Author's note : jangan pernah berharap apapun saat baca chapter ini . Karena jelas ini gak ada apa-apanya . 😂
Selamat Membaca semuanyaaaaaa~~~ 👼👼
****
Hidup sudah kembali normal untuk Sungjae dan Sooyoung. Mereka kini hidup sebagai orang normal. Dan bisa menyesuaikan diri dengan segera. Melakukan segala sesuatu hanya berdua. Tanpa dibantu oleh dayang atau pengawal.
Sooyoung yang kembali mengajar di Taman kanak-kanak, dan Sungjae yang kembali ke perusahaan keluarga milik mendiang ibunya. Semua dijalani dengan normal. Mereka bersyukur setidaknya apa yang mereka lakukan kini jauh dari kata tekanan.
Karena jujur, hidup di istana sungguh membuat mereka jadi frustasi karena berbagai tuntutan yang ada. Mau bagaimana lagi itulah garis takdir yang harus mereka jalankan.
"Kau lelah ?" Sungjae bertanya dibalik bahu Sooyoung. Ia kini tengah memeluk tubuh telanjang Sooyoung dari belakang. Bermain-main dengan kulit pucatnya yang terekspos.
Sooyoung menggeleng pelan. Mencubit hidung Sungjae singkat, dan kembali membawa fokusnya ke handphone putih yang ada di lengannya. Sooyoung sibuk membuka galeri fotonya. Ia kini tengah membuka foto dari anak muridnya. Mereka semua sangat lucu dan menggemaskan. Tanpa sadar Sooyoung terkikik sendiri. Apalagi kini saat dia melihat foto Sooyeon dan Soojung. Dua gadis kembar berusia lima tahun yang belajar di kelasnya.
"Mereka lucu ya?" Sooyoung menunjukan gambar Sooyeon dan Soojung pada Sungjae. Sungjae hanya manggut-manggut tanda setuju. Matanya dari tadi terpejam, dan kini terpaksa dibuka. Mengintip sedikit dari pundak Sooyoung.
"Jika aku bisa punya anak lagi, aku ingin punya anak kembar. Pasti menyenangkan" Setelahnya Sooyoung tersenyum getir. Kenapa kata-kata yang keluar dari mulutnya barusan terasa sangat pahit. Ia jadi blank. Memorinya selalu memutar otomatis ke masa dimana ia kehilangan calon bayi mereka.
Rasanya masih sangat sakit.
Sungjae paham dengan situasi ini. Segera ia merebut hp Sooyoung. Mematikan dan menyimpannya di atas nakas. Merengkuh tubuh Sooyoung dan membawa wajahnya untuk berhadapan bersamanya.
"Kita akan punya anak sebanyak yang kau mau" Sungjae memegang kedua pipi Sooyoung. Memaksanya melihat kearah matanya. "Lupakan hal itu. Kita akan memulainya lagi semua dari awal" kemudian Sungjae membawa wajahnya mendekat. Memberikan ciuman hangat di atas kening Sooyoung. Menyalurkan perasaan betapa ia mencintai gadis ini.
Sooyoung memejamkan matanya. Ia mendesah. Sungjae benar. Tak seharusnya ia mengingat terus masa pahit itu. Ia harus bisa move on kedepan. Ia tak ingin terus terjebak dalam kisah masa lalu. Ia dan sungjae sudah berubah. Mereka sudah terlahir kembali menjadi orang yang lebih baik.
Sooyoung mengangguk. Ia mengalungkan lengannya di leher Sungjae. Memandang sama ke arahnya. Dan mulai membuka dirinya lagi. Dia mencium bibir Sungjae pelan.
Melumatnya kecil. Sungjae tersenyum diantara ciuman mereka. Menyadari bagaimana gadis ini berubah dengan sangat cepat. "Kau jadi pandai sekali menggodaku sekarang"
Sungjae menghilangkan selimut pembatas yang menghalangi tubuh telanjang Sooyoung. Mengelus perutnya yang rata.
"Karena aku mencintaimu" Sooyoung berbicara di bawah nafas panas Sungjae. Ia semakin mendekatkan tubuhnya maju dan menempel dengan Sungjae erat. Seakan ada magnet yang dipasang di tubuh Sungjae. Membuatnya tak kuasa menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Hours √ TAMAT
Fanfic"Selamat datang di istana Park Sooyoung, calon Putri Mahkotaku" Ratu berucap seraya membentangkan tangannya bersiap memeluk Sooyoung yang terdiam membatu. Ff sungjoy yang terinspirasi dari drama Korea Princess Hours