Chapter 14 - Her demons, Her fear

2.8K 265 60
                                    

###

Sungjae bangun dengan suasana hati yang bahagia. Malam tadi Sooyoung sudah kembali padanya. Kembali dalam artian tak menolak kehadirannya.

Dia menyiapkan air hangat untuk mandi, makan malam bersama.

Dan mereka tidur bersama. Tidur yang sesungguhnya. Saling berdampingan. Menyesapi presensi masing-masing. Saling berbagi kehangatan. Sooyoung tak menolak di sentuh Sungjae. Bahkan entah apa yang merasukinya. Kini malah gadis itu terlihat sangat clingy. Terus bergelayut manja dan terlelap di lengan Sungjae.

Dia sedikit aneh. Tapi sudahlah toh dia yang merasa senang jika Sooyoung seperti ini.

"Sooyoung ah,,, ayo bangun" Sungjae mengelus rambut hitam Sooyoung, kemudian menepuk pipi Sooyoung pelan.

Gadis itu hanya menggeliat. Tak berniat membuka matanya sama sekali. Dia menggumam tak jelas dan malah merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya sampai leher.


Sungjae tersenyum kecil.


Sungjae juga kini lebih memilih untuk tidur di kamar Sooyoung. Kamarnya dibiarkan kosong begitu saja. Toh apa juga untungnya kalau mereka tidur terpisah.


Mood Sooyoung juga selalu berubah-ubah setiap saat. Seperti kemarin dia menangis bercucuran menonton film Train to Busan saat ada adegan Gong Yoo yang berbicara dengan anak gadisnya untuk terakhir kalinya. Dia tak mengerti kenapa Sooyoung bisa menangis hebat. Padahal baginya itu adegan yang biasa saja.


Dan yang lebih membuatnya kaget adalah pagi ini. Sungjae dan Sooyoung kini tengah sarapan bersama. Seperti biasa mereka makan dalam diam. Saat tiba-tiba Sooyoung bangkit dari duduknya. Berjalan mendekat ke arah Sungjae. Dengan masih menggunakan gaun tidurnya ia melingkarkan lengannya di leher Sungjae. Duduk di pangkuan laki-laki itu.


Sungjae jadi kaku seketika. Ada apa sebenarnya dengan Park Sooyoung.


"Oppaaaa~~~ suapi aku" Sungjae merinding. Bahkan saat ini Sooyoung berbicara menggunakan suara penuh aegyo.

Sungjae yang masih bingung malah menempelkan punggung tangannya diatas dahi Sooyoung.

"Kau sedang tidak sakit kan?" kini Sungjae malah dijadiahi sebuah pukulan manja di bahunya.

Sooyoung melotot. Ia berpura-pura akan mencekik Sungjae.

"Jadi kau tak mau menyuapiku? " dia merajuk.

Sooyoung akan beranjak pergi dari atas pangkuan Sungjae ketika dirasakan perutnya sakit. Sangat sakit. Perutnya serasa diremas dengan kuat.

"Kau kenapa ?" Sungjae yang melihat raut kesakitan Sooyoung khawatir.

Sooyoung mencengkram luar gaun tidurnya. Berusaha mengurangi rasa sakit itu.

"Aku tidak apa-apa, mungkin ini hanya Dismenore." Sooyoung masih berusaha tersenyum menahan sakit yang makin menjadi.

"Apa itu ?" Sungjae dengan bodoh bertanya. Tak menyadari jika Sooyoung masih menahan sakit.

"Itu hanya kram saat menstruasi. Ini akan baikan sebentar lagi. "

Wajah Sooyoung makin pucat. Ia merasa aneh, kenapa ini sakit sekali. Sakitnya terasa berbeda dengan sakit bulanan yang biasa ia rasakan. Keringat dingin mulai keluar dari dahi dan pelipis Sooyoung

Princess Hours √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang