II

41 3 7
                                    

Rahasiaku?!

"Minna-san! Pelajaran sekarang adalah~ eng i eng jeng jeng! Budi pekerti!"

"Sensei.. hari ini tidak ada budi pekerti.. itu besok.."

Guru ini kenapa membuat seenaknya sendiri? Murid murid di kelas 1-A pada protes. Hohoho repotasimu sebagai guru yang baik akan hilang.

"Hmm karena pada protes.. sebenernya aku akan memberikan 50 soal matematika esay.. tapi karena nggak tega ku kasih kalian pr 15 soal matematika esay.. huum.. kalian milih mana?"

"Budi pekerti!"

"Budi pekerti!"

"BP!"

Dan akhirnya kami di jebak oleh guru ini, sial. Tapi pasti reportasinya akan segera runtuh. Hohoho.. murid macam apa aku ini? Ah yang penting aku bisa bebas dari bullyan dia!

Aku menindih telapak tanganku dengan pipiku. Menatap guru uhuk mahluk disana dengan malas.

Sudah di pastikan dia akan segera cerita.

"Baiklah aku mulai! Karena mendadak aku akan hanya cerita.. cerita orang lain!"

Tebakkanku tidak meleset.

Dia duduk di kursinya. Menatap murid muridnya dengan pandangan berbinar binar.

"Jadi aku menemukan seseorang.. dan dia menceritakan ceritanya. Dia memaksaku untuk mendengar cerita-"

"[Hoam]"

Kami juga di paksa oleh mu pak

"Jadi gini ceritanya.. seorang pemuda sangat tampan dan sepertinya memiliki otak yang encer-

-tapi dia memiliki jalan hidup yang tragis. Sebaiknya aku menceritakannya dari awal. Seorang pemuda yang memiliki keluarga dikatakan sempurna. Ada ayah, ibu dan seorang adik yang ia sangat sayang.. bahkan keluarga mereka sangat sangat sangat kayaaaa~"

Dia merentang rentangkan tangannya lebar lebar. Ku rasa ini bukan cerita asli, ini hanya fiktif belaka.

Hah..

"Keluarga itu sangat baik.. baiiiiiiiik sekali kepada siapapun.. mereka keluarga yang ramah.. benar benar ramaaaaaaaaah~!.. karena keluarga itu  terlalu baik.. maka mereka juga mendapatkan musuh yang sangaaaaaaat jahat!"

Hoaaam

Gua mulai ngantuk gua mulai ngantuk gua mulai ngantuk

Boleh nggak sih pulang sekarang?

Dia membuat muka serius di bagian akhirnya. Entah kenapa aku merasa lagi belajar bahasa.

"Heeeee... ada yang tidur~? Aku tidak ingin melanjutkannyalah~!"

Akhirnya selesai. Tapi kenapa hawa disini terasa mencekam ya? Huuuu.. apa guru itu menyulut api ke aku lagi?

Aku melihat sekitar dan pemandangan yang ku lihat adalah tatapan tajam mereka. Hiiii serem...

"A-ada apa?"

"Kalo mau tidur jangan disini dong.."

"Tau nggak menghargai guru banget"

"Sono pergi aja.."

Sabar sabar, dosa dosamu akan pindah ke guru itu semua tenang tenang.

Drt

Sensei?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang