Chapter 20 - A Twist

2.3K 204 49
                                    


###


Sungjae kini sudah menggendong tubuh Sooyoung kembali ke kamar mereka. Merebahkan tubuh fragile itu di atas matras empuk ranjang mereka. Terus menciumi wajah Sooyoung. Si gadis hanya terkikik geli akibat ulah Sungjae.

"Gantilah dulu, kau terlihat menyedihkan sekali sekarang." Sooyoung mendorong dada Sungjae yang masih betah diatas tubuhnya pelan. Sungjae sedikit merajuk. Ia manyun. Ia masih ingin berdua-duan dengan Sooyoung.

"Bantu aku berganti baju." Sungjae melemparkan ide konyolnya.

Alis Sooyoung bertaut. Matanya memincing. Ia tahu pasti apa yang ada di pikiran Sungjae bukan sekedar ganti baju biasa. Ia pasti akan melakukan hal-hal plus lainnya nanti. Tidak. Ia tidak mau menurutinya. Tidak saat keadaan Sungjae masih seperti ini. Terluka di wajahnya.

"Kau kan sudah besar. Ganti baju sendiri" Sooyoung menggeleng tegas. Menolak ide konyol Sungjae.

"Tapikan ini.. " Sungjae menunjuk wajahnya yang terluka. Ia menggunakan wajah terlukanya sebagai alat. Sooyoung mendecih. Tak percaya jika Sungjae menggunakan lukanya untuk semena-mena memerintahnya.

"Yang terluka itu wajahmu sayang......" Sooyoung menekan pundak Sungjae dengan telunjuknya. "Tapi yang ganti baju itu badanmu" Sooyoung merasa menang sekarang. Sungjae sudah tak bisa mengelak lagi dengan alasan-alasan bodohnya.

Sungjae gelagapan saat tak terasa ia menekan punggung tangannya ke matras. Sedikit terasa ngilu. Sebuah ide cemerlang kembali terlintas di otaknya.

"Park Sooyoung~~ lihat ini" mata Sungjae berbinar saat ia menunjukan punggung tangannya yang sedikit terluka.

Sooyoung merasa kalah. Ia kalah dengan sikap manja Sungjae. Sungjae sudah benar-benar seperti anak umur lima tahun yang sedang rewel-rewelnya jika permintaannya tak dituruti. Sooyoung mendesah frustasi. Ia bangkit dari atas ranjang. Berlalu menuju walk in closet mereka. Mengambil sebuah celana tidur dan sweater berwarna hitam.

Menghampiri Sungjae yang sudah menunggunya di tepi ranjang. Senyumnya terbit. Meski ada beberapa lebam menghias wajahnya tapi tidak sedikitpun mengurangi ketampanan wajah Sungjae. Tangan Sungjae otomatis membentang, siap menerima tubuh Sooyoung kedalam pelukannya.

Dahi Sooyoung mengkerut. Ia tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Sungjae kini.

"Apa?"

"Sini mendekat Park Sooyoung. Kau harus membantu aku melepas baju ini" Sooyoung pasrah. Ia masuk kedalam pelukan Sungjae. Sweater dan celana tidur Sungjae ia letakan di sisi kasur sebelah kiri. Perlahan ia mulai membuka kancing kemeja lengan Sungjae, dan terus melepas kancing kemeja bagian tubuh Sungjae.

Sungjae tak tinggal diam. Tangannya kini sudah menahan pinggang Sooyoung agar tetap dekat dengan tubuhnya. Sooyoung seketika berenti dari aktivitasnya ketika ia melihat dada Sungjae yang bidang dari balik kemeja hitam yang kancingnya sudah lepas separuh itu.

Sungjae mengeluarkan smirk-nya. Ia tahu jika Sooyoung merasa frustasi sekarang. Bisa dilihat bagaimana merahnya pipi Sooyoung kini.

"Kenapa?" Sungjae berusaha mencari tatap mata Sooyoung. Lengannya kini sudah sibuk menggambar lingkaran-lingkaran kecil di punggung Sooyoung.

"Kau suka?" Dengan kurang ajar kini lengan Sungjae membawa jemari kecil Sooyoung ke arah dadanya. Menyentuhkan lengan bergetar itu di sana.

Jujur demi apapun. Badan Sungjae yang kekar dan tegap adalah daya tarik tersendiri bagi Sooyoung. Siapapun bisa melihat bagaimana seorang Yook Sungjae sangat menjaga tubuhnya. Ia terkadang tergoda jika ia secara tak sengaja melihat tubuh Sungjae saat mengganti baju. Biar bagaimanapun ia itu perempuan normal. Perempuan mana yang tak suka melihat tubuh laki-laki yang seksi seperti ini.

Princess Hours √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang