Athannus

18 3 0
                                    

Naleia"

"Ya"

"Aku ingin bicara tentang-"

"Stuart kan?" kata Leia tersenyum iseng.

"Ada apa denganku?" kata Stuart tiba - tiba muncul.

"Stuart?!?!?" kata Leia dan Yuniqua bersamaan dengan kaget.

"Kenapa kalian kaget" tanya Stuart.

"Tidak...." kata Leia.

********

Pagi itu, Leia berjalan sendirian di taman kampus, entah mengapa ia ingin datang pagi - pagi buta.

Padahal itu baru jam setengah tujuh pagi, padahal hari ini masuk jam 9.

Naleia melihat sesosok bayangan.

"Ethan....."

Ya....sudah 4 hari sejak kematian Nayara ia tidak bertemu Ethan.

Ethan langsung menoleh dengan tatapan dingin.

Ethan hanya berjalan ke arah Naleia, lalu terdiam sebentar.

"Aku tahu ini menyakiti hatimu, 4 hari tak bertemu atau bicara, tapi aku harus melakukan ini, maafkan aku tapi aku berharap aku tak bertemu kau lagi" kata Ethan lalu berjalan.

"Kenapa...." desis Naleia.

"Jika ini berawal dari kecelakaan kenapa kau mengubahnya jadi pengobatan, dan jika ini berawal dari kegilaan kenapa kau mengubahnya jadi kewarasan?" kata Leia.

"Karena kau bagian dari diriku" kata Ethan lalu menjauh.

*********

Sepulang dari Kampus....

"Naleia....." kata seseorang.

Naleia menoleh, "Bibi Oktaz"

"Naleia besok kau tidak kemana - mana kan?"

Naleia mengangguk.

"Baiklah besok aku akan menjemputmu jam 8 pagi" kata Oktaz.
"Hah?!?!?"

Naleia berhenti di sebuah taman kota yang ada air mancur. Ia meratapi dirinya.

"Kenapa ini semua harus terjadi padaku, semua berjalan normal sebelum aku ada disini, kenapa???" gumam Leia, yang tanpa ia sadari ia meneteskan air mata.

Sret...

Seseorang telah menghapus air mata Naleia.

"Ethan???"

"Semua itu terjadi karena kau bertemu denganku, aku tahu aku ini datang seperti bola penghancur. Aku mengahancurkan kehidupan seseorang yang sama sekali tak bersalah" kata Ethan lalu pergi.

********

Naleia masih tertidur di kamarnya.

"Naleia...bangun....sudah jam 8 kurang 10 menit" kata Irish.

Entah kenapa, biasanya Naleia akan bangun sendiri.

"APAAA?????"

Leia langsung merapihkan dirinya ia lupa bahwa Oktaz ingin berkunjung.

Ting....tong...

"Permisi Mrs. Veenendaal"

"Oh, Mrs. Oktaz silahkan masuk"

Spirit : The Soul and The PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang