Jade bersandar di dinding dapur. Tubuhnya masih basah dengan air laut. Rambutnya masih sedikit lembab karena sudah dikeringkan dengan handuk putih yang sekarang tersampir di sebelah bahunya yang bidang. Celana pendeknya masih basah dan meneteskan air yang menggenang di lantai. Pria itu baru saja kembali dari pantai setelah menghabiskan satu jam berenang dan menyadari bahwa Calli tidak akan bergabung dengannya hari ini. Pria itu akhirnya kembali ke villa dan meninggalkan keempat temannya yang masih bersenang - senang di pantai.
Jade memperhatikan sepupunya yang sedang duduk sendirian di depan meja bar. Calli menundukan kepala memelototi layar laptop. Jari - jarinya dengan lincah mengetik sesuatu yang Jade duga adalah laporan-terkutuk-perusahaan Green. Kenapa gadis itu tidak bisa menjauhkan diri dari pekerjaan barang semenitpun ?
Pria itu tahu kenapa Calli berubah kembali ke mode -gila-kerjanya. Gadis itu sedang murung dan memilih menyibukan diri dengan bekerja. Kenalan baru Calli bernama Alejandro sudah terbang ke meksiko tadi siang.
Jade memang bodoh karena mengusulkan ide gila kepada Calli untuk berkencan dengan seseorang selama berlibur disini. Pria itu menyadari bahwa Calli sepertinya memiliki ketertarikan yang lebih kepada Alejandro. Kemarin gadis itu sangat ceria ketika kembali ke villa setelah menghabiskan seharian tur kilat bersama Alejandro. Jade bahkan menyaksikan mereka berciuman di taman setelah mengantar Calli kembali ke Villa.
Jade menghampiri Calli. Sejak tadi gadis itu tidak menyadari kehadirannya karena gadis itu duduk membelakangi pintu. Ia harus memutar otak untuk meningkatkan semangat sepupunya.
Ini baru hari ke empat mereka berlibur dan Calli sepertinya sudah berencana untuk pulang.Calli menjerit karena terkejut ketika Jade melemparkan handuk basah menutupi kepalanya dan menghalangi pandangan. Calli menarik handuk itu dari kepalanya. Menggulung handuk tersebut menjadi bulatan besar dan melemparnya kembali ke pemiliknya. Handuk itu menbentur dada telanjang Jade. Pria itu menangkapnya sebelum handuk tersebut jatuh ke lantai. Calli cemberut ke arah sepupunya yang sedang tertawa.
" Jade, jangan ganggu aku." Calli memperingatkan. Jade yang sangat usil menundukan kepala memandang wajah Calli dengan mimik wajah yang konyol. Posisi itu membuat Calli tidak bisa melihat layar monitor tapi malah melihat mimik wajah Jade yang semakin konyol. Sambil tertawa Calli mendorong wajah Jade ke atas dengan lengan bawahnya. Pria itu menghela napas ketika sepupunya mulai mengetik kembali. Tidak tergoyahkan.
Jade duduk disamping gadis itu. Keusilannya masih berlanjut. Jade dengan santai menggeleng - gelengkan kepalanya. Membuat rambut tembaganya yang masih setengah kering menyipratkan butiran kecil air ke samping kepala Calli. Gadis itu mendelik dan mengetukkan pulpen ke kening pria itu cukup keras. Jade mengusap keningnya pura - pura mengaduh.
Gadis itu akhirnya menyerah untuk melanjutkan pekerjaan. Jade pasti akan terus menggangunya jika ia nekat melanjutkan laporan yang baru setengah dikerjakannya itu. Memutar kursi bar tinggi yang ia duduki sehingga Calli duduk menghadap Jade.
" Mana yang lainnya ? " Calli menolehkan kepala ke arah ruang tengah yang kosong dan menyadari hanya Jade yang kembali ke Villa.
" Mereka masih di pantai. " jawab Jade singkat. Pria itu berdiri dan berjalan menghampiri lemari es yang berada di sudut dapur, membuka dan mengecek isinya.
" Apakah kau sudah makan ? " tanya Jade tanpa menoleh masih memperhatikan isi lemari es. Pria itu mengeluarkan beberapa bahan makanan dan meletakannya di atas bar. Berjongkok untuk di depan laci dan mengeluarkan peralatan memasak dari sana.
"Aku belum lapar. " Calli menjawab, menutup layar laptop dan menggeser kesamping. Merapikan alat tulisan yang berserakan dan mengumpulkan lembaran - lembran kertas menjadi satu. Setelah rapi, meletakannya di atas laptop. Jade harus menahan diri untuk tidak memutar mata oleh jawaban sepupunya. Gadis itu selalu kekurangan makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seal Of Love
RomanceHal yang wajar jika keluarga pebisnis menjodohkan anak - anaknya dengan keluarga pebisnis lainnya untuk mengembangkan kerajaan bisnis mereka. Begitu pula dengan keluarga Green dan keluarga Raymond. Callisandra Green, putri tunggal keluarga Green sud...