Jin menunggu dengan gusar di bandara. Pesawat yang membawanya ke Jepang akan berangkat sekitar 2 jam lagi dan Jung-Kook belum juga tiba. Kemana dia sebenarnya?. Ia beberapa kali memeriksa jam tangannya. Berapa lama lagi ia harus menunggu?.
"JIN HYUNG~!." Teriak Jung-Kook sambil melambaikan tangan ke arahnya. Jin balas melambaikan tangan dan Jung-Kook berlari kecil menuju tempat Jin berdiri.
"Kau ini lama sekali." Gerutu Jin. "Aku hampir saja berangkat. Jika bukan karena kau yang memaksa, aku takkan mau melakukan ini."
Jung-Kook hanya menunjukkan deretan giginya yang tertata rapi. Dengan senyum lebarnya ia menepuk bahu kakaknya dengan gembira.
"Aku tahu itu." Jung-Kook mengelurakan sebuah amplop berwarna coklat dari dalam tas yang ia bawa.
Jung-Kook menatap tas itu dengan bimbang sampai akhirnya ia mantap memberikan amplop yang di bawanya pada Jin.
"Ini. Ambillah. Ini hidupku." katanya.
Jin ragu untuk menerima amplop itu. Ia melihat Jung-Kook dan amplop secara bergantian.
"Kau yakin dengan keputusanmu?. Semua ini bukan hal yang mudah. Sekali kau melakukannya maka kau takkan bisa kembali." Katanya.
Jung-Kook tersenyum mencibir. "Bukankah kata-kata itu harusnya kau tunjukkan pada dirimu sendiri?." Jung-Kook sekali lagi menatap amplop di tangannya dengan berat. "Sekali kau melihatnya, kau akan jatuh cinta padanya. Setelah kau jatuh cinta padanya, kau takkan pernah mau melepaskannya. Begitulah yang akan terjadi."
Kembali Jung-Kook menyodorkan amplop yang di pegangnya pada Jin.
Jin menatap amplop itu seakan menimbang sebuah keputusan di kepalanya. Beberapa detik kemudian, ia menerima amplop dari tangan Jung-Kook dan memasukkannya ke dalam saku bagian dalam coat yang ia kenakan.
"Baiklah. Aku terima ini. Dan aku akan menjaganya baik-baik." Jung-Kook mengangguk dengan senyum kecil. "Tapi ijinkan aku bertanya satu hal padamu."
"Sebuah pertanyaan?. Apa itu?." Balas Jung-Kook.
"Kenapa kau memintaku melakukannya?. Kenapa bukan orang lain?."
Hening sejenak. Jung-Kook pun terdiam mematung manatap Jin yang tengah menunggu jawabannya. Ia yakin ia telah melakukan hal yang benar. Dia tidak boleh egois. Ini adalah yang terbaik.
"Karena aku mencintainya. Karena aku percaya padamu. Dan... karena aku yakin ini adalah jalan yang terbaik." Jung-Kook menunduk. Menghela napas.
"Mencintainya bukan berarti harus memilikinya. Mengirimkannya seseorang yang akan menjaganya dengan baik adalah salah satu wujud perasaan itu bukan. Jadi aku ingin melakukannya. Dan aku yakin kau adalah orang yang tepat, Hyung~."
Jin mencerna kata demi kata yang terlontar dari bibir Jung-Kook. Sungguh ia tidak menyangka adiknya memiliki perasaan sedalam itu kepada seorang wanita. Demi adiknya ia akan melakukan apapun. Adik tersayangnya sudah bertahan sejauh ini hanya demi gadis itu. Merelakan hidupnya juga perasaannya. Dan Jin tidak bisa membuat adiknya kecewa.
"Aku mengerti. Aku akan melakukan yang terbaik." Jin berjanji. "Aku akan segera pergi. Sampai jumpa, adikku. Jaga dirimu baik-baik."
"Ingatlah, namanya Hong Myung-Hee. Dan kau pasti akan jatuh cinta padanya."
Jin tersenyum kemudian mengusap bahu adiknya dan berjalan sambil menyeret kopernya meninggalkan sisi Jung-Kook.
"HATI-HATI, HYUNG~. INGAT!! KAU AKAN JATUH CINTA PADANYA!." Jung-Kook melambai pada Jin yang balas melambai padanya sebelum masuk ke ruang tunggu.
End
Note : Mohon kritik dan sarannya ya... ^_^.. terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Melody [End]
FanfictionCinta pertama sering kali tidak berakhir bahagia. Perasaan pada cinta pertama juga sering kali menghilang setelah bertemu dengan cinta yang baru. Tapi, Kenangan cinta pertama takkan hilang begitu saja. Ada kalanya kau akan mengenangnya bahkan mencar...