V

15 1 0
                                    

Kakek

"Alpha"

Mampus kakek gua dateng!

"Alpha!"

"I-iya!"

Haduh kakek dateng beneran. Haduh gimana ini? Haduh.. haduh..

Tarik nafas buang nafas hempaskan, cantik.. cantik.. eh?

"Tuan Haryo biar aku bawakan barangnya.."

Jujur itu bukan suara pembantu di rumah. Rumah sebesar ini memang cukup aneh kalo nggak ada pembantu tapi mau apa dibuat aku merasa tidak nyaman kalau ada orang lain.

Konsenkuensinya rapihin rumah sebesar ini sendirian!

"Tidak usah aku bisa sendiri.."

Aku berjalan mengikuti kakek. Hal yang paling ku benci dari kakekku adalah dia tidak ingin mengakuiku sebagai cucunya. Aku tidak ingin mengingat perkataan kakek dulu. Jika banyak cucu disana bisa memanggil 'ayah' dari ayahnya 'kakek', aku harus menelan itu mentah mentah dan memanggilnya dengan panggilan 'Pak Haryo' atau 'Tuan Haryo' aku serasa jadi pembantu di rumah sendiri kalau dia datang huhuhu

Gah! Aku makin begah!

"Kemana gurumu?" Ucap kakekku sambil duduk di ruang santai dan menyalakan tv. Aku bersyukur tadi tidak sempat menonton echi bisa-bisa tandas pemandangan oppai nanti dari mataku.

"Dia di dapur, biar aku panggil dulu.." Ucapku undur diri.

Sekarang aku harus ke dapur. Tarik nafas buang nafas jaga sikapmu Alpha. Kamisama tolong bantu aku untuk mencekek guru itu, berikan aku kesempatan.

Langkahku tertuju kedapur. Semakin dekat dapur aku dapat mengendus bau mie-chan dengan indahnya. Perutku rasanya sekarang sangat lapar.

"Oji-san kakek gua dateng.. buruan temuin dia dan bersikaplah seperti guru pada umumnya.."

"Astaga.. aku tidak setua itu! Alpha sini dulu!"

"Apaan?!" Aku berkata ketus dengan berusaha tidak teriak. Semenjak berurusan dengannya aku jadi ingin teriak tiap hari di depannya kalo bisa menggunakan toa buat barang obral.

"Makan dulu.. aku tau kau tegang.."

Sabar.. sabar..

"Kalau gua kelamaan disini.. beberapa jam kemudian gua bisa coma nama doang.."

"Yaudah sesuap"

Aku tidak menjawab apa-apa dan langsung pergi kearah tempat kakek berada. Aku tidak bercanda tadi. Kakek bukanlah orang yang suka menunggu, jika dia bisa menunggu lama dengan tenang sepertinya besok dia harus dibawa ketempat spikiater.

"Lama.. waktuku tidak banyak.."ucap kakek yang masih fokus dengan acara berita disana.

"Maafkan aku.. tapi bukannya tuan akan menginap disini?"

"Aku tidak ingin menginap ditempat pembunuh aseksual yang mesum"

Jleb

Alpha cetlong kok.. cetlong..

"Jangan mengatakan hal yang kasar kepada muridku pak Haryo.."

"Hoo.. akhirnya anda datang juga pak Wisam.."

Atsmorfir disini sungguh tegang. Haduh rasanya nggak enak amat. Anak kecil juga tau kalau mereka adu tatapan sengit satu sama lain, entah napa aura yang kulihat sangat mengancam nyawaku disini.

Sensei?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang