PART 12

145K 2.7K 125
                                    

Maaf yaah baru update, aku ga nyangka bakal secepet ini votesnya jadi banyaak:"""") thanks yang udah nunggu💜


"Ma-maksud Lo ap-apaan nyium gue hah?!" Aku berteriak kesal padanya.

"Malem ini gue tidur disini. Di kamar Lo. Sama Lo. Berdua. Kalo Lo ga bolehin, gue cium lagi" ia mencengkram kedua pundakku.

"Jangan macem-macem Lo ya! Iy-iyaudah boleh deh" aku memalingkan wajah dari laki-laki sialan itu. Cuih

"Boleh apa?"

"Boleh tidur disini" aku menjawab pasrah.

"Mandi sana. Gue ogah tidur sama cewe bau"

Ih siapa juga yang suruh Lo tidur sama gue?!

Aku memanyunkan bibirku dan berlalu menuju kamar mandi.

*30 menit kemudian*

"Lama amat mandinya?" Ia bertanya sambil menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Gak kok." Menyebalkan sekali tamu tak diundang ini?!

"Mending sekarang Lo bikinin gue makan, udah laper"

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue?" Aku menjawab perintahnya sambil berjalan menuju cermin dan mengeringkan rambutku.

Tiba-tiba ia telah berada di belakangku. Ia mengunci kedua tanganku ke belakang.

"Denger ya, kalo Lo ga nurut sama gue, gue perkosa Lo" tangan kanannya masih memegang erat kedua tanganku, namun tangan kirinya beralih ke payudara kiriku dan meremasnya!

"Lepasin gue!" Aku meronta namun tenaganya jelas lebih kuat dariku.

Aufar melepaskan tangannya dan membiarkanku berlari menuju pintu kamar. Tapi sebelum aku berhasil keluar, ia memanggilku.

"Cean"

"Apalagi?" Jawabku kesal.

"Toket Lo boleh juga"

The fuck? Mengapa laki-laki bernama Aufar yang baru kukenal ini seenaknya sendiri? Aaaarghhh

***

Aku memasak Chicken Kung Pao untuk makan malam kami berdua. Aku sebenarnya sangat suka memasak, namun sejak pindah kemari jarang sekali aku menyentuh dapur. Om Gavin selalu membeli makan diluar.

Saat sedang asyik memasak, tiba-tiba aku merasakan sebuah pelukan.

"Lama banget beb masaknya?" Aufar memelukku dan menempelkan kepalanya di leherku.

Ya,  Aufar si kurang ajar lah yang memelukku.

"Far, Lo apa banget sih? Dan sejak kapan Lo boleh manggil gue beb?" aku berusaha melepaskan pelukannya.

"Abis Lo lama masaknya. Suka-suka Gue dong mau manggil Lo apa"

Aufar melepaskan pelukannya dan duduk di meja makan.

Aku membawakan masakanku ke meja dan mengambilnya untuk Aufar.

"Selamat makan Cean"

***

Makan sudah. Mencuci piring juga sudah. Kini saatnya tidur, yeay!

Aku melangkahkan kakiku ke kamar. Dan aku mendapati Aufar telah berbaring di ranjangku.
Karena lelah, akupun berbaring disampingnya. Tubuh kami saling memunggungi.
Namun, yang kutakutkan terjadi.

Ia mulai menggerakan tangannya. Awalnya ia memelukku --aku pura-pura tidur. Namun lama kelamaan ia menyentuh payudaraku!

"Far please, dont do that!" Ucapku setengah berteriak.

"Lo gapake BH yah kalo tidur?" Ia kembali meremas payudaraku. Namun kini tangannya telah berada di dalam kausku dan ia dengan leluasa memilin payudaraku lalu menariknya.

"Mmmhh Far jangan dong"

"Jangan tapi Lo demen kan?"

Ia tertawa.

"Far ini ga lucu!"

Aku membentaknya dan menarik paksa tangannya dari dalam kausku.

"Gue mau tidur jangan ganggu Gue!"

Ia hanya diam. Menatapku.

Akhirnya ia berhenti menyentuhku.
Akupun tertidur.

***

Pukul 05:00

Aku terbangun sepagi ini. Kulihat Aufar masih terbaring di ranjangny.
Ah sesungguhnya ia sangat tampan. Dan lucu. Hihi aku selalu suka melihat laki-laki sedang tidur. Tapi aku buru-buru menghilangkan pikiran itu, aku segera mandi lalu turun untuk membuat sarapan.

Pagi ini aku memasak mashed potato with chicken katsu. Salah satu makanan favoritku.

"Pagi beb hoaaam" Aufar entah sejak kapan ia telah berada di belakangku. Lagi-lagi ia memelukku saat aku sedang memasak.

Aku hanya diam. Malas menanggapinya.

"Ah masih ngantuk" ucapnya sambil mengucek mata.

Aku membalik badan sehingga posisi kami berhadapan dan aku bisa melihat wajah tampannya. Gosh, he is so damn handsome.

"Pagi Far" aku tersenyum.

Kemudian aku meletakkan masakan yang kubuat dan mempersilahkannya makan.

Aufar selesai makan lebih dulu. Ia langsung mandi.

"Gue anter ya Lo" ia menarik tanganku menuju mobil.

Setelah sampai di sekolah, saat aku hendak membuka pintu

"Ga ada makasihnya Lo ya udah gue anter" ucap Aufar

Benar juga. Aku belum berterimakasih padanya.

"Hmm makasih ya Lo udah nganter gue." Aku tersenyum singkat lalu berniat segera membuka pintu mobil namun Aufar mencengkeram lenganku.

"Bukan gitu caranya bilang makasih sama Gue" ia menatapku lekat-lekat dan mendekatkan wajahnya.

"A-apa?"

Ia mengusap bibirku lembut lalu menariknya sedikit.

"Gue mau ini" Aufar tersenyum nakal --tapi ku akui saat ini ia terlihat sangat sangat tampan dan menggemaskan.

Aku mendekatkan wajahku dan menciumnya sambil memegang kedua pipinya. Setelah itu aku langsung buru-buru membuka pintu mobil dan berlari masuk kedalam sekolah.

Sesampainya di kelas

"Kenapa Lo pagi-pagi udah keringetan gitu? Habis 'main'?" Sarah langsung to the point.

"E-eh? Enggalah! Emangnya Lo pagi-pagi udah 'main' aja" aku meletakkan tasku di bangku yang biasanya.

Pelajaran berlangsung cepat. Aku dan Sarah berpisah di gerbang. Ternyata Aufar telah menjemputku. Ia mengenakan kacamata hitam, flanel berwarna biru donker --yang tidak dikancingkan, kaus warna krem dan jins biru. Seperti biasa, ia terlihat tampan.

Aku menghampiri Aufar lalu tersenyum dan memasuki mobil.

"Gimana sekolahnya?" Tanyanya sambil tetap memperhatikan jalan.

"Biasa aja" jawabku singkat.

"Makan dulu ya, laper Gue"

Asik, makan siang bersama Aufar!

Kami sampai di sebuah rumah makan yang menyediakan masakan Jepang. Setelah memesan, kami menunggu.

Tiba-tiba handphone Aufar berbunyi. Ia terlihat kaget setelah melihat layar handphonenya. Lalu buru-buru pergi menjauh.

Siapa yang menelpon?

Jadiii aku beneran ga nyangka ternyata votesnya nambah cepet banget diluar dugaan:"") makasii yaa guys but aku lagi sibuk aku mungkin baru bisa update akhir minggu depan dan kalo udah 550++ votesnya
Kalo ada saran cerita selanjutnya, boleh lho ditulis di comment hehe tbh aku masi bingung gimana nyelesaiinnya ni cerita

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang