Bab 8

509 33 0
                                    

Jalanan lengang saat Callisandra mengendarai mobil menuju kantor. Setelah sebelumnya mengantar Alain ke Apartement pria itu. Untuk kesekian kalinya, Callisandra melirik jemarinya yang memegangi stir. Jari manisnya sekarang memakai cincin pertunangan. Sebuah cincin berlian yang sangat indah.

Callisandra merenungkan pertemuannya dengan Alain dari malam pertemuan pertama mereka yang berakibat cedera di kakinya. Lalu pertemuan tadi, semakin dipikirkan semakin membingungkan. Tapi untuk apa ia memikirkan sikap Alain yang berubah seratus delapan puluh derajat saat ini ? Pada akhirnya ia akan tetap mencampakan Alain dan mengakhiri pertunangan mereka.

Mereka tidak saling mengenal cukup lama. Walapun pertunangan mereka nyaris seumur hidup. Tapi, Callisandra menyadari bahwa mereka tidak akan cocok. Callisandra teringat oleh ucapan Jade. Tentang sebuah pernikahan. Bahwa Pernikahan bukanlah sebuah perjanjian bisnis.

Callisandra hanya ingin menyenangkan kedua orang tuanya. Apapun yang diperintahkan kedua orang tuanya selalu dipatuhi oleh Callisandra tanpa memikirkan perasaannya sendiri. Ia selalu menjadi anak yang patuh. Tapi sekarang ia menyadari bahwa ia memiliki jalannya sendiri. Jalan kehidupannya sendiri. Ia sudah menjadi wanita dewasa yang bisa memutuskan baik buruknya menjalani kehidupan oleh dirinya sendiri.

Callisandra memutuskan dalam hati, bahwa ia ingin menentukan jalannya sendiri tanpa kedua orang tua yang selalu mengatur jalan hidupnya. Hal yang pertama harus ia lakukan adalah mencari tempat tinggal sendiri. Ia akan meminta tolong Jade untuk mencarikan apartement sewaan. Ia akan hidup mandiri.

Di rumah pun ia selalu sendiri. Kedua orang tuanya menghabiskan waktu lebih banyak di luar dari pada berkumpul dengan satu sama lain dalam satu ruangan. Callisandra hampir tidak ingat mereka bertiga menghabiskan waktu lebih dari satu jam di rumah.

Callisandra menghentikan mobilnya di depan gedung perusahaan Green. Seorang petugas valet langsung menghampiri dan meraih kunci yang disodorkan Callisandra. Gadis itu mengucapkan terima kasih bersiap melangkah memasuki gedung ketika dari sudut matanya ia melihat seorang wanita memakai dress merah berjalan menghampiri Callisandra.

Ada keperluan apa wanita itu datang kemari ? Callisandra sebetulnya ingin berpura - pura tidak melihat dan langsung masuk ke dalam gedung akan tetapi Emma Williams sudah berjarak tiga meter di hadapannya.

" Callisandra, lama tidak berjumpa. " Emma menyapa seraya mengibaskan rambut pirangnya yang dibuat bergelombang hasil salon. Memperlihatkan anting - anting berlian. Mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Callisandra.

" Ya, lama tidak jumpa. " Callisandra menjabat tangan Emma yang terulur. " Ada keperluan apa kamu datang kemari ? Apakah kau ingin menemui ayahku ? " Callisandra bertanya. Tidak biasanya Emma Williams berkeliaran di sekitar jalan ini. Gadis itu bukan tipe wanita yang berlalu lalang di komplek perkantoran. Gadis itu lebih sering keluar masuk butik.

" Aku ingin menemuimu. "

Ha ?

" Apakah benar, Alain ada di Amerika ?"

Kenapa wanita ini menanyakan Alain ?

" Ya, Alain ada disini. " Callisandra terpaksa menjawab.

" Bagus, aku ingin menemuinya. "

Apa ?

" Kau jangan salah paham. Aku ingin bertemu dengannya karena ada satu bisnis___" Emma berhenti ditengah penjelasan karena Callisandra memberi isyarat mengangkat satu tangan agar wanita itu berhenti bicara. Callisandra tidak perduli dengan urusan mereka berdua. Begitulah yang Callisandra tekankan dalam pikirannya. Walaupun dalam lubuk hatinya yang terdalam. Gadis itu merasa terganggu ada wanita lain ingin bertemu dengan tunangannya. Namun ditepiskan dalam pikiran.

Seal Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang