[10]

49.3K 2.7K 1
                                    

Rangga berhenti disebuah gedung apartemen. Mobilnya memasuki pekarangan parkir apartemen itu. Tak lama dari itu terlihat Bio dan Dimas datang menghampiri mereka.

"Kok kita ke sini? Kenapa gak kerumah sakit aja?" tanya Aster dengan bingung.

"Gak usah, lo kalau mau balik juga gakpapa. Biar gue suruh Bio nganter lo balik," ujar Rangga sebelum keluar mobil.

"Gak gue disini aja," ujar Aster sambil ikut keluar mobil.

Bio dan Dimas membantu Rangga membopong Arthur masuk kedalam apartemen. Aster hanya diam sambil mengikuti mereka dari belakang sedari tadi. Apartemen yang mereka tuju ternyata terletak dilantai delapan gedung ini.

"Lo gakpapa ikut kita-kita?" tanya Rangga sekali lagi kepada Aster. Sedangkan gadis itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara.

Mereka berhenti didepan sebuah kamar apartemen. Setelah mereka masuk barulah Aster memasuki apartemen itu, sangat khas laki-laki dengan corak tembok di dominasi dengan warna putih dan abu-abu. Rangga membaringkan Arthur dikasurnya.

"Punya minyak angin?" tanya Aster kepada Rangga.

"Bi coba cari dikotak p3k," ujar Rangga.

Bio hanya mengangguk dan pergi entah kemana. Aster duduk disofa yang ada dikamar Arthur. Ini untuk pertama kalinya dia masuk kamar laki-laki selain kamar sepupunya.

"Kenapa bisa kayak gini?" tanya Dimas pelan kepada Rangga namun masih sanggup Aster dengar.

Rangga seperti memberi isyarat kepada Dimas jika diruangan ini masih ada Aster, "gue kedepan ya As, kalau ada tanda-tanda Arthur siuman panggil gue aja," ujar Rangga sebelum keluar dari kamar Arthur diikuti Dimas dibelakangnya.

Aster hanya mengangguk, kemudian Bio datang membawa kotak p3k.

"Nih As..." ujar Bio memberikan kotak P3K kepada Aster, "...gue kedepan ya sama Rangga," ujar Bio sambil meninggalkan Aster dikamar.

Aster menghela napasnya pelan lalu mengalihkan pandangannya kepada Arthur. Dia berjalan mendekat sambil membawa kotak P3K ditangannya, ditatapnya Arthur yang masih memejamkan matanya. Aster mengeluarkan minyak angin dari dalam kotak dan mengoleskannya sedikit kedekat hidung Arthur lahu kebelakang leher Arthur dan mengosokkannya ke tangan Arthur.

Tak lama dari itu mata Arthur perlahan mulai terbuka. Dengan sigap Aster mengambil segelas air putih dan membantu Arthur untuk sedikit terduduk. Aster memberikan minum untuk Arthur, masih dengan setengah sadar Arthur memegangi kepalanya yang sakit.

"Rangga," panggil Aster dari dalam kamar Arthur. Tak lama dari itu Rangga dan yang lainnya muncul dari pintu dan berjalan menghampiri mereka.

"Lo gakpapa Thur?" tanya Dimas saat sudah didekat Arthur.

Arthur mengerjapkan matanya mencoba memfokuskan pandangannya. Setelah bisa melihat dengan jelas Arthur menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Dimas. Kemudian pandangan Arthur beralih ke Aster disampingnya.

"Lo kenapa ikut kesini?" tanya Arthur menatap Aster yang juga sedang menatap kearahnya.

"Ya gue..." Aster bingung melanjutkan perkataannya,"...gue... gue mau bantu lo lah," ujar Aster pada akhirnya.

"Mending lo balik deh," ujar Arthur sambil mencoba untuk mengubah posisi tidurnya jadi duduk.

"Lo tuh baru sadar, bukannya bilang makasih kek udah gue tolongin malag ngusir," ujar Aster berdecak sebal. Sedangkan ketiga teman Arthur hanya diam memperhatikan kedua orang itu.

"Terserah," ujar Arthur sambil kembali memegangi kepalanya.

"Siapa yang nyerang lo?" tanya Rangga kepada Arthur. Aster yang merasa ini bukan urusannya memutuskan untuk keluar dari kamar Arthur.

Double A (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang