****
Pesta pernikahan Putra Mahkota itu adalah acara private yang tertutup untuk umum. Namun paparazzi yang haus akan berita kehidupan Putra Mahkota selalu saja berusaha masuk mencari cara untuk mendapatkan berita. Terlebih lagi karena kehidupan Putra Mahkota yang dulunya jarang terekspos media. Setelah pemberitaan mengenai pernikahannya tersebar. Semua orang berusaha mengorek informasi segala hal yang berkaitan dengan Putra Mahkota.
Hingga saat ini banyak sekali pengawal istana yang bertugas mengamankan resort keluarga Sooyoung. Berusaha untuk meminimalkan keributan yang mungkin bisa terjadi.
Acara resepsi itu sudah selesai sekitar 2 jam lalu. Jarum jam dipergelangan tangan Sungjae menunjukan waktu pukul 11 malam. Dia masih tidak bisa tidur. Ia berjalan-jalan keluar mencari udara segar. Rasanya masih kurang nyaman berada satu ruangan dengan Park Sooyoung.
Sandal santainya menapaki pasir lembut di depan resort tempat tadi dilakukannya pesta pernikahannya. Dengan langkah ringan dia terus menyusuri bibir pantai hingga retina matanya menangkap siluet tubuh seorang yang sangat dikenalnya. Kim jihye, sedang apa dia duduk sendirian disana.
Masih dengan gaun putih yang tadi dia kenakan saat di pesta, dia duduk sendirian ditepi pantai. Tangannya memegang segelas wine yang hanya tersisa setengahnya lagi. Tanpa sadar Sungjae melangkahkan kakinya mendekat ke arah gadis itu. Jihye yang sudah hafal dengan wangi tubuh Sungjae berbalik. Mata mereka kembali bertemu. Gadis itu menatap sungjae dengan mata polosnya. Sungjae terenyuh. Hatinya kembali bergetar. Dia melihat gadisnya sangat rapuh dan kesepian.
"Sedang apa kau disini? Dan sendirian?" Sungjae mendudukan dirinya disamping Jihye. Yang ditanya hanya tertawa renyah kembali menyesap wine nya.
"Sedang menghitung bintang?" Mata polosnya mengerling nakal. Sungjae tahu bukan itu yang sedang dilakukannya.
"Kau tau kenapa aku memakai gaun putih ini saat kepesta pernikahan mu, oppa?" Jihye menekan kata oppa di ujung kalimatnya.
Sungjae tak menjawab. Dia hanya menatap lamat-lamat wajah cantik itu.
"Karena aku membayangkan akulah yang ada disampingmu. Akulah yang menikah denganmu. Akulah yang menggenggam tanganmu." Jihye mengambil jeda.
"Hahahaha aku lucu kan? Pasti aku terlihat menyedihkan sekali. Dia, istrimu itu pasti sangat kesal karena ada gadis lain yang menggunakan gaun putih di hari pernikahannya" Jihye tertawa memaksakan dirinya sendiri. Sungjae masih diam tak bergeming. Membiarkan gadis ini mengeluarkan semua isi hatinya.
"Padahal aku sendiri yang menolakmu tapi sekarang setelah melihatmu dengan wanita itu. Aku menyesal. Aku tak seharusnya menolakmu jika aku tahu akan sesakit ini rasanya" matanya memandang menerawang kearah langit malam yang gelap. Terdengar isakan-isakan kecil setelahnya. Gadis itu menunduk. Berusaha tertawa namun yang terdengar justru sebuah tangisan yang makin kencang. Bahunya bergetar menangis. Kim Jihye untuk pertama kalinya menangis dihadapan Yook Sungjae.
Sungjae bingung dengan situasinya sekarang. Ia tak tahu harus bagaimana. Dia gadis didepannya itu sudah menolaknya mentah-mentah, namun sebelah hatinya bilang jika dia masih mencintai Jihye. Akhirnya dengan gerakan lambat Sungjae memeluk Jihye yang menangis.
"Oppa maafkan aku. Kembalilah padaku. Aku akan meninggalkan balet jika itu bisa membuatmu kembali padaku." Jihye kembali menangis. Tangisnya semakin hebat, membuat kemeja putih Sungjae basah karenanya.
"Jihye yah,," Hanya itu yang mampu diucapkan Sungjae. Ia mempererat pelukannya. Merapatkan tubuh gadis yang bergetar itu ke dadanya. Tangannya yang bebas mengelus rambut panjang Jihye mencoba memberikan ketenangan.
Tanpa mereka ketahui sebuah kamera paparazzi berhasil menangkap momen kebersamaan sang Putra Mahkota dengan gadis lain yang bukan istrinya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Hours √ TAMAT
Fanfic"Selamat datang di istana Park Sooyoung, calon Putri Mahkotaku" Ratu berucap seraya membentangkan tangannya bersiap memeluk Sooyoung yang terdiam membatu. Ff sungjoy yang terinspirasi dari drama Korea Princess Hours