14: Sahabat jadi cinta

220 45 151
                                    

Selamat membaca📖

Maaf typo bertebaran

"Apa kalian pernah mengalami friendzone? Bagaimana rasanya? Friendzone adalah suatu perasaan yang lebih terhadap sahabat sendiri. Percayalah, keadaan Friendzone lebih rumit ketimbang mencintai seseorang dalam diam yang bukan sahabat"

~~Inginku~~


"Deli!"

"Ufal? Rajin banget jam segini lagi olahraga," Deli tersenyum manis.

Saat ini Deli dan Ufal berada di lapangan Basket sekolah. Ufal memanggil Deli, ketika melihat Deli sedang berjalan sendirian di koridor sekolah.

"Fal, lo ada jadwal atau acara gak nanti habis pulang sekolah?"

"Enggak kok, Del. Emang kenapa?" Ufal mengerutkan keningnya.

"Gue mau ngomong sama lo," Deli tersenyum kikuk.

"Hahaha... lo bilang gitu, kayak baru kenal aja sama gue." Tawa Ufal mencairkan suasana yang terlihat canggung.

"Eng-enggak gue takut lo ada jadwal atau acara aja." Elak Deli meringis pelan.

"Oh, oke. Dimana lo mau ngomong sama gue? Di hati lo ya? Boleh banget kok, Del!" goda Ufal sambil mengerlingkan matanya.

"Ihh apaan sih, Fal! Di taman komplek aja Fal, jam 14.30," ucap Deli tenang sambil terkekeh pelan.

"Siip deh. Gue tunggu lo di situ." Ufal mengangkat ibu jarinya ke depan wajah Deli.

"Pagi Del, ke kelas bareng yuk!" sapa dan ajak Arya tiba-tiba sambil tersenyum manis.

Reflek Deli terkejut, sedangkan Ufal hanya tersenyum kecut melihatnya.

"Eh ada lo, nyet. Pagi, Fal," sapa Arya ramah.

"Pagi juga, Ya." jawab Ufal ramah.

"Hemm... Fal, gue ke kelas duluan ya" pamit Deli yang di angguki oleh Ufal.

"Eh tunggu Del, gue juga mau ke kelas. Duluan ya, Fal." Pamit Arya yang juga di angguki oleh Ufal.

Tiba-tiba Ufal melihat Arya yang menggenggam tangan Deli erat. Sakit, itu kata yang kini mewakili perasaannya. Selama Ufal menjadi sahabatnya, dia tidak pernah sekalipun menggenggam tangan Deli, kecuali dulu saat mereka masih kecil. Namun saat Ufal dan Deli beranjak remaja, mereka tidak pernah saling berpegangan tangan.

Seandainya lo tahu bahwa gue itu sangat-sangat tulus menyayangi lo. Tapi sayang, lo gak pernah menyadari itu.

Ufal pun melanjutkan bermain Basketnya dengan kasar. Emosi dan rasa cemburu yang kini menguasai dirinya. Setiap bola yang dia lemparkan tidak ada satu pun yang masuk ke dalam ring. Karena dirinya benar-benar tidak bisa fokus dalam keadaan emosi saat ini.

"Gue tau lo cemburu," ucap seseorang yang berada di belakang Ufal. Sontak Ufal menghentikan permainannya yang bisa di bilang sangat kasar itu.

"Gue tau lo suka sama dia. Tapi lo terlalu munafik, Fal!"

Inginku (Bukan Hanya Jadi Temanmu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang