PART 11

135K 2K 18
                                    

Brakk

Aku membanting pintu kamar. Tak peduli jika Om Gavin mendengarnya, memangnya kenapa? Toh sepertinya ia sudah tidak mempedulikanku lagi. Bukankah selama ini memang selalu seperti itu? Ia perhatian sebentar, lalu mengacuhkanku dan begitu seterusnya.

Mengapa kau begitu bodoh Cean? Aku merutuki diri sendiri.
Ia bahkan mengambil satu-satunya mahkota milikku namun aku malah menyayanginya. Om harusnya menjagaku, menjadi orang tua bagiku tapi yang terjadi justru sebaliknya. Om Gavin telah menodaiku.

Tok tok tok

"Ce, Om mau bicara sebentar" terdengar suaranya dari luar pintu.

Aku lalu menghapus air mataku dan membukakan pintu.

Shit! Wanita itu ada bersamanya.

"Sore ini juga, Om harus pergi ke Singapore. Ada masalah dengan perusahaan Om disana, mungkin Om akan lama berada di Singapore. Maaf baru memberitahumu sekarang. See u Cean" ia mengecup keningku dan langsung pergi meninggalkanku --tanpa membiarkanku bicara sepatah katapun.

"Bye honey, take care!"
Cih. Buat apa wanita itu sok peduli denganku?

apalagi ini? Sekarang ia justru pergi jauh. Jauh meninggalkanku disaat rasa dihatiku mulai tumbuh.

Malam itu aku memutuskan tidur lebih awal.

Gavin pov
Aku menangkap kesedihan dimata Cean saat tadi berpamitan dengannya. Maafkan Pamanmu ini, aku terpaksa menutupi sesuatu darinya. Aku sebenarnya tak ingin meninggalkan Cean, namun aku tak ingin semakin menodainya. Cean pasti sebal melihat Syabil, aku yakin ia pasti menduga Syabil adalah kekasihku. Arghh...

"Mas, kok ngelamun aja?" Syabil membuyarkan lamunanku.

"memangnya kenapa?" jawabku singkat. Aku sebenarnya tidak ingin diganggu sekarang.

Syabil menampakkan wajah manyunnya.

"Pakai seat beltmu Syabil. Sebentar lagi pesawat take off"

***
Jam menunjukkan pukul 06:30

Cean pov
"telat nih sialan!"

Aku langsung mandi secepat kilat dan berlari menuruni anak tangga tanpa sempat sarapan.
namun sesampainya di depan rumah, aku tidak melihat Pak Joko.

"Ih Pak Joko ga tau Cean udah telat apa?" Gerutuku kesal.

Aku akhirnya memutuskan untuk naik angkutan umum. Akupun segera berlari menuju luar perumahan agar bisa naik angkutan umum darisana.
Tapi setelah setengah jalan berlari, kepalaku terasa pusing. Pandanganku kabur, aku tidak tahu apa yang terjadi karena sekelilingku gelap..

***

Dimana ini? Saat aku membuka mata, yang kulihat adalah kamar dengan warna dominan biru donker. Pasti kamar lelaki, batinku.
Dan tubuhku diselimuti selimut berwarna abu-abu.

Namun aku lebih terkejut saat mendapati diriku telah berganti baju. Aku memakai kaus kebesaran.

"Aaaaaah!!!" Aku berteriak histeris.

Ceklek..

Pintu kamar itu terbuka. Muncul seorang laki-laki --sepertinya seumuranku. Ia tinggi. Wajahnya tampan.

"Eh? Sudah sadar?" Tanyanya

"Lo siapa?! Lo siapa? Jawab gue!!" Aku turun dari kasur dan reflek berjalan mundur saat ia berjalan mendekatiku.

"Mendingan itu--"

"Jangan deketin gue! Pergi! Gue ga ada urusan sama Lo" aku semakin histeris.

"Lo bisa ga sih dengerin gue sebentar?!" Laki-laki itu membentakku.

"Itu Lo ga malu pake CD doang?"

"Apa Lo bilang...." terlambat! Aku terlambat menyadarinya. Ternyata saat ini aku tidak mengenakan rok sekolah, aku hanya mengenakan celana dalam. Sepertinya Ia melepasnya saat aku pingsan. Aku benar-benar malu. Aku menarik kaus yang kupakai agar menutupi kakiku, namun gagal.

"Daritadi juga gue udah liat" ia melangkah santai ke arahku dan tersenyum mesum.

"L-lo si-apa sebenarnya? Kenapa gue pake baju ini? Mana seragam gue? Siapa yang gantiin gue baju?" Suaraku semakin pelan. Aku menunduk malu.

"Lo tadi pingsan. Gue lagi jogging terus liat Lo. Daripada ga ada yang nolongin, gue bawa pulang deh" santai sekali ia menatap pahaku! Sialan!

"Terus baju gue?" Tanyaku sambil mrngangkat bahu.

"Nah, Lo pingsan di genangan air. Seragam Lo basah semua. Lo mau masuk angin?"

"Engg-enggak" aku semakin tertunduk.

"Yaudah! Gausah protes kalo gue gantiin baju"

"Ta-tapi--"

belum selesai perkataanku, ia telah lebih dulu menarikku ke ranjang. Lalu mendudukkanku dan menyelimuti kakiku.

"Nih makan dulu. Jangan pingsan lagi, ngerepotin Lo" ia mengambil bubur di nakas dan mulai menyuapiku.
akupun langsung menyantapnya. Ternyata sudah sejak kemarin sore aku tidak makan. Pantas saja.

"Lo siapa?" Tanyaku saat sudah selesai makan.

"A-pa?"
Mengapa ia gugup? Padahal aku hanya menanyakan namanya?

"Gue tanya, nama Lo siapa?"

"Aufar."

"Oh.. anyway thanks ya, Aufar. Lo tadi udah nolongin gue bahkan sampe nyuapin gue ya walapun Lo ga perlu sampe ngelepas baju gue juga sih" aku menatap sebal pada laki-laki bernama Aufar ini. Huh.

"Sama-sama. Bentar gue ambil dulu rok Lo, tadi gue jemur" ia berlalu menuju keluar kamar.

***
Aufar pov

"Cean sekarang ada di rumah saya bos"

"....."

"A-anu bos tadi dia pingsan. Saya tolongin dia"

"....."

"Engg-engga bos, saya mana berani"

"....."

"Baik bos. Pokoknya so far so good"

aku mematikan sambungan teleponku dan bergegas mengambil rok milik Cean.

"Ini roknya." Cean menerimanya dan... shit! ia memakai rok persis di depanku. Aku bahkan melihat jelas paha dan pantatnya... Pantas saja si bos menyukainya, lekuk tubuhnya sungguh menggoda.

"Gue mau pulang" suaranya membuyarkan imajinasiku yang mulai tak terarah.

"Ayo, gue anter Lo"

Tak perlu waktu lama untuk mengantar Cean,karena rumah kami masih dalam satu perumahan --hanya beda blok.

Cean pov
Aufar mengantarkanku pulang. Kukira ia hanya akan mengantarku, lalu pergi. Namun dugaanku salah.

"Lo langsungan aja gapapa" aku bingung menatapnya yang mengikutiku hingga depan pintu utama.

"Malem ini gue tidur disini"

What?! Aku tak mengerti maksud perkataan Aufar barusan, ia dengan santainya melangkahkan kaki menaiki tangga dan menuju kamarku.

Aku langsung menyusulnya dengan setengah berlari.

"Lo ga-gabisa gitu! Apa maksud Lo, Lo tidur disini? Heh denger ya, cuma karena Lo barusan nolongin gue bukan berarti Lo bisa seenaknya sendiri! Lagian kan ki--"

Cup

Sebuah kecupan mendarat di bibirku. Ia menciumku!

230 votes + comments baru next yaash
Readersnya udah lumayan tapi votesnya dikit kan sedi:(

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang