak keras.
"Ini adalah pil Cun-lin yang kau gunakan untuk memperkosa wanita." Satu tamparan Fu Ke-wei menampar Mi-hun-tai-sui hingga tersungkur, "kau ingin makan berapa butir? Obat khusus wanita ini kalau bereaksi didalam perut laki-laki, pasti akan menyenangkan, mau tidak aku menotok dulu kaki tanganmu, supaya saat obatnya bereaksi tidak memalukan orang?"
"Jang ... jangan "
"Mau makan berapa butir?" tanya Fu Ke-wei maju selangkah dengan keras.
"Aku be...berikan obat penawarnya, kau... kau harus ja... jamin me melepas a aku "
"Aku tidak pernah menjamin apa-apa pada orang."
"Tidak memberi ja jamin, dua dua wanita cantik pas pasti mati aku lebih baik
ma... mati ber... bersama "
"Aku bisa menggeladahnya dengan merobek setiap daging kau." Fu Ke-wei tidak percaya, mulai merobek baju lawan, "walau kau menyembunyikan di dalam perut, aku juga akan membedah menggeledahnya."
"Walau kau bisa menemukannya, ju...juga tidak tahu cara pa...pakainya dan do...dosisnya... "
"Mmm... ! brengsek ini masuk akal juga," Fu Ke-wei menghentikan merobek baju, "mungkin kau benar telah mengganti resep."

"Kau paling baik ja... jangan menempuh ba... bahaya ke kehilangan dua wanita cantik... "
"Aku lebih tidak mau menempuh bahaya melepaskanmu, bahaya main nyawa dengan sekelompok besar brandalan perkumpulan Cun-qiu." Fu Ke-wei memungut pedang, ujung pedang pelan-pelan didorong ketenggorokannya Mi-hun-tai-sui, "wanita cantik memang menyenangkan, tapi nyawa lebih berharga, aku ini orangnya egois sangat sayang nyawa sendiri, setelah membunuh mu, selanjutnya jadi santai membabat rumput sampai keakar-akarnya, inilah kata mutiara yang paling aman. Di dunia ini dimana tidak ada wanita cantik, mengorbankan dua wanita cantik tidak seberapa, dengan ilmu silat dan kepandaian ku, apa masih takut tidak mendapatkan wanita yang lebih cantik dari pada mereka berdua?"

"Buat apa! Aku...ku hanyalah ta...tamu yang diundang oleh per perkumpulan Cun-qiu,
mereka tidak a akan demi persoalan pri pribadi aku. Lalu lalu menyerang kau dengan
kekuatan besar." Mi-hun-tai-sui di depan ujung pedang itu sangat ketakutan sekali,
"Aku aku sumpah selanjutnya ti.... tidak mencari kau, aku aku juga tidak ta... tahu kau
ini siapa, kau pasti bukan pu putra terhormat i... ibu kota ..."

"Saudara kecil, jangan percaya kata-kata gombal dia, bunuh saja!" Tian-xie-jian segera
menyela, tapi suaranya lemah membuat orang kasihan, "orang orangnya Jin-she-dong, sama
sekali tidak akan menyerah pada aliran hitam, setiap orangnya punya hati untuk berkorban."

"Aku sudah katakan, selain dua wanita cantik, mati hidupnya yang lain bukan urusan ku." Fu Ke-wei membalikan kepala dengan dingin berkata, "walau akan membunuh dia, juga bukan demi orang-orangnya Jin-she-dong, kau kira aku seorang pendekar pembela kebenaran?"
"Tuan muda He, aku ini tidak terhitung orang Jin-she-dong." Jin Wen-wen melihat Fu Ke-wei sepertinya ada kekhawatiran, sengaja dengan manja berkata, "aku ini seorang janda, bukankah kau paling suka janda? Aku rela ikut denganmu."

Pedang Sesat Pisau KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang