[18+]
Oceana Alyssa, gadis 16 tahun yang 'terpaksa' tinggal hanya berdua dengan Omnya yang masih single, Gavin Lottario karena sebuah keadaan.
Namun seiring berjalannya waktu Gavin tertarik pada Oceana, keponakannya sendiri. Hingga akhirnya Gavin me...
Aku terbangun saat merasakan ada sesuatu di dadaku. Saat aku membuka mata, ternyata itu adalah tangan Aufar. Ya, lelaki yang semalam baru saja menyalurkan nafsu birahinya pada sahabatku itu kini memelukku dengan erat. Ia kira aku guling huh?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku baru saja memindahkan tangannya dan hendak memindahkan tubuhnya namun tangannya terah meraih lengan kiriku dengan cepat.
"Lo udah bangun?" Tanya Aufar. "Hm" Aku hanya menjawab seadanya. Entahlah. Aku masih terbayang adegan di dapur semalam. "Temen lo udah pulang tadi malem. Dia mau pamit tapi lo udah tidur aja" Ucap Aufar menjelaskan. Melihat aku yang hendak beranjak dari kasur, ia kembali menahanku. "Lo mau kemana sih? Ini kan weekend, sekolah lo bukannya libur?" "Mau mandi" Jawabku singkat.
Aufar kemudian memperbaiki posisi tidurnya. Kini ia menyandarkan tubuhnya di kasur.
"Sini dulu. Gue mau ngobrol sama lo. Kita belum sempat kenalan" Aku menatapnya sebentar. Aufar lagi kenapa sih? Tanyaku dalam hati. Namun akhirnya aku menurutinya, aku duduk di sebelah Aufar.
Aufar POV
Setelah 'permainan' yang melelahkan bersama Sarah tadi malam, aku sempat berbincang-bincang dengannya. Sarah menceritakan bahwa Cean adalah teman sebangkunya sejak hari pertama Masa Orientasi Siswa di SMA. Berdasarkan cerita Sarah, aku dapat menyimpulkan bahwa Cean belum memiliki pacar. Berkat Sarah juga aku jadi tau mengenai background keluarga Cean. Ya, Cean tinggal bersama Om Gavin, orang yang menyuruhku untuk menjaganya selama ia berada di Singapore. Cean tinggal bersamanya karena kedua orangtua Cean dipenjara setelah ditipu oleh rekan bisnisnya. Tentu saja aku tidak tau mengenai fakta tersebut karena Om Gavin hanya menyuruhku untuk menjaganya. Entahlah, sejak mendengar cerita Sarah aku jadi penasaran padanya. Maka pagi ini aku memutuskan untuk berkenalan lebih dekat dengan Cean.
"Jadi lo tinggal disini sendiri?" Tanyaku pura-pura tidak tau. "Ngga. Sama Om Gavin" "Emangnya orangtua lo kemana?" Aku menyanyakan hal yang aku sudah tau jawabannya. "Hmm.. ada. Tapi mereka ngga tinggal disini" Jawab Cean. Terlihat sekali ia tidak menyukai topik pembicaraan ini. "Kenalin, nama gue Aufar Raditya. Gue udah lulus SMA, sekarang gue ikut kerja sama orang, tapi freelance" Ucapku sambil menyulurkan tangan pada Cean. "Hmm nama gue Oceana Alyssa, lo tau lah gue masih SMA" Jawab Cean sambil menjabat tanganku.
Daritadi aku memperhatikan gerak-gerik Cean yang aneh, tidak seperti biasanya. Ia terlihat kikuk sendiri. Akupun memutuskan untuk bertanya.
"Lo kenapa dah daritadi kaya orang bingung?" "E-eh? Ngga kok, biasa aja" Jawabnya salah tingkah sambil memalingkan pandangannya. Terlihat sekali ada yang ditutupinya. "Hmm sebenernya gue semalem liat lo sama Sarah, di meja dapur" "Oh hahaha iya kah? Maaf ya, abis ga tahan banget. Temen lo mantep" Tak lama setelah aku menjawab, Cean menimpukku dengan bantal. "Dasar mesum!" "Lo kok marah sih? Cemburu ya?" Godaku. "Amit-amit, siapa bilang gue cemburu hah?" Cean masih berusaha menimpukku dengan dengan bantal, namun kali ini aku berhasil menangkap kedua tangannya, kemudian menindihnya di kasur. Sekarang posisiku tepat diatas Cean, memegang kedua tangannya.
Cean POV
"Lepasin tangan gue!" Teriakku pada Aufar yang masih memegangi kedua tanganku. "Gue bakal lepasin kalo lo ngaku cemburu liat gue sama Sarah tadi malem" Entahlah. Aku tidak tau perasaan macam apa ini. Aku tidak cemburu, aku hanya semacam kecewa padanya. Aku kira Aufar hanya melakukan itu padaku-- walaupun aku dan Aufar tidak sampai berhubungan badan. Tapi tetap saja aku tidak akan mengakuinya, aku tidak mau membuatnya menjadi GR.
"Ngga Far, gue ga cemburu. Ok now can you please move your body?" Jawabku berusaha menutupi yang sebenarnya. "Gue tau lo cemburu, Ce. Oke karena lo ga mau ngaku gue bakal paksa lo" Aufar tersenyum jahat. Ia kemudian memegang kedua tanganku dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kananya mulai menarik celana pendekku. "Aufar! Lo ngapain sih? Berhenti ga?!" Aku mulai panik saat Aufar berhasil melepas celana pendekku. "Sampai lo belum ngaku, gue bakal telanjangin lo" Ia tidak memedulikan teriakanku. Sekarang tangannya telah berhasil membuka kancing piyamaku. Kini aku hanya memakai celana dalam dan piyama yang kancingnya telah terbuka, ah, dan karena kebiasaanku tidur tidak memakai bra, kini Aufar dapat melihat payudaraku dengan jelas.
Aufar terlihat puas. Ia menatap tubuhku. Tidak tahan dengan tatapan mesumnya, aku akhirnya mengakui. "Oke gue ngaku gue cemburu liat lo sama Sarah. Sekarang please banget lo lepasin tangan gue" "Hahaha, see? Bener kan lo cemburu? Oke, gue ga bakal have sex sama Sarah lagi, tapi lo harus jadi gantinya Sarah. Gimana?" Aufar kembali tersenyum nakal. Shit. Tawaran macam apa ini? "O-oke" Aku mengiyakan tawaran Aufar.
Sepersekian detik setelah aku mengiyakan tawaran tersebut, Aufar langsung beraksi. Ia kemudian melepaskan tanganku dan mulai mencium bibirku. Aku dapat merasakan ciumannya yang makin lama makin 'liar'. Ciuman itu lama-lama semakin turun ke leher, dada, hingga akhirnya berada di payudaraku. "Mmhmm Far ahh" Aku tidak bisa menahan desahku saat ia mengulum puncak payudaraku. Namun saat baru saja Aufar mulai mengarah ke bagian bawah tubuhku, tiba-tiba handphonenya berbunyi. "Shit! Kenapasih telpon jam segini?!" Aufar terlihat kesal saat ia melihat nama di layar handphonenya. "Siapa yang telpon Far?" Aku bertanya namun ia tidak menjawab. Aufar pergi keluar dari kamarku dan meninggalkanku ditengah kenikmatan yang ia berikan.
Ngeselin banget sih! Nanggung tau ga! Umpatku dalam hati. Lagian kenapa tiap ada yang menelponnya ia selalu saja menghindar?
*** 400 votes baru update lagi ya guys! Any suggestions are welcome😉