16

46.5K 2.8K 78
                                    

A/n: No siders. Budayakan Vote dan comment sesudah membaca.

Arthur masuk keruangan Pak Sahrul yang terlihat sudah ada seseorang didalamnya. Pak Sahrul dengan wajahnya yang sudah menua menatap kedatangan Arthur dengan wajah geramnya.

"Sudah kumpul semua?" tanya Pak Sahrul kepada salah satu anak yang ada disana dan dijawab anggukan oleh anak itu.

"Jadi apa masalahnya sehingga kalian membuat keributan di kantin?" Pak Sahrul bertanya dengan intonasi yang tegas. Tak ada yang menjawab, mereka semua terdiam.

"Malah gak dijawab, coba Arthur jelaskan ke Bapak." Pinta Pak Sahrul kepada Arthur yang menundukkan pandangannya kebawah.

"Saya gak ngerti, dia tiba-tiba nyerang saya duluan," ujar Arthur menatap Pak Sahrul.

"Benar dia yang menyerang duluan?" tanya Pak Sahrul kepada anak yang ditunjuk sebagai saksi perkelahian itu.

"Benar Pak," jawabnya singkat.

"Oalah, udah ada jagoan baru ruapanya di sekolah ini..." ujar Pak Sahrul sambil menatap Samudera yang sedang memegangi tisu yang menyumbat pendarahan di hidungnya.

"Ada apa Samudera sampai kamu menyerang Arthur?" tanya Pak Sahrul meminta penjelasan kepada Samudera. Sedangkan Samudera hanya bergeming ditempatnya.

"Saya gak tau pasti Pak, tapi saya dengar mereka bawa-bawa nama Aster anak dua belas IPA dua," ujar anak yang ditunjuk menjadi saksi.

"Oalah ngerebutin perempuan? Pikiran kok pendek banget. Mau sok-sok jadi jagoan di depan ceweknya iya?" tanya Pak Sahrul sambil berkecak pinggang, heran dengan pikiran anak muda sekarang yang membahayakan dirinya demi hal sepele.

"Saya gak mau denger ada keributan lagi, termasuk kamu Arthur..." tunjuk Pak Sahrul kepada Arthur. "... kamu juga Samudera, berantem cuma gara-gara cewek, malu-maluin aja kamu."

Pulang sekolah Aster berdiri di balkon depan kelasnya. Tatapannya tertuju pada dua orang laki-laki yang sedang berlari ditengah lapangan sana. Sesekali dia menghembuskan napasnya pelan.

"Ayok turun As," ujar Nadia setelah dia menyelesaikan tugas piketnya hari ini. Aster mengangguk dan berjalan beriringan dengan Nadia.

Sampai di koridor dekat lapangan Aster memberhentikan langkahnya ketika Pak Sahrul menyudahi hukuman Arthur dan Samudera. Aster tersenyum kearah Arthur yang menatapnya.

"Lo mau pulang?" tanya Arthur menghampiri Aster.

Aster terlihat bingung dan melihat sekelilingnya, ada beberapa pasang mata yang melihat kearah mereka.

"Gue anter ya," ujar Arthur sambil menatap Aster meminta persetujuan.

"Mendingan lo obatin luka lo dulu, gue bisa pulang bareng Nadia," ujar Aster yang melihat wajah Arthur yang masih sama seperti di UKS tadi, beberapa lebam terlihat jelas disana.

"Gue gakpapa As," ujar Arthur meyakinkan Aster.

"Kalau gitu lo aja sana yang ngobatin," ujar Nadia sambil menyenggol bahu Aster pelan. Seperti paham niatan Nadia gadis itu berdecak sebal. Sedangkan Arthur hanya tersenyum melihat Aster dan Nadia secara bergantian.

Double A (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang