Kenyataan

19 3 0
                                    

"Kau!!! Adhelic, kau bisa memilih untuk mati sekarang!!!" kata Heme sambil mengarahkan tangannya ke Naleia.

"Aku bukan Adhelic!!!" kata Leia.

Lalu Heme kembali mengeluarkan serangan terdasyatnya dan mengenai Naleia dan Nayara.

"LEIA!!!!! YARA!!!!!" teriak Ethan.

"KYAAAAA"

Lalu serangan dasyat Heme berhasil membuat Ethan bungkam.

Pas sekali, mengenai Leia dan Yara. Banyak asap yang menutupi mereka.

"Uhuk...uhuk" batuk Leia.

Leia membuka matanya dan...

"NAYARA!!!!!!"

Liontin yang Nayara pakai langsung ia pakaikan ke Leia sebelum Heme menyerang mereka, dan ia memeluk Naleia.

Terlihat darah Nayara bercucuran dimana - mana.

"Yara?? Apa yang kau lakukan???"

"Aku hanya melindungi adikku" kata Yara lalu jatuh.

"YARA!!!"

Tangis Leia pun pecah.

Kepala Ethan kembali mengingat sesuatu.

Ethan P. O. V

Kepalaku memaksaku untuk mengingat sesuatu, kulihat sebuah bayangan.

Adhelic....tidak....Naleia ditikam Heme????

Tapi kapan? Aku tidak tahu?

Sampai aku sadar bahwa Yara dibunuh oleh Heme.

Aku langsung memcabut pedangku dan menikam Heme.

Tapi sialnya, ia sudah pergi sebelum aku menyerangnya.

"PENGECUT!!!" teriakku.

Kulihat Naleia menangis, aku mengingatnya, tangis yang sama seperti aku kehilangan ayah dulu.

Tapi...saat itulah aku terakhir kali menangis. Ya...sudah 7 tahun aku tidak menangis.

********

Authors P. O. V

Hari itu, saat pemakaman Nayara terjadi.

Ethan sungguh menyesal, kalau ia bisa lebih cepat mengalahkan Heme pasti ia bisa menyelamatkan Nayara.

Ethan masih memandangi Naleia disebelahnya. Wajahnya di penuhi air mata.

Bahkan Oktaz hadir dalam upacara pemakaman itu.

Hujan rintik - rintik turun.

Bahkan Ellen, Lyss dan Yuniqua juga hadir.

Tangis Irish pecah, Lucas hanya bisa memandangi jasad putri sulungnya yang telah pergi.

Setelah upacara pemakaman selesai.

Ethan meninggalkan Naleia yang masih diam mematung di depan makam kakaknya, tapi ia berbalik menatapi Naleia.

Naleia memutar balikkan otaknya, ia ingat saat masih kecil ia selalu bermain dengan kakaknya.

"Yara!!! Aku mau es krimnya bagi - bagi kalau punya makanan jangan pelit!!" gerutu Leia yang saat itu giginya masih ompong.

"Iya...iya" Yara mengangguk.

Ya...Leia masih mengingat momen itu. Tapi apa daya sekarang? Ia gadis yang sudah besar di dunia yang besar ini.

Spirit : The Soul and The PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang