Prolog

98 13 0
                                    

Athannus, 100 tahun SM

Wanita itu memegang busur dan siap berperang.

Kotanya hancur lebur. Kota yang dulu ia jaga.

"Adhelic, kau mau kemana. Jangan bilang kau mau berperang!" kata Oktaz.

Oktaz merupakan adik perempuan Aaron.

"Aku harus" kata Adhelic.

"Kekuatan spiritualmu? Dan jika kau terluka Aaron pasti-"

"Aku tahu, kekuatan spiritualku merupakan satu - satunya kekuatan yang diincar oleh para iblis maupun manusia yang berhati iblis di dunia ini" kata Adhelic.

Oktaz hanya bisa terdiam melihat Adhelic yang pergi dengan busurnya untuk perang.

*****

"Bagaimana Aaron? Kau tak bisa mengalahkan kakakmu sendiri? kekuatanmu sangatlah hebat" kata Heme.

"Berisik" jawab Aaron.

Wush..

Sabetan pedang Heme hampir mengenai Aaron.

"Hah, mulut besar kau! Pedangmu meleset!" kata Aaron.

Heme kesal dan menikam Aaron namun...

Dep

Anak panah berhasil melumpuhkannya.

"Adhelic...." kata Aaron.

"Dasar kau gadis sialan!" teriak Heme.
Lalu,  Adhelic memanahnya dan mengenai Heme.

Aaron langsung mengeluarkan pedangnya.

"menyerahlah!" geram Aaron.

"Ha...ha...ha...Bodoh!" tawa Heme.

Salah satu iblis keluar dari persembunyiannya dan....

Wush...

Dep...

Darah bercucuran dimana - mana.

"ADHELIC!!!!" teriak Aaron.

Namun, iblis itu kembali menikam Adhelic berkali - kali.

Aaron langsung pergi menuju Adhelic. Namun dihadang oleh goresan kuku iblis.

"Menyingkirlah kalian!!!" geram Aaron.

"Aa...ro..n" kata Adhelic lesu dan lemas.

"Menyedihkan...itulah kenapa kau sangat lemah Aaron, kau membawa manusia spiritual itu ke tempat para Legionn. Entah kenapa, roh itu memilih dia untuk kekuatan sebesar itu" kata Heme dengan nada meledek.
"Diamlah.... DIAMLAH HEME!!" marah Aaron.

Aaron mengeluarkan pedang lalu...

Dess....

Aaron berhasil menikam Heme.

"Kali ini, aku biarkan kau membunuhku. Tapi, ingatlah aku akan hidup lagi dan memusnahkan kalian semua!!   Ch... Kemurnian hati... Hanyalah membuat seseorang menjadi lemah!!" kata Heme, akhirnya tewas dan lenyap bersama kegelapan.

"Adhelic...." tangis Aaron sambil memangku Adhelic yang hampir sekarat.

Oktaz pun menyesal, harusnya ia tak membiarkan Adhelic pergi.

"Aaron....jangan menangis...maaf membuat wajahmu kotor" kata Adhelic sambil menghapus air mata Aaron, meskipun tangannya kesakitan dan berdarah.

"Adhelic..." kata Aaron dan Oktaz bersamaan.

Spirit : The Soul and The PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang