CRAZY#29 THE END

8.4K 270 16
                                    

"apa itu...?" tanyaku.

"ini.... adalah benda kenangan." jawab Kazuma.

"benda kenangan....?"

"iya. mungkin kamu benar. mungkin aku memang masih memikirkan Hyori selama ini, walaupun sedikit." kataKazuma.
aneh... padahal kemarin hatiku sakit bukan main hanya dengan mendengar nama Hyori. tapi kali ini, aku bahkan mendengar nama Hyori keluar dari bibir Kazuma. tapi aku sama sekali tidak merasa sedih.perasaan sakit dan bayang2 masa lalu Kazuma bahkan sudah tak kembali menyerangku. ini aneh, namun aku senang akan keanehan ini. ini berarti aku sudah selangkah mendekati kedewasaan. juga berarti aku sudah benar2 percaya kepada Kazuma dan benar2 sudah mencintai Kazuma apa adanya. aku sama sekali tidak masalah walaupun Kazuma masih mengingat Hyori. karena itu memang suatu hal yang tak dapat dilupakan. dan juga, mengingat bukan berarti masih mencintai. aku tahu hati Kazuma hanya untukku, tak ada keraguan sama sekali akan hal itu dan takkan pernah ada lagi yang akan membuatku ragu akan kesungguhan hati Kazuma.
semua juga pasti tahu, bahwa cinta pertama takkan pernah dilupakan. jadi, Kazuma mengingat Hyori, kupikir itu bukan suatu yang buruk. melainkan, memang sudah wajar untuk terjadi. begini2, aku juga pernah jatuh cinta sebelum aku bertemu Kazuma, dan aku masih mengingat cowok itu sampai sekarang. dan itu tidak berarti aku masih mencintainya.

"tapi kali ini, aku akan benar2 melepaskan dia. aku ingin menunjukkan padamu bahwa aku benar2 sudah tidak suka padanya. dan sebagai buktinya, aku akan membuang benda yang selama ini kusimpan sebagai benda berharga ini. karena benda ini mengingatkanku akan dia." kata Kazuma lagi.

"dan aku sebenarnya mau menjadikan hari itu, hari terakhirku menyimpan benda ini. dan aku ingin kau melihat saat aku membuangnya. karena benda ini melambangkan masa laluku yang akan kubuang jauh2. tapi hari itu, kau malah minta putus denganku... jadinya... se- sebenarnya aku ingin membuangnya seorang diri, tapi rasanya.. rasanya tidak tepat saat kau tak ada disana...." kata Kazuma. bisa kulihat kesedihan terpancar dari matanya.
bagaimana bisa aku membuatnya se-sedih ini? apakah aku menyakitinya begitu dalam saat aku bilang ingin putus dengannya? entah bagaimana bisa aku berbuat sebodoh itu...

"jadi... hari ini aku ingin membuang benda ini... karena- karena kau sudah berada di sini." kata Kazuma lagi sambil menatap mataku dalam2.

bodoh Asuka... kamu memang bodoh! seharusnya aku menyadari semuanya lebih cepat, sehingga aku tak perlu menyakiti Kazuma segini dalam. dari semula, semua kata2 Kazuma bertujuan untuk mempertahankan hubungan kami. bagaimana aku juga tak sadar akan hal itu?! dan bagaimana bisa saat dia berkata 'ini yang terakhir', kupikir dia akan meninggalkanku tanpa mendengar penjelasannya lebih dulu?! bagaimana bisa aku mengadili Kazuma seenaknya tanpa peduli untuk mendengarkan atau mencari kenyataannya?! aku terlalu bodoh, terlalu jahat, untuk diperlakukan sebaik ini oleh Kazuma.....

"he- hei? kenapa kau menangis?? apa aku salah bicara?? he- hei-" tanya Kazuma kaget melihatku menangis. aku bahkan tidak sadar bahwa aku sudah menangis.

"u- ukh.... maafkan aku....." isakku.

"kenapa kau minta maaf???" tanya Kazuma sambil berusaha menenangkanku.

"karena segalanya... karena aku telah menyakitimu... karena aku tidak percaya padamu... semuanya.. hiks"

"tidak.. tidak apa2...." kata Kazuma sambil mengelap air mataku, dan tangan sebelahnya memegang tangan kananku.

"kumohon, lupakan semuanya yang kukatakan... lupakan aku saat aku mengusirmu pergi.. lupakan saat aku meminta putus... aku minta maaf atas semua itu..."

"jadi.... kita tidak putus?" aku menggeleng.

"oh syukurlah! kupikir kita sudah benar2 putus saat itu! aku tak tahu harus bagaimana kalau kita benar2 putus." teriak Kazuma senang sambil memelukku. baru kali ini aku melihat Kazuma bersikap seperti ini, sepertinya dia benar2 senang dengan fakta bahwa kami tidak putus. aku sangat menyesal karena sudah menyakitinya atas perkataanku...

"tapi... apakah kau memaafkanku?" tanyaku ragu.

Kazuma melepaskan pelukannya,"tentu saja sudah...tapi, aku juga minta maaf padamu karena aku sudah membuat hatimu terluka dan jatuh sakit.. aku benar2 menyesal.... aku takkan membuatmu begitu lagi."

"tidak, itu tidak ada apa2nya sungguh. dibandingkan perbuatanku yang selama ini......"

"sudahlah! pokoknya kita lupakan saja! aku tidak tahan berada dalam sesi maaf-memaafkan ini terus! pokoknya kita mulai saja lagi dari awal! bagaimana...??" tanya Kazuma sambil tersenyum lebar memamerkan giginya yang putih bersinar.

"iya!" kataku sambil mengangguk dengan semangat.

"eh tunggu- masih ada satu lagi." kataku.

"......?" Kazuma menatapku heran dengan menaikkan sebelah alisnya.

"benda itu... tidak usah kau buang." kataku lagi.

"huh..? kenapa?"

"ehm, yah tidak apa2. dengan menyimpan benda itu, bukan berarti kau menyimpan perasaanmu pada Hyori juga bukan? aku percaya padamu. dan aku percaya hatimu tetap untukku walaupun kau menyimpan benda itu."

"jadi begitu.... tapi..... aku tetap akan membuang benda ini."

"apa?! kenapa?! aku kan sudah bilang aku percaya padamu! jadi kau tak perlu membuangnya!"

"kalau aku mau buang memangnya kenapa sih?! kenapa juga kamu harus teriak2?! aku mau membuang benda ini bukan karena apa, tapi karena memang benda ini sudah tak berarti lagi bagiku! dan coba kau pikir, apa yang akan orang pikirkan bila mereka tahu aku menyimpan benda kecewek2an seperti ini?!"

"kenapa harus teriak2 sih?!" protesku.

"kan kamu duluan!!" protesnya juga.

"huh!" dengusku dan Kazuma serentak sambil membuang muka ke jendela.
dan itulah akhir pembicaraan serius kami. yah, ini termasuk rekor juga bisa bicara secara serius lumayan lama dengan Kazuma. tapi tetap saja akhirnya begini... -__-

"ehem.. maaf mengganggu, tapi kita sudah sampai." kata pak supir. sial, aku benar lupa bahwa kami berada di dalam mobil. berarti daritadi pak supir mendengar pembicaraan kita??? aaakhhh! aku malu sekalii!!

"oh sudah sampai ya? ini uangnya, kembaliannya ambil saja."kata Kazuma. pak supir pasti senang sekali tuh, kembaliannya kan banyak sekali. huh, Kazuma memang begitu....-__-

"cepat turun sebelum kutarik kau!" teriak Kazuma.

"iya iya sebentar! gak sabaran banget sih?!" protesku.
yap. Kazuma kembali ke dirinya yang lama dengan sukses! aku bertanya2 dimana dirinya yang romantis tadi? dan sekarang aku jadi susah membedakan apakah kejadian tadi benar2 terjadi atau hanya ilusiku saja... -__-

aku turun dari mobil dan mengikuti Kazuma dari belakang. saat itu bisa kudengar suara taksi yang kami tumpangi barusan, menjauh pergi. matahari sudah terbenam, dan satu2nya penerangan yang ada hanyalah sinar bulan dan beberapa lampu maram yang berada di atas jembatan kayu. aku mempercepat jalanku agar bisa berjalan beriringan dengan Kazuma. jujur, aku takut juga kalau berjalan sendirian di belakang. aku berjaga2 agar aku tidak tersandung akibat gelapnya malam dan kostum kelinci yang merepotkan ini. tapi ada enaknya juga sih memakai kostum ini, kostum ini benar2 melindungiku dari dinginnya angin laut. kurasakan telingaku juga dingin akibat hembusan angin laut, jadi kupluk bertelinga kelinci yang sedari tadi kubiarkan saja menggatung tidak terpakai, kunaikkan ke kepalaku dengan harapan membantu menghalangi hembusan angin. dan itu berhasil.

"hahaha, jadi mirip kelinci beneran..." ledek Kazuma melihat penampilanku.

"biarin." kataku sambil menjulurkan lidahku.

Kazuma berjalan menaiki jembatan yang menjulur ke tengah laut. semakin kami berjalan ke tengah laut, semakin kencang hembusan angin menerpa kami. aku melihat ke bawah, airnya berwarna hitam memancarkan kedalaman dan hitamnya langit. aku bergidik ngeri dan memeluk lengan ke Kazuma berharap aku akan sedikit lebih tenang dengan mengetahui Kazuma berada di sisiku. sial, ini mengerikan. kalau saja aku salah langkah sedikit, pasti aku akan tercebur ke laut. dan baju kelinci ini akan menyerap air dan membuatku tenggelam sampai ke dasar laut. hiii! aku jadi terbayang film titanic saat dimana mayat Jack tenggelam ke dasar laut. kalau itu sih, cara mati yang keren dan romantis! tapi aku tak mau menirunya dan mati karena terpeleset dan tenggelam. rasanya... sangat tidak elit dan menyedihkan.. -__-

"takut ya?" tanya Kazuma.

"ten- tentu saja tidak. aku cuma takut terpeleset saja." bantahku.

"tenang saja, aku disini." kata Kazuma dengan nada yang begitu tenang namun sexy.
kata2nya itu benar2 menenangkanku, entah kenapa aku merasa sangat aman begitu mendengar perkataannya tadi.
aku benar2 senang Kazuma berada disini.....

kami terus berjalan ke tengah laut dan sampai akhirnya jembatan kayu itu sudah sampai pada batasnya. Kazuma memegang tanganku dan membimbingku untuk duduk di ujung jembatan itu, dan aku menurutinya.
wuahh... pemandangannya begitu indah. saking gelapnya, aku sampai bisa melihat bintang yang seharusnya tak pernah terlihat di kota besar ini. cerminan sinar bulan dan bintang terpantul di air laut dengan indahnya, hembusan angin malam yang begitu segar menggelitik kulitku, dan percikkan air laut perlahan mengenai kakiku seiring ombak berlalu membentur pondasi jembatan. aku tak pernah tahu ada tempat seindah ini. dan aku takkan pernah tahu bila Kazuma tak membawaku kesini.

"bagaimana...? indah bukan?" tanya Kazuma sambil memandangku lekat2. sosok Kazuma yang bermandikan sinar bulan sungguh indah. rambut emasnya berpijar seiring angin malam berhembus dengan lembutnya.
untuk sesaat aku tidak dapat bernafas dan jantungku berdentum2 seperti mau pecah. Aku tak dapat percaya bahwa sosok yang di depan mataku ini adalah kekasihku. Mimpipun aku tak pernah membayangkannya.

"ya... sangat indah." Jawabku, ragu sebenarnya ini merupakan jawabanku atas pertanyaan Kazuma atau hal yang lain. Aku bisa merasakan wajahku memanas saking malunya. Untung saja disini gelap, jadinya Kazuma tidak perlu melihat wajahku yang merona merah. Akan sangat memalukan bila dia dapat melihat wajahku yang merona seperti ini.

Kazuma mengeluarkan kotak merah itu lagi dari kantongnya, dan menggenggamnya kuat2. Kalau itu benar2 benda yang berharga, aku lebih suka kalau Kazuma menyimpannya.

"hei, kau tahu, kalau benda itu benar2 berharga, lebih baik kau simpan saja benda itu. Jangan sampai kau menyesal." Kataku berusaha agar Kazuma mengambil keputusan yang takkan disesalinya.

"tidak. Aku akan tetap membuangnya. Lagipula, tak ada gunanya juga aku menyimpannya." Jawab Kazuma.

"kalau boleh Tanya.... Sebenarnya, apa yang membuat benda itu begitu spesial?"

"ehm, entahlah. Hanya saja benda ini adalah benda yang dijatuhkan Hyori saat dia menolongku malam itu. Dan malam itu, adalah malam yang mengubah hidupku."

Sedih memang mengakui fakta bahwa pada hari itu yang berada di posisi Hyori bukanlah aku. Tapi itu masa lalu, dan masa lalu itu telah menciptakkan Kazuma yang sekarang. Setidaknya, aku berterimakasih kepada Hyori yang menolong Kazuma yang begitu kucintai ini.

"pada saat itu, dia benar2 menyadarkanku bahwa di dunia ini aku tidak hidup sendiri. Hanya kata2 sederhana keluar dari mulutnya. Hanya kata2, 'kamu tidak sendirian lagi di dunia ini.' Dapat membuatku mampu membuka mata bahwa sebenarnya aku dikelilingi begitu banyak yang memperhatikanku." Kata Kazuma lagi.

"itu semua memang berarti. Tapi semua hal itu, semua kata2 yang merubah hidupku, terlupakan begitu aku melihatmu. Mungkin aku sedang bermimpi, tapi kuharap aku takkan terbangun selamanya kalau semua ini memang mimpi. Mengetahui kau berada di sini saja, rasanya semua bebanku sudah sirna. Dan aku tak percaya bahwa kau benar2 milikku."

"jadi, apa gunanya aku terus menyimpan benda ini untuk mengingatkanku bahwa aku tidak sendirian di dunia ini, padahal aku sudah punya kau yang selalu bersamaku? Bagiku, benda kecil ini bahkan sama sekali sudah tak berarti. Jadi apa gunanya aku terus menyimpannya? Benda ini hanya akan menjadi bebanku bila terus menerus kusimpan. Lebih baik, benda ini berada di dasar laut yang indah sebagai memori yang takkan kulupakan." Kata Kazuma sambil membuka kotak merah itu. Kazuma mengeluarkan isi kotak merah itu, dan diangkatnya. Rantai emasnya menari ke kanan dan ke kiri seiring berhembusnya angin. kalung emas yang begitu cantik, dengan bandul berbentuk dadu yang berhiaskan berlian di setiap mata dadunya. Begitu cantik, sampai2 membuatku berpikir 'APAKAH ITU EMAS ASLI?' (tapi aku yakin berlian itu berlian imitasi. Karena berlian itu tidak bersinar seindah kalungnya). Tapi walaupun sudah dijatuhkan oleh pemiliknya, apakah ini tidak termasuk dalam kasus pencurian?? karena kalung emas itu terlihat mahal !(yah, mungkin bagi Kazuma tidak mahal. tapi aku yakin itu pasti emas asli dan mahal harganya!)

Kazuma berdiri. Dia menarik nafas dalam2, lalu menghembuskannya. Dia memandang kalung yang berada dalam genggamannya itu dalam2 sebagai salam terakhir.

"sudah saatnya. Kini, aku akan melepaskanmu." Kata Kazuma lalu bersiap2 melemparkannya.

Tunggu- rasanya aku pernah melihat kalung itu. Ya, ya! Ya! Aku pernah melihatnya!! Aku yakin itu!! Tunggu- Kazuma akan membuangnya?! Tunggu!! Tunggu dulu Kazumaaa!!!

"Kazumaaaaaaaaa!!!! Tunggu! Jangan dilempar dulu!!!!" teriakku sambil memeluk kaki Kazuma yang berdiri di sebelahku dengan reflek.

Kazuma oleng. dengan spontan, aku melepaskan pelukanku atas kaki Kazuma.

+BYUUUURRRR!!!!!!+ Kazuma tercebur ke dalam laut akibat perbuatanku.

Oh ya ampun!! Kazuma!!! Kazuma tercebur!!! Oh ya ampun! Aku harus bagaimana?! Bagaimana kalau Kazuma tenggelam sampai dasar laut??! Apakah aku harus menyusulnya?! Aku belum mau mati, dan kalau mati dengan alasan menolong pacar yang tercebur, rasanya terlalu muluk! Oh ya ampun... bagaimana ini??!!

"KAZUMA?! KAZUMA!! JANGAN MATI DULU! JANGAN TINGGALKAN AKU SENDIRI DISINII!!!!" teriakku mencari2 sosok Kazuma yang tak kunjung mucul ke permukaan.

"KAZUMA!! JANGAN MATII!!!" teriakku lagi.

"mati kepalaku! Apa maksudmu dengan menjegalku barusan?!" maki Kazuma yang tiba2 muncul ke permukaan.

"oh, itu dia kau. Kukira kau tenggelam dan mati. Hehehe...." Cengirku.

"bisa2nya kau tertawa seperti itu! Padahal kau hampir saja jadi pelaku pembunuhan!"

"ah sudahlah, jangan cengeng! Tercebur saja kok sampai berkata begitu." Omelku sambil duduk santai dan menggoyang2kan kakiku.

"apa katamu?! Mau mati?! Cepat bantu aku naik! Dasar cewek barbar!"

"apa?! Bar- barbar?! Barbar katamu?! Tidak! Kau tidak akan kubantu naik!"

"kalau begitu, akan kulepaskan peganganku dari kalung ini. Dan +syuuut+ kalung ini akan tenggelam sampai dasar laut." Ancam Kazuma.
Cih, sekarang dia sudah bisa mengancamku begitu. Kepintaran Kazuma sudah meningkat. Entah ini pengaruh buruk atau baik dari Taiki... --__--

"iya! Baiklah! Sini!" kataku sambil menjulurkan tanganku untuk membantu Kazuma naik.

"cepat! Cepat tarik aku! Dinginnya setengah mati!!" teriak Kazuma tak sabar.

"iya! Iya!!" balasku sambil menarik Kazuma kembali ke jembatan kayu dengan sekuat tenaga. Huuufff... Kazuma berat sekali, tanganku serasa mau putus saat menariknya ke atas.

"tadi, kenapa kau tidak langsung muncul ke permukaan?" tanyaku kepada Kazuma yang sedang sibuk memeras bajunya.

"kalungnya terlepas dari genggamanku. Jadinya aku sedikit menyelam untuk mengambilnya kembali." Jawab Kazuma sambil berusaha memeras celana jeansnya juga, Namun akhrinya dia menyerah. lalu ia duduk di sampingku dengan bertelanjang dada. Bajunya digelar di sampingnya dengan harapan angin malam dapat mengeringkannya. Tapi aku tahu itu sia2.

"oh iya! Lalu, sekarang mana kalungnya?! Mana? Mana?!!"

"ada kok. Ini dia." Kata Kazuma memamerkannya di depan wajahku, bermaksud menyerahkannya padaku. Tapi dia menariknya lagi.

"tunggu, kenapa kau tidak membiarkanku membuangnya? Pasti kau mau menjual kalung ini ya?!" Tanya Kazuma curiga.

"kau pikir aku sepertimu yang sanggup mencuri benda mahal seperti itu?!"

"a- apa?! Mencuri?! Siapa yang mencuri?!"

"sudahlah, cepat berikan padaku!" kataku sambil merebut kalung emas itu dari tangan Kazuma.

Aku memperhatikan kalung itu dalam2. Berusaha menggali ingatanku yang sudah kabur untuk mengingat dimana aku pernah melihat kalung ini sebelumnya. Rasanya aku pernah melihat kalung ini. Dulu... duluuu sekali.. tapi kapan ya? Cih, ingatanku memang lemah! Dan kepalaku suka sakit kalau berusaha mengingat sesuatu. Tapi kalung ini terlalu familiar, terlalu special untuk dilupakan. Tapi entah dimana aku pernah melihatnya... entah dimana aku pernah mendapatkannya... mendapatkannya?! Ah!! Ya!! Aku ingat sekarang!! Aku ingat!!!

CRAZY!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang