Team Organizaton XIC Ability (TOXICA), yang beranggotakan 6 orang Member Pelindung JKT48 di masing-masing Team.
*Boss T : Pemimpin Organisasi sekaligus pendiri organisasi ini bagian dari Team J, Keahlian/Senjata = Pengguna Kartu.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk Shania Junianatha kapan lanjut?, langsung di jawab Author, masih di tulis belum selesai, oke sip, jadi yang ini dulu Shania Gracia , semoga suka cerita lucu dan menegangkannya ^^
New Best Couple Season 1 Misi Awal Pencarian Shania Gracia Part 25
Gracia dan Okta kembali berjalan menyusuri pinggiran jalan yang lurus untuk kembali ke kedai es krim tempat Lidya dan Yona menunggu.
"Ta, es krim segitu banyaknya kamu makan satu hari sekali loh ya? jangan terus-terusan" Gracia memperingatkannya.
"Iya Gre, satu hari satu es krim nanti Ota makannya"
"Emangnya ada rasa apa aja Ta? coba sebutin?" tanya Gracia karena penasaran.
Okta pun membuka kantong plastiknya dan menyebutkan ke tujuh es krim di dalam kantong plastiknya, dari mulai rasa strawberry, vanilla, coklat, pisang, blueberry, jeruk, dan terakhir durian.
Saat Okta sedang menyebutkan rasa-rasa es krim yang dimilikinya, botol minum ungu Gracia terjatuh ke tanah, Okta pun berjalan lebih dulu sambil berbicara sendiri.
Gracia memungut kembali botol minum ungu kesayangannya, lalu mengejar Okta, tetapi sesuatu seperti kain halus membekap mulut Gracia.
Gracia pun pingsan seketika akibat aroma sapu tangan yang membuatnya pusing.
.
.
.
"Ada jeruk, terus durian juga ada loh Gre, kamu suka yang mana Gre?" tanya Okta lalu menengok ke samping, tapi tak di dapati Gracia di sampingnya, sedetik kemudian Okta menengok kebelakang.
"Gre?" Okta pun bingung karena di belakang juga tak di dapati keberadaan Gracia, ia menghilang secara tiba-tiba.
Okta kembali berjalan kebelakang dan menemukan sebuah botol minum ungu kesayangan Gracia tergeletak di tanah, kemudian Okta mengambilnya.
Di depan mata Okta tidak ada seorang pun di sekitarnya, hanya keheningan malam yang menghiasi, bagaikan angin malam yang berhembus dengan cepat dan melenyapkan Gracia secara tiba-tiba.
Okta pun hanya berdiri mematung sendirian melihat sepinya jalanan yang ia susuri sebelumnya dengan Gracia.
Okta mendekap botol minum ungu kesayangan Gracia di dadanya, "Gre, kamu dimana?" lirih Okta memanggil nama sahabat tercintanya.
