16:Apakah Cinta Tidak Harus Memiliki?

48 16 37
                                    

Selamat membaca📖

Maaf typo bertebaran


"Hal yang tersulit di dalam persahabatan yaitu bagaimana caranya bersikap biasa saja di depan dia, sedangkan hati ini mempunyai perasaan yang lebih."

"Kak Ufal!"

"Oy?"

"Nih, gue bawa nasi goreng. Pasti lo belum sarapan kan, kak?"

Ufal mengelus puncak rambut Kirana lembut dan tersenyum, "Tau aja."

Kirana menjadi semakin gugup, namun dia pintar menyembunyikan rasa gugupnya.
Kini Kirana dan Ufal berada di lapangan basket. Semenjak kejadian kemarin, Ufal pun menjadi menghindar dari Deli. Dia tidak ingin bertemu Deli, saat ini hatinya sangat tidak siap jika harus melihat Deli bersama Arya.

Ufal dan Kirana sedang duduk di pinggir lapangan basket. Mereka bercengkrama sambil bercanda. Setiap bersama Kirana hatinya lupa akan rasa sakitnya terhadap Deli. Ufal sempat berpikir mungkin dia nyaman saat bersama Kirana.

"Hatchimm..." Ufal dan Kirana pun menoleh ke belakang saat mendengar sebuah suara bersin.

"Deli?"

Deli berada di belakang mereka sedang berdiri. Hidungnya memerah dan matanya terlihat sayu.

"Del, lo sakit?" Ufal berdiri dan menghampiri Deli.

Deli hanya diam dan menundukan kepalanya. Kirana yang melihat itu juga berdiri di hadapan Deli, namun dia hanya diam. Tetapi hatinya terasa sakit ketika melihat Ufal begitu peduli kepada Deli, walaupun hati Ufal saat ini sangat sakit.

"Del, lo gapapa?" tiba-tiba Arya berdiri di samping Deli.

Deli menoleh dan menatap Arya dengan senyum simpul di wajahnya. Dan Arya pun membalas senyum Deli.

"Del, gue anter ke UKS ya?" tanya Arya sambil menggenggam jemari Deli. Ufal yang melihat itu hanya terdiam dan pandangannya kosong menatap ke arah Deli.

"Gue aja yang bawa Deli ke UKS," celetuk Ufal datar. Sontak membuat Arya, Deli dan Kirana menoleh ke arahnya.

"Tap-"

"Gue sahabatnya, Deli." Ucap Ufal dingin.

Arya pun mengangguk dan melepaskan genggamannya. Sebenarnya Arya tidak rela jika harus Ufal yang membawa Deli ke uks, namun Ufal itu adalah sahabat Deli dan dia tidak bisa melarangnya.

"Yuk, Del!" ajak Ufal sambil memapah Deli. Kirana pun mengikuti Ufal dan Deli dari belakang karena dia adalah salah satu anggota PMR. Sedangkan Arya hanya diam dan memandang nanar Deli. Lalu Arya memutuskan untuk berjalan ke kelas.

***

"Sini kak, biar gue bantu!" ucap Kirana yang di angguki Ufal.

Deli duduk di tepi ranjang UKS. Dia merasa bersalah karena sudah mengingkar janji kepada Ufal kemarin.

"Badannya panas banget," Kirana menyentuh kening Deli. "Lebih baik lo istirahat aja ya kak di sini?!" lanjut Kirana lalu memberi segelas air putih kepada Deli.

"Kak Ufal, gue ke kelas duluan ya." Pamit Kirana.

"Iya, makasih ya, Kir." Ufal tersenyum.

Kirana pun keluar dari ruang di UKS. Senyum yang dia berikan untuk Ufal maupun Deli adalah senyum kesedihannya. Sebenarnya hatinya sangat sakit, namun dia mencoba untuk menepis semua itu dan perasaannya.

Setelah Kirana keluar dari ruang UKS, Deli dan Ufal hanya diam. Tidak ada yang angkat bicara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Lo mau gue anter pulang?" tanya Ufal yang akhirnya angkat bicara setelah melihat wajah Deli yang pucat.

Inginku (Bukan Hanya Jadi Temanmu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang