"pak supir! perbuatlah sesuatu!! bapak 'kan supir profesional, ayolah percepat laju mobilnya!! ayo pakk!!!!" teriakku sambil memajukan badanku ke tempat duduk pak supir.
"aduh, iya2 non.. lihat dong, ini sudah cepat kok." keluh pak supir.
"tambah lagi kecepatannya pak!! ini kurang!! apa bapak tega melihat anak gadis remaja seperti saya kehilangan cinta?! ayo pakk!! cepat!!!!!!!!!"
"huhuhu....." tangis pak supir menyesali ketidakberuntungannya hari ini.
"sudah, sudah Asuka.... jangan bicara yang menyusahkan pak supir begitu." kata Emi sambil menarik bahuku untuk kembali bersandar pada jok belakang.
"ugh... tapi tetap saja...." keluhku.
"hei, aku penasaran. sebenarnya ini baju apa sih? bagaimana bisa kau punya baju semacam ini?" kata Emi sambil menarik2 kostum kelinci yang kukenakan.
kutampik tangan Emi ,"kau kira aku sudah tak waras apa? tentu saja ini bukan milikku. ini milik adik bodohku itu...cih"
"lalu kenapa kau pakai?"
"karena cuma ini yang ada digantungan kamar mandi!! aku kan harus cepat2!"
"tapi tetap saja... walaupun mendesak, tidak seharusnya kau memakai pakaian seperti ini. apalagi kita mau ke bandara, pasti kau dianggap orang sinting."
"aku tahu! aku tahu! bisa gak sih jangan buat aku lebih despresi lagi?!"
"iya! iya! oh, sebaiknya kau pakai kupluknya! nah 'kan?! jadi seperti kelinci sungguhan?!! hahahahaha!!" kata Emi sambil menarik kupluk bajuku keatas kepalaku.
yang benar saja.. tidak akan kupakai kupluknya!
karena, kupluknya mempunyai sepasang telinga kelinci yang menjulur keatas.aku pasti terlihat lebih sinting kalau memakai ini.
aku menurunkan kupluknya dari kepalaku,"sialan Emi!! jangan bercanda lagi!!" protesku.
"hahahaha! iya iya maaf... habis kau bodoh sekali sih!! hahahahahahaha!" tawa Emi.
ingin sekali aku merobek mulut Emi, tapi rasa malu yang kurasakan lebih besar dari amarahku.
lebih jelasnya "AKU SUDAH TERLALU MALU UNTUK BISA MARAH!!!" aaaahh!!!!!
tak lama setelah itu, tawa Emi sudah diganti dengan mimik muka yang agak serius, dan dia berkata "hei.. aku agak penasaran tentang ini.. dan ini cukup penting
"apa lagi?!" tanyaku malas.
"ehm... kau pakai baju ini karena terdesak 'kan?"
"itu sudah jelas bukan?! tadi aku sudah ngomong begitu, kenapa nanya lagi?!"
"iya iya! bisa gak sih tidak teriak2?!"
"kh...."
"nah, kalau kau saja tidak sempat mengambil baju... berarti kau tidak sempat mengambil uang dong..?" tanya Emi serius.
"YA TENTU SA....ja...." teriakku beriringan dengan sadarnya aku akan apa yang Emi maksud.
"sudah sampai." kata pak supir. dan benar saja, kami sudah sampai di bandara.
"jadi.... bagaimana kita bayar taksi? aku tidak punya uang..." tanya Emi.
sial... aku benar2 tidak memikirkan soal itu.aku langsung masuk ke taksi tanpa memikirkan soal biaya.bodohnya kamu Asuka.. kamu tidak punya otak!
"..............." aku terdiam sambil menatap Emi, keringat mengalir dari dahiku.
"............." Emi juga terdiam, dia menelan ludah.
"..........." pak supir juga terdiam, sepertinya dia mulai mengerti apa yang terjadi sekarang.
"..........." aku memegang gagang pintu dengan hati2, mataku masih terpaku pada Emi.
"jangan berani2 kau melakukan itu...." kata Emi mengerti apa yang mau kulakukan.
"..........." pak supir tetap terdiam dengan mulut terbuka, sambil memandang heran ke arahku dan Emi secara bergantian.
tidak ada kesempatan lain, aku harus kabur sekarang.
bukannya aku tidak mau bayar ongkos taksi, tapi sekarang benar2 sudah terjepit.
pilih lari dengan memalukan sebagai penjahat ongkos, atau diam disini dan kehilangan Kazuma...
aku lebih pilih lari sebagai penjahat ongkos!!!
aku menarik gagang pintunya kuat2 dan berlari keluar dari dalam taksi. Emi dan pak supir tercengang melihat perbuatanku.Emi tahu keadaannya gawat, dan dia berusaha mengikutiku untuk keluar dari taksi. tapi sudah terlambat, pak supir keburu menangkap tangan Emi sehingga dia tak bisa kabur.
disela2 pelarianku ke dalam bandara, aku mendengar teriakkan pak supir dan Emi, "bayar ongkosnya dulu!!" .
"huhu pak...!! ini bukan salahku!! dia yang seharusnya membayar! aku dijebak! dia yang menarikku masuk! kumohon, lepaskan aku pak!!" tangis Emi
"aku tidak mau tahu! pokoknya ongkos ini harus dibayar bagaimanapun caranya!" ancam pak supir.
"ASUKAAAA!!!!!!!!! KURANG AJAR!!! LIHAT SAJA KAU NANTI ASUKA!!!!! AAASSSSSSSSSSUUUUKAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!" teriak keputusasaan Emi.
aku terus berlari masuk ke dalam bandara tanpa sekalipun menengok ke belakang.
maafkan aku Emi, tapi tak ada lagi yang dapat kuperbuat.
aku harus cepat2 mengejar Kazuma, bagaimana kalau dia keburu pergi?!
kalau perlu ditangkap polisi nanti, itu tak masalah kok. yang penting aku harus mencari Kazuma dulu!!!
nah, sekarang aku harus mencari Kazuma dimana?
daritadi aku lari2 tak tentu arah, aku tetap tak menemukan rambut emas Kazuma.
dimana aku harus mencari Kazuma di tempat sebesar ini?!
ugh, kalau aku tetap lari tak tentu arah begini, bisa2 Kazuma keburu pergi....
Taiki.. ya! Taiki! aku harus tanya Taiki dimana Kazuma berada!
HP, dimana HP-ku?! lho?! kenapa tidak ada?!!
aaahhh!! pasti tertinggal di kamar mandi saking kalutnya aku tadi...
kamu bodoh Asuka!! bodoh!!! ASUKA BODOHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
karena kebodohanku, Kazuma jadi tersakiti...
karena keegoisanku, Kazuma jadi lepas dari genggamanku..
ini kesempatan terakhirku untuk menggapai Kazuma. kalau kesempatan ini tersia2kan, habislah sudah..
dimana Kazuma...?
dimana dia sekarang....?
Kazuma... Kazuma.... Kazuma....
"KAZUMAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!" teriakku ditengah2 kerumunan orang yang lalu lalang.
orang2 yang sudah memperhatikanku karena kostum yang kupakai, kini lebih memperhatikanku lagi.
pasti orang ini sudah benar2 yakin bahwa aku orang sinting, tapi aku sudah terlalu putus asa untuk peduli.
aku berlari memutari bandara untuk kesekian kalinya.
wajahku memanas dan air mata mulai keluar dari sudut mataku.
aku tak mau kehilangan Kazuma. aku tak mau melepas senyumnya, aku tak mau melepas suaranya, aku tak melepas Kazuma!!
Kazuma... Kazuma....
kumohon, jangan tinggalkan aku...
aku berjanji, aku takkan meninggalkanmu sebelum kau meninggalkanku.
aku berjanji, aku takkan mengucapkan kata selamat tinggal lagi.
dan aku juga berjanji, aku akan mempercayaimu dalam keadaan apapun.
jadi, jangan tinggalkan aku....
"Kazumaaaaaaaaaa!!!!" teriakku sambil terus berlari.
Kazuma..... Kazuma.... Kazuma.......
di kepalaku sekarang cuma ada Kazuma. aku tak dapat memikirkan yang lain selain Kazuma.
dan yang dapat kulakukan sekarang hanya menyebut namanya berharap dia dapat mendengarku, tapi aku tahu yang kulakukan sia2.
Kazuma sudah pergi... dia pergi meninggalkanku... aku tak mau Kazuma pergi. aku tak mau, dan takkan pernah mau!!!
"Kazumaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" aku berteriak sekuat tenaga dalam keputusasaanku.
jangan pergi Kazuma... jangan pergi!!!!!
"ukh... huhuhu.... hiks...." aku tidak kuat lagi berlari. aku memeluk lututku dan menangis.
aku tidak peduli orang2 mengira aku orang sinting karena menangis di tengah bandara begini, yang penting aku tak mau kehilangan Kazuma.
yang kuinginkan Kazuma berada disini, yang kuinginkan adalah mendengar suara lembut Kazuma. kalau itu terlalu muluk, aku ingin melihat Kazuma walau barang sebentar saja sebelum dia pergi. setidaknya aku punya kenangan terakhir sebelum dia benar2 meninggalkanku.
"Kazuma.... Kazuma........" isakku.
nama Kazuma terus mengalir keluar dari mulutku, bahkan tanpa aku sadari.
sebegitu besarnyakah cintaku akan Kazuma sampai namanya-pun terus berada di dalam otakku, bahkan keluar dari mulutku tanpa kusadari?
tapi kenapa aku bisa begitu bodoh dengan membuat Kazuma terluka?! bahkan aku sempat menyangkal keberadaannya.
Kazuma...... maafkan aku.... maafkan aku..... Kazuma..... Kazuma......
"Asuka?" tanya seseorang.
"Asuka? hei, sedang apa kau berjongkok disitu? dan lagi, apa yang kau pakai..?" tanya orang itu lagi.
aku mengangkat wajahku, dan kudapatkan Taiki sedang menatapku heran sambil membungkukkan badannya.
"huhuhu.... Taiki...." isakku.
"sudah2.. jangan menangis lagi...." kata Taiki seiring mengangkatku berdiri dan menghapus air mataku.
"Kazuma... dimana Kazuma?!" tanyaku spontan.
"Kazuma...? huh? oh! Kazuma?! uh, ehm... dia disana! dia sedang masuk ke tempat pemeriksaan karcis" kata Taiki gugup sambil menunjuk ke arah pemeriksaan karcis 500 meter di depanku.
aku tak mengerti kenapa Taiki gugup begitu, tapi aku sudah terlalu kalut untuk peduli.
"Kazuma disana?! oh ya ampun, Kazumaaaaaaaaaa!!!!" teriakku sambil berlari ke tempat pemeriksaan karcis yang ditunjuk Taiki.
"lho? Asuka-chan? kok kamu disini? bukannya sedang sakit? eh- lho? hei- tunggu!!" tanya Yusuke yang heran melihatku berlari, tapi aku mengacuhkannya dan tetap berlari ke tempat pemeriksaan karcis itu.
"YUSUKE!! TAHAN ASUKA!! BISA2 DIA MENEROBOS MASUK KE DALAM TEMPAT PEMERIKSAAN KARCIS!!" teriak Taiki yang jauh berada dibelakangku.
"hah? uh- oh, baiklah!" jawab Yusuke seraya mengejarku.
aku harus cepat2, aku harus berlari lebih cepat lagi! kalau tidak, bisa2 Yusuke dan Taiki menangkapku!
dan kalau mereka berhasil menangkapku, mereka pasti takkan membiarkanku mengejar Kazuma, dan Kazuma akan benar2 pergi meninggalkanku!
aku akan tetap mengejar Kazuma. walaupun Kazuma tak mau bertemu denganku, aku akan bersikeras untuk menemuinya. ini harapan terkahirku, dan aku tak mau menyerah!
"ASUKA-CHAN!! HEI- TUNGGU!! JANGAN BERTINDAK GEGABAH BEGITU!!!" teriak Yusuke panik.
bertindak gegabah?! kau pikir aku mau bunuh diri atau semacamnya apa?!
"SIAPAPUN, TOLONG BANTU SAYA! TANGKAP WANITA BERBAJU KELINCI ITU!!" teriak Yusuke lagi.
sialan, tidak cukup apa dia mempermalukanku?!
kalau saja aku tidak sedang dalam keadaan mendesak, sudah kupastikan bogemku masuk ke mulutmu.
"YUSUKE! LARIMU LAMBAT!!!!" teriak Taiki. perkiraanku, pasti Taiki sudah mendahului Yusuke.
akhirnya aku sudah berada di depan tempat pemeriksaan karcis yang ditunjuk Taiki.
tapi dimana Kazuma?! dimana dia?!Kazuma... Kazuma...
ugh, pasti dia sudah masuk. aku harus menerobos ke dalam!!
"permisi! aku mau masuk!! KAZUMAAA!!!!" teriakku sambil mencoba menerobos masuk ke dalam tempat pemeriksaan karcis. dan berharap, dengan aku meneriakkan nama Kazuma, Kazuma akan mendengarku dan mengurungkan niatnya untuk pergi.
"maaf, anda tidak boleh masuk." kata satpam penjaga tempat pemeriksaan sambil menghalangiku masuk.
"tapi aku harus masuk!!! permisi!!!! KAZUMAAA!!!!!" teriakku lagi.
"nona, tolong jangan berbuat yang menyusahkan kami. atau kami akan memanggil keamanan."
"aku harus masuk!!!" kataku sambil terus mencoba masuk.
"Asuka! hentikan!!" kata Taiki sambil memeluk perutku dan menarikku mundur.
"lepaskan aku Taiki!! aku harus mengejar Kazuma!!!" berontakku.
"sabar Asuka!! dia pasti akan kembali lagi!!!" kata Taiki sambil terus menarikku mundur.
"tidak!! aku yakin dia pasti takkan kembali!! lepaskan aku Taiki, ini kesempatan terakhirku!!!! LEPASKAN AKU 'SEKARANG!!!'"
"tidak! aku tidak akan melepaskanmu!" jawab Taiki keukeuh.
"lepas.... lepaskan aku... kumohon... lepaskan, lepaskan aku... aku harus mengejar Kazuma..." isakku putus asa, karena aku tahu aku takkan bisa melepaskan diri dari bekapan Taiki. tapi aku harus kesana Taiki... kenapa kau tidak mengerti!? ini kesempatan terakhirku untuk meraih Kazuma. jadi tolong, lepaskan aku. akan kulakukan apapun, mengemispun aku rela, agar kau melepaskan aku sekarang... lepaskan aku..... aku harus mengejar Kazuma..... Kazuma.....
"........" Taiki diam saja, tapi badannya gemetar, aku tahu pasti dia ikut sedih melihatku begini.
kehabisan tenaga, aku jatuh berlutut, tapi Taiki tetap tidak melepaskan aku.
"lepaskan aku.... Kazuma... Kazuma... Kazuma...." air mata berjatuhan dari mataku beriringan dengan fakta bahwa aku kehilangan Kazuma.
kini Kazuma benar2 pergi...dia benar2 meninggalkan aku....
dan kata2 terakhir yang kuucapkan pada Kazuma adalah "putus", itu yang paling membuatku menyesal...
aku ingin kata2 terakhir kami adalah kata2 yang terindah, bukkannya kata 'putus'. kalau saja aku bisa mengucapkan salam terakhir dengan benar, pasti aku takkan semenyesal ini. tapi mau apapun yang kulakukan atau kusesali, takkan bisa merubah kenyataan. penyesalan memang selalu datang terlambat.
Kazuma..... maafkan aku.....
"KAZUMAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!" Teriakku sekuat tenaga, masih berharap barangkali Kazuma mendengarnya dan kembali kesini.
"ngapain kau teriak2 begitu? seperti idiot saja...."
.....?!
KAZUMA?!
Itu suara Kazuma?!
aku mengangkat wajahku, dan mendapatkan Kazuma berdiri di hadapanku.
Kazuma?! ini kenyataan...? atau ini hanya ilusi belaka..?
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY!!
Teen FictionHalo guys.. Disini aku cmn mau ngingetin, kalau cerita yang ada di acc watty aku ini cmn cerita yang aku SHARE. Jadi jgn tanya kalau ada sequel or anythings about this story ke aku ya... Karena sekali lagi cerita ini cuman aku Share, so thanks semu...