VI

12 0 0
                                    

Aku Tidak Mengerti

"Hei hei jangan pasang wajah seperti itu.. mengerikan.."

"Seterah.."

Kami sekarang sedang diperjalanan pulang. Tidak ku sangka, orang yang mengaku bayar kontrakan harus ngutang, dia memiliki mobil mewah. Apa-apaan ini?!

Jujur aku lebih suka naik kereta. Karena hanya sebentar turun dari stasiun jalan sebentar nyampe rumah tadaaaa.. tapi kalau menggunakan kendaraan seperti ini maka harus muter balik jauh. Menyebalkan.

"Mau makan dimana?" Ucapnya masih fokus menyetir. Pandangannya juga masih fokus kepada jalanan. "Dimana saja.. kalau bisa ada mieー" ucapanku dipotong olehnya, hey! Bukankah itu tidak sopan?! "Tidak ada mie untuk minggu ini"

"Cih"

Mobil terus saja melaju hingga aku tidak tahu lagi sekarang didaerah mana. Aku belum pernah kesini.

Mobil terhenti di restoran tidak lebih tepatnya ini kedai kecil pinggir jalan dan untung saja ada lahan parkir yang bisa dimanfaatkan.

"Ayo turun.."

Tanpa ba bi bu aku langsung turun dan segera masuk. Setelah diteliti lagi ini kedai yang menjual makanan jepang.

"Sumimasen.."

"Hoi tuan pembunuh.. sudah lama sekali tidak kemari.."

Oji-san memberikan senyuman yang mengatainya tadi tuan pembunuh. Aku tidak peduli. Tapi anehnya kenapa harus diberi julukan yang jelek sekali? Apa tidak ada yang lebih greget lagi diotaknya?

"aku sekarang sedang sibuk.. dimana Misae-chan?" Dia kini duduk disampingku. Aku yang tidak tahu apa-apa hanya diam. Meja ini memang langsung dekat dengan sang koki. "Dia sedang sakit tapi kau tenang saja.. dia hanya terkana flu.." dan dia hanya berkata 'oh' aku mengabaikan dan beralih melihat menu.

Disini benar-benar hanya menyediakan menu makanan jepang, keren! Bagaimana dia bisa tau tempat ini? Bisa merasakan makan di kedai dan menyediakan menu masakan Jepang membuat mataku berbinar-binar tanpa sadar.

"Anak ini siapa?" Tanya sang koki, mungkin aku harus memanggilnya paman? Tidak wajahnya terlalu muda.  "Dia adikku" katanya penuh percaya diri. "Aku baru tahu kau memiliki adik.." aku baru connect apa yang diucapkannya.

"Woi! lu sampe kapanpun nggak pernah jadi abang gua! Nggak! Nggak sudi! Cih!"

Aku menatap tajam orang disampingku ini dengan tatapan membunuh. Sial! Kenapa aku bisa berurusan dengannya?

"Hahaha.. apa dia anak angkatmu? Sungguh tidak sopan.. padahal tadi dia sangat menggemaskan.."

Entah kenapa bahaya mengancamku. Bulu-buluku berdiri merinding.

"Bukan.. dia anak didikku.."

"Jadi kau sekarang Menerima anak murid? Aku tidak menyangka orang sepertimu dengan mudahnya mengangkat seorang murid.. terakhir kali kau bercerita kau ini mengadopsi anak yang tidak menyebalkan.. hey nak apa kau menjadi korban darinya ini?"

"Humm..  eeeー"

"Aku bekerja sebagai guru disebuah sekolah swasta sekarang.."

Atsmorfir disini menjadi tidak menyenangkan.

"Hahahah.. bagus! Kukira kau akan tetap bekerja seperti dulu.. mari kita rayakan! Ku traktir kalian masakan kesukaan tuan pembunuh ini!"

"Tidak perlu repot-repot.."

Sensei?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang